Mohon tunggu...
Andi Ramadhan
Andi Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis lepas di Kompasiana

Datang berlindung waktu susah dan senang. Tumpang berlindung waktu susah dan senang.

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film Reclaim (2014): Perdagangan Manusia

13 Oktober 2023   02:10 Diperbarui: 13 Oktober 2023   02:14 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Reclaim (2014). Sumber: Tribunnews.com

"Reclaim" yang dirilis pada tahun 2014 menawarkan ketegangan dan adegan-adegan yang dapat mempertahankan perhatian penonton, namun tak luput dari beberapa kekurangan. 

Film yang disutradarai oleh Alan White ini menggabungkan drama keluarga dengan thriller kejahatan, menyajikan cerita tentang sepasang suami istri Amerika yang berusaha mengadopsi seorang anak dari luar negeri, tetapi kemudian terjerumus ke dalam sebuah skema penculikan yang rumit.

Dari segi cerita, "Reclaim" berusaha menggali tema adopsi dan eksploitasi anak dengan latar belakang negara-negara berkembang.

Cerita dimulai dengan Steven (diperankan oleh Ryan Phillippe) dan Shannon (Rachelle Lefevre) yang tulus ingin memberikan kasih sayang kepada anak yang diadopsi. 

Namun, kebahagiaan mereka cepat berubah menjadi mimpi buruk saat anak yang mereka adopsi menghilang. Dengan bantuan pihak berwajib yang kurang kooperatif dan menghadapi beberapa individu yang mencurigakan, pasangan ini berusaha menemukan putri mereka sebelum terlambat.

John Cusack, yang berperan sebagai Benjamin, menghadirkan karakter antagonis yang kompleks. 

Dengan permainan aktornya yang kuat, Cusack berhasil menampilkan gambaran penjahat yang licik namun memiliki kedalaman emosi. 

Hal ini memastikan bahwa Benjamin tidak hanya menjadi tokoh jahat satu dimensi tetapi memiliki latar belakang dan motivasi yang mempengaruhi tindakannya.

Namun, meskipun "Reclaim" memiliki premis yang menarik dan beberapa pemeran yang memberikan penampilan yang kuat, film ini terkadang terhambat oleh beberapa pilihan penceritaan yang kurang konsisten. 

Ada beberapa plot hole dan kejadian yang terlalu dipaksakan demi kemajuan cerita, sehingga mengurangi kepercayaan penonton terhadap realisme dari situasi yang dihadapi oleh karakter-karakternya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun