Baru beberapa pekan lalu saya tertarik untuk menulis tentang perundungan di sekolah-sekolah di Indonesia. Jika dalam tulisan tersebut menekankan perundungan yang dilakukan antara peserta didik, terbaru yang terjadi justru dilakukan oleh oknum guru di salah satu sekolah di Lamongan, Jawa Timur. Kasus semacam seringkali berulang.
Perundungan, atau yang sering disebut sebagai bullying, adalah perilaku yang merendahkan, merugikan, atau mengintimidasi seseorang secara terus-menerus.Â
Salah satu tempat yang seharusnya aman dari perundungan adalah lingkungan pendidikan, namun, ironisnya, guru pun bisa menjadi pelaku perundungan terhadap peserta didiknya.
Melansir Kompas.id, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bahkan sampai turun tangan, yaitu dengan  merekomendasikan Kepala Dinas Pendidikan setempat untuk segera membentuk tim penanganan kekerasan, menindaklanjuti kasus dugaan pemotongan paksa rambut belasan peserta didik oleh guru di sebuah sekolah menengah pertama negeri di daerah itu.
Alasannya, pemotongan paksa rambut 19 siswi SMP negeri di Lamongan ini  karena berjilbab tanpa dalaman kerudung. Di sekolah negeri, jilbab sendiri seharusnya tidak diwajibkan.
Direktur Eksekutif Maarif Institute Abd Rohim Ghazali menyampaikan, "Bagi siswi yang berjilbab pun tidak ada keharusan caranya bagaimana dan modelnya harus seperti apa.Â
Karena itu, hukuman terhadap 19 siswi tersebut merupakan pelanggaran serius. Pelakunya harus diberi sanksi agar tidak melakukan perbuatan sama dan agar menjadi pelajaran penting bagi guru-guru yang lain," tuturnya.
Dampak Perundungan Bagi Siswa
Contoh-contoh perundungan yang dilakukan oleh guru meliputi mengkritik siswa secara berlebihan di depan kelas, mengejek siswa karena kemampuan akademisnya, atau bahkan memberikan hukuman fisik yang tidak pantas. Perundungan yang dilakukan oleh guru dapat memiliki dampak serius pada siswa, meliputi:
- Gangguan mental
Siswa yang menjadi korban perundungan oleh guru dapat mengalami depresi, kecemasan, dan stres berkepanjangan. - Penghambatan pembelajaran
Perundungan oleh guru dapat menghambat kemampuan siswa untuk fokus dan belajar dengan baik. - Penurunan kepercayaan diri
Siswa yang sering menjadi korban perundungan oleh guru mungkin merasa rendah diri dan kehilangan kepercayaan pada diri sendiri. - Ketidaknyamanan sekolah
Siswa yang mengalami perundungan oleh guru bisa merasa tidak aman dan tidak nyaman di lingkungan sekolah.
Upaya Penanggulangan Perundungan oleh Guru
Untuk mengatasi perundungan yang dilakukan oleh guru, langkah-langkah berikut mungkin dapat diambil:
- Pelatihan Guru
Guru harus menerima pelatihan tentang etika mengajar dan cara berinteraksi dengan siswa secara positif. - Kebijakan Sekolah yang Ketat
Sekolah harus memiliki kebijakan anti-perundungan yang jelas dan menegaskan sanksi yang akan diberikan kepada guru yang terbukti melakukan perundungan. - Keterlibatan Orang Tua
Orang tua harus diajak berpartisipasi dalam mengatasi masalah perundungan dan memberikan dukungan kepada anak-anak mereka. - Konseling Siswa
Siswa yang menjadi korban perundungan oleh guru perlu mendapatkan dukungan konseling untuk mengatasi dampak emosionalnya. - Pendekatan Restoratif
Menggunakan pendekatan restoratif untuk mengatasi konflik dan memulihkan hubungan antara guru dan siswa yang terkena dampak.
Perundungan oleh guru adalah masalah yang serius dalam dunia pendidikan, dengan dampak negatif yang signifikan pada siswa yang menjadi korban. Upaya perlu dilakukan secara serius oleh sekolah dan komunitas pendidikan untuk mencegah dan mengatasi perundungan yang dilakukan oleh guru.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!