Mohon tunggu...
Andi Ramadhan
Andi Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis lepas di Kompasiana

Datang berlindung waktu susah dan senang. Tumpang berlindung waktu susah dan senang.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Indonesia Sehat 2010: Masih di Awangan

27 Desember 2009   17:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:45 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sungguh mulia apa yang ada dibenak para petinggi kesehatan dinegeri ini ketika mencetuskan "Indonesia Sehat 2010". Dari data yang Saya peroleh, visi departemen kesehatan ini dicetuskan sejak 1999, dideklarasikan oleh presiden ketika itu.

Departemen kesehatan dalam situsnya menjelaskan bahwa harapan dalam Indonesia sehat 2010 adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Sedangan prilaku masyarakat yang diharapkan adalah bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi, maupun non-ekonomi. Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksudkan disini adalah pelayanan kesehatan yang memuaskan pemakai jasa pelayanan serta yang diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika pelayanan profesi. Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan prilaku sehat serta meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut diatas, derajat kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal.

Seperti biasa, harapan tinggal harapan. Segala yang direncanakan tidak jelas adanya, sudahkah dijalankan atau belum. Namun melihat kondisi beberapa tahun silam seperti terjadinya kasus gizi buruk, penyakit menular seperti DBD dan malaria yang masih menghantui Papua dan daerah lain, konsumsi rokok yang terus meningkat, kasus Prita, serta ketidakmampuan sebagian dinas kebersihan dan masyarakat menjaga lingkungan semakin mementahkan 'harapan' ini. Tentunya masih banyak contoh lain.

Sosialisasi kepada masyarakat-pun tak pernah dijumpai, hanya orang-orang yang tertarik saja mungkin yang tau. Saya, misalnya :) Padahal sejak 2005 silam, mantan wakil presiden Yusuf Kalla sudah mengingatkan bahwa 'harapan' ini tidak akan tercapai tanpa dilibatkannya masyarakat dalam menjaga kesehatan dan lingkungan. Jika masyarakat dilibatkan dalam menjaga kesehatan dan lingkungan, kata Kalla, jumlah kasus-kasus kesehatan yang dialami masyarakat saat ini, seperti AIDS, kematian bayi dan ibu, dapat diturunkan. Tak hanya masyarakat, swasta hendaknya juga dilibatkan. Pemerintah tidak akan bisa bila jalan sendiri. Walau bisa, mungkin akan terseok untuk mengurus sekitar 206 juta warga negeri ini.

Agaknya 'harapan' ini masih akan terus diawangan bila pemerintah melalui dinas kesehatan tidak segera bertindak. Akan lebih baik bila suatu visi kedepan, apapun itu, dikoordinasikan dengan berbagai pihak yang mungkin terlibat didalamnya. Dalam visi ini, misalnya, dinas kesehatan bisa malakukan koodinasi dengan dinas kebersihan, pemerintah daerah, swasta, ataupun tokoh berpengaruh guna mengajak masyarakat menjalankan hidup sehat. Tulisan ini juga menjadi pengingat bagi penulis, bahwa sehat itu penting!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun