*Draft ini baru saja saya temukan di balik file-file yang tidak tersusun rapi. Tersimpan dan terlupakan. Semoga isinya bisa memberi inspirasi. Dituliskan sama persis seperti di blog pribadi saya www.ardhanareshwari.com
Malam ini malam ke 29 Ramadhan, tapi di masjid tempat biasa tarawih -Alhamdulillah- sudah khatam Al-Quran.
Menjelang berakhirnya witir, Imam kami tak kuasa menahan tangisnya. Sebuah kemenangan telah diraih, berhasil menamatkan 30 juz selama Ramadhan kali ini.
Saya, yang imannya tipis ini, yang tarawihnya masih bolong-bolong, yang itikafnya nol, yang bangun sahurnya cuma untuk makan, dll dll, ternyata dapat ikut terharu. Dalam hati saya bertanya, bagaimana dengan mereka yang iman dan cintanya tebal dan hanya untuk Allah swt?
Satu penyesalan menyesak di benak saya, kenapa saya tak pandai bahasa Arab? Kenapa saya tak berusaha lebih keras untuk mempelajari bahasa Al Quran ini.
Bunda, bagaimana Bunda akan mengajarkan anak-anak Bunda kelak, untuk mencintai Allah dan Rasulnya, sementara Bunda tidak memahami arti dan maksud dari tulisan kalam Ilahi?? Al-Quran itu langsung dari Allah swt. Allah berbicara kepada kita, makhluknya, ya melalui Al-Quran. Bagaimana Bunda mau memahami apa maksud Allah kalau Bunda tak paham apa yang Allah coba katakan???
Dulu tahun 2007 pernah berniat untuk belajar bahasa Arab, ternyata waktu terbang, melesat, dan sekarang sudah 2010.
Kapan lagi Bunda akan memulai kalau tidak sekarang?
Bismillahirrahmanirrahim...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H