Mohon tunggu...
Erna Febru Aries
Erna Febru Aries Mohon Tunggu... -

Berbuat lebih baik untuk kemaslahatan sebanyak-banyak umat.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Bentuk Stimulasi yg Membuat Anak Cerdas

30 Mei 2012   01:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:37 3346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_179738" align="aligncenter" width="1187" caption="smg"][/caption]

Stimulasi yang tepat untuk anakdi masa tumbuh kembangnya dapat di lakukan setiap hari. Berbagai kegiatan yang dilakukan sehari-hari dalam mengurus dan merawat anak dapat menjadi sarana untuk memberikan beraneka jenis stimulasi untuk memicu perkembangan otaknya. Stimulasi yang diberikan akan diterima oleh panca indera dan selanjutnya akan disampaikan ke otak. Bagi otak maupun panca indera anak yang belum mencapai tingkat perkembangan yang optimal, stimulasi tersebut merupakan pelajaran baru. Hal ini akan memicu otak belajar, menganalisa, memahami dan memberikan respon yang tepat terhadap stimulasi tersebut. Kegiatan stimulasi meliputi berbagai kegiatan untuk merangsang perkembangan anak seperti melatih gerakan, bicara, berpikir, mandiri serta bergaul. Stimulasi dapat dilakukan oleh orang tua atau keluarga lainnya. Tujuan stimulasi yaitu membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal. Berikan stimulus mengikuti 8 kecerdasan. Seorang ahli riset dari Amerika, Prof. Howard Gardener, mengembangkan model kecerdasan “multiple intelligence” yang artinya bermacam-macam kecerdasan. Menurut beliau, setiap orang memilki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda. Yang di maksud kecerdasan menurut Gardener adalah suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat ditumbuhkembangkan.

Berikut dipaparkanberaneka jenis stimulasi untuk memicu perkembangan sesuai dengan prinsip multiple intelligence” (1) Verbal-linguistic (kecerdasan berbahasa verbal) Diajak bercakap-cakap, Dibacakan buku cerita berulang-ulang,Menyanyi lagu anak-anak, Dirangsang untuk berbicara dan bercerita, (2) Logical–mathematical (kecerdasan logika-matematik) : Permainan komputer, Menyusun balok, Merangkai mainan, Menghitung mainan, Main Puzzle, (3) Visual spatial (kecerdasan visual) : Mengamati gambar, menyebutkan nama-nama dalam foto, Belajar melipat dan menggambar, Bermain rumah-rumahan, Diajak permainan komputer, (4) Bodily-kinesthetic (kecerdasan gerak tubuh): Belajar berdiri satu kaki, Melatih jongkok, membungkuk, Belajar melompat, berlari, melempar, menangkap, menari, Mengajak anak pada olah raga permainan, (5) Musical (kecerdasan musikal) : Mengajak anak mendengarkan musik, Mengajak anak bernyanyi, Memainkan alat musik, Melatih anak mengikuti nada dan irama, (6) Interpersonal (kecerdasan emosi inter-personal) : Mengajak anak bermain bersama dengan anak yang lebih tua dan muda, Melatih anak untuk meminjamkan mainan, Mengajak anak untuk  bekerja sama membuat sesuatu, (7) Intrapersonal (kecerdasan emosi intra-personal) : Mengajak anak untuk menceritakan perasaannya, Melatih anak untuk belajar mengungkapkan keinginan, Mengajak ngobrol anak mengenai cita-cita, (8) Naturalist (kecerdasan Naturalis) : Mengajak anak untuk memelihara tanaman di pot, Memelihara binatang, Wisata ke hutan, pantai, sungai dan gunung, Mengamati bulan, langit dan bintang.

Beberapa contoh stimulasi di atas semoga bisa dijadikan orang tua untukmeningkatkan kegiatan anak dengan bentuk-bentuk stimulus yang bermakna. Bagi orang tua yang dua-duanyasibuk bekerja jangan sampai meninggalkan anak di rumah dengan pengasuhnyatanpamemberikan rangsangan berarti di masa periode emas pertumbuhannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun