Kepada Saudara Bintang
Ditulisnya surat ini berdasarkan rasa rindu yang sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Melalui surat ini, turut ku kirimkan sejuta perasaan cinta yang tidak dibuat-buat dalam amplop yang tertutup rapat.
Dengan jarak yang terlampau jauh dan membuatku susah untuk sekadar menatap mata dan mengamati alis tebalmu, aku harap surat ini dapat menjadi pelipur laraku dan laramu.
Aku harap saat kamu membaca surat ini, kamu sedang dalam keadaan yang baik, dengan rasa cinta yang masih sama, dengan rasa rindu yang menggebu, dan tanpa rasa pilu yang membuatmu biru.
Melalui surat ini, ku kirimkan rasa penyesalanku. Maaf atas waktu yang terkesan tidak terlalu senggang, maaf atas komunikasi yang semakin jarang, dan maaf atas amarah yang terkadang keterlaluan.
Melalui surat ini, ku kirimkan rasa syukurku. Semesta pasti mengerti bagaimana aku mencintaimu, Bintang. Meskipun kadang aku tertatih dalam mengasihimu, menangis dalam merindukanmu, serta meringkuk dalam kesangsianku, aku akan tetap mencintaimu.
Melalui surat ini, aku mengungkapkan isi hati dan kepala. Bukan, ini bukan hanya bualan belaka, aku memang mencintaimu secara nyata. Aku tidak peduli bagaimana kita bertemu, bagaimana kita saling menjamu, bahkan bagaimana kita saling merayu. Memang, waktu itu aku hanya sebatas mengenalmu melalui layar ponselku. Namun, siapa peduli? Toh, pada akhirnya kamu temui.
Melalui surat ini pula, aku ucapkan terima kasih atas segala usaha, atas segala rasa cinta, serta atas segala-galanya.
Demikian surat ini kutuliskan dengan rindu yang tidak dapat lagi ku jelaskan.
Kepada Bintang selaku pacarku,
aku mencintaimu dan akan selalu begitu.
Sumedang, 16 Juli 2023