"Benarkah pil ini bisa menyembuhkan segala penyakit, mulai dari flu hingga kanker?" Sebuah pertanyaan sederhana, tetapi memiliki konsekuensi yang signifikan, terutama ketika produk tersebut dipromosikan dengan klaim luar biasa yang mengundang banyak perhatian. Di tengah gencarnya iklan dan promosi di media sosial, fenomena overclaim obat seperti ini semakin marak. Apa sebenarnya overclaim itu, dan mengapa peran apoteker penting untuk menangkalnya?
Overclaim adalah klaim berlebihan atau menyesatkan mengenai manfaat suatu obat atau produk kesehatan yang tidak didukung oleh bukti ilmiah yang valid. Misalnya, suatu obat herbal sering kali diklaim mampu 'mengobati semua penyakit' tanpa ada dasar bukti penelitian. Menurut data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), hingga 2023, lebih dari 30% iklan obat di media digital mengandung klaim berlebihan yang menyesatkan konsumen. Fakta ini menunjukkan betapa rentannya masyarakat terhadap informasi yang salah dan tersebar begitu saja, terutama ketika hal tersebut didorong oleh harapan untuk sembuh dengan cara instan. Siapa yang tidak tertarik bukan?
"Kalau produk ini benar-benar sebagus itu, kenapa tidak digunakan di rumah sakit?" Nah, dialog semacam ini adalah momen penting bagi apoteker untuk memberikan edukasi. Apoteker, sebagai tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan mendalam atau expert tentang obat-obatan, dapat menjelaskan bahwa semua klaim harus didukung oleh uji klinis yang sah dan diakui secara ilmiah. Klaim hanyalah taktik pemasaran yang berpotensi berbahaya jika tidak ada buktinya.
Bagaimana apoteker dapat bertindak lebih proaktif? Pertama dan terpenting, apoteker harus meningkatkan kehadirannya di dunia digital. Media sosial telah berubah menjadi arena pertempuran informasi, dan apoteker harus memanfaatkannya untuk meluruskan informasi palsu. Tentu saja, upaya ini tidak tanpa tantangan. Di era digital, informasi menyebar dengan sangat cepat, dan sering kali sulit untuk memverifikasi kebenarannya. Konsumen yang mendapatkan informasi dari media sosial, blog, atau forum daring sering kali terjebak dalam mitos kesehatan yang tidak berdasarkan fakta. Oleh karena itu, apoteker perlu dilengkapi dengan kemampuan komunikasi yang baik untuk menyampaikan informasi secara efektif kepada berbagai lapisan masyarakat. Apoteker juga dapat mengalokasikan forum online untuk menjawab pertanyaan masyarakat, seperti, "Apakah benar obat ini bisa menyembuhkan hipertensi tanpa efek samping?" Apoteker dapat membantu masyarakat membuat keputusan yang lebih baik dengan memberikan jawaban berdasarkan bukti.
Kedua, apoteker perlu bekerja sama dengan otoritas kesehatan, seperti BPOM, untuk memantau dan melaporkan produk yang mempromosikan klaim palsu. Apoteker di apotek komunitas juga dapat bekerja sama dengan pemerintah dalam penyuluhan langsung ke masyarakat, mengajarkan bagaimana cara membaca label obat dengan tepat dan memahami informasi yang benar.
Masyarakat sering kali bingung harus percaya kepada siapa di tengah banyaknya informasi palsu. Bagi mereka semua produk terlihat bagus di iklan, bagaimana tidak? Oleh karena itu, apoteker harus mampu membangun kepercayaan masyarakat dengan cara yang humanis dan berbasis bukti karena mereka adalah garda depan dalam pelayanan kesehatan.
Kesimpulannya, overclaim pada produk obat adalah ancaman nyata bagi kesehatan masyarakat. Namun, dengan tindakan proaktif dari apoteker, baik melalui edukasi, pengawasan, maupun kehadiran di dunia digital, dapat melindungi masyarakat dari risiko informasi palsu atau menyesatkan. Karena pada akhirnya, peran apoteker bukan hanya menjual obat, melainkan juga memastikan bahwa obat-obatan tersebut digunakan dengan aman dan tepat sasaran. Keren bukan tugas apoteker ini? Yuk pastikan untuk tidak terlena dengan produk obat-obatan yang belum teruji klinis dan terbukti secara ilmiah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H