Mohon tunggu...
Vera Ardelia
Vera Ardelia Mohon Tunggu... -

suka watching, writing, reading dan eating...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Taksis

15 Desember 2013   13:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:54 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada tema menarik yang akan saya sampaikan pada tulisan saya kali ini. Tulisan tersebut adalah tentang keterkaitan antara taksis ikan dengan gerak manusia yang keduanya secara maknawi  hampir sama. Hal ini tidak lepas dari pengamatan terkait dengan ruaya ikan (migrasi) pada mata kuliah Biologi yang Saya ajarkan. Taksis sendiri merupakan pergerakan pada ikan disebabkan karena pengaruh faktor luar yang menjadi perangsang. Pada tumbuhan pun gerak taksis adalah mengikuti cahaya. Salah satu contohnya adalah kecambah kacang ijo yang bergerak dan tumbuh mengikuti cahaya. Kembali ke konteks taksis, Ikan pun ternyata bisa bergerak menuju sesuatu apabila ada faktor pemicu dari luar. Sebut saja ada Bromotaksis, ikan yang bergerak mencari makanan yang melimpah. Dimana yang menjadi faktor pemicunya adalah nutrisi atau plankton yang melimpah. Ikan Teri yang suka terhadap cahaya pun akan bergerak mendekati cahaya. Sehingga gerak Ikan Teri tadi dimanfaatkan oleh para nelayan untuk menangkapinya.  Gerak Ikan Teri yang  mengikuti cahaya tersebut disebut dengan istilah Phototaksis Positive.  Selain Phototaksis Positive , ada juga Phototaksis Negative. Salah satu contohnya adalah Ikan Sidat yang lebih suka mendekati tempat gelap. Seperti yang sudah kita ketahui, ada juga Ikan Hiu dan Piranha yang mereka akan bergerak mencari bau darah di perairan. Bahkan lawan jenis dari ikan pun bisa menjadi faktor pemicu untuk ikan bergerak dan ini terjadi pada musim pemijahan. Ketika ikan bergerak menuju apa yang dikehendakinya, maka ia akan mendapatkan apa yang diinginkannya. Ini bertujuan untuk memenuhi kondisi biologis yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Jadi timbul pertanyaan seperti ini, apakah manusia juga melakukan taksis yang dilakukan oleh ikan dan tumbuhan? Tentunya manusia pun seperti itu, bergerak ketika lapar. Bergerak ketika ada kondisi yang tidak enak untuk hidupnya dan memilih tempat yang lebih baik. Bahkan bergerak mendekati ketika ada lawan jenis yang menjadi menarik perhatiannya. Akan tetapi, tentunya manusia lebih mulia dibandingkan ikan. Walaupun sama-sama bergerak tetapi berbeda dalam hal, arah dan orientasi hidup. Pergerakan yang manusia lakukan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan akan kondisi biologis yang dia butuhkan seperti halnya ikan. Bergerak berarti berubah, dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Bagi manusia, berhenti bergerak berarti mati dan enggan bergerak berarti menunggu mati. Ekstreemm... hehee Terlebih lagi ketika manusia bergerak menuju Rabbnya, bergerak menuju Dzat yang menciptakan seluruh alam semesta ini. Bergerak mengejar ampunan dan surga Allah. Bahkan Rasul juga sudah mengingatkan kita dalam hadisnya:

“jika kita mau mendekati Allah sehasta, Allah akan mendekati kita sedepa. Jika kita mau mendekati Allah dengan berjalan, Allah mendekati kita dengan berlari dan jika kita mau mendekati Allah dengan berlari, Allah akan mendekati kita dengan berlari dan terus berlari.” (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah)

Subhanallah, Allah itu sangat sayang kepada kita. Ketika kita bergerak menuju Allah, maka Allah segera sambut kita dengan limpahan kasih sayang dan keberkahanNya. Berlari menuju Allah bagi kita adalah suatu keniscayaan, bergerak menuju Allah dengan perbanyak istigfar dan taubat, berlomba-lomba dalam kebaikan dan bersegeralah dalam mengerjakan kebaikan. Apa yang kita tunggu saudaraku? Segera bergerak dan berlarilah menuju Allah. Sambut Allah ketika Allah berlari menuju kita. Karena setiap detik akan diperhitungkan, diminta pertanggung jawaban. Maka jangan sia-siakan kecuali ukir dengan prestasi amal saleh yang terbaik. Semoga diawal tahun baru Hijriyah ini menjadikan sebuah momentum untuk kita bergerak dan berlari menuju Illahi Rabbi. Jargon pribadi tahun ini Keep Fighting and Never Give Up.... tetap berjuang dan tidak ada kata menyerah.  ^^ Langkah Awal Menuju Perubahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun