Diskursus Gaya Kepemimpinan Jawa, khususnya Catur Mukti karya Raden Mas Panji Sosrokartono Pada Upaya Pencegahan Korupsi di Indonesia
.
.
Diskursus Gaya Kepemimpinan Jawa
Gaya kepemimpinan tentu bisa ditinjau dari aneka sudut pandang, dan membahas kepemimpinan Jawa, selalu menarik. Pasalnya, dibutuhkan kedalaman dan kejernihan dalam menemukan makna karena sarat akan selubung metafora, sistem simbolik, mistik dan daya-daya kosmik.1
Menggunakan perumpamaan bagaikan refleksi permukaan sumur yang jernih dari sebuah perigi yang sangat dalam. Di bawah permukaan sumber air tersebut tersembunyi simpanan pengetahuan budaya yang sangat banyak, namun terkadang tidak serta merta mudah dimengerti.
Meskipun tidak mudah dimengerti, namun pengetahuan budaya tersebut menjadi unsur yang sangat mendasar karena manusia menggunakannya sepanjang masa untuk membentuk perilaku dan menginterpretasikan pengalaman-pengalamannya.
Salah satu hasil dari budaya adalah corak kepemimpinan. Sebagai warisan budaya dan hasil nalar, cipta, rasa kebijaksanaan seorang pemimpin yang harapannya menjadi warisan abadi intelektual bagi generasi penerusnya.
Satu hal yang menjadi sorotan, esensi kepemimpinan Jawa sejatinya bukan kepemimpinan formal sebagaimana umumnya, namun lebih pada kepemimpinan informal yang kewenangannya didasarkan atas kualitas etika pribadi pemimpinnya.
Berikut kita akan mendalami corak gaya kepemimpinan seorang tokoh nasional yang begitu sangat memegang teguh falsafah dan budaya Jawa, yaitu Raden Mas Panji Sosrokartono
.
A. Riwayat Hidup R. M. P. Sosrokartono
R.M.P. Sosrokartono dijuluki sebagai si jenius dari Timur. Namun demikian, sebagai tokoh nasional, publik lebih mengetahui adiknya yaitu Raden Ajeng Kartini.
Terlahir dengan nama lengkap Raden Mas Panji Sosrokartono, akrab dipanggil Kartono. Beliau lahir di kota Mayong, Kabupaten Jepara pada hari Rabu Pahing tanggal 10 April 1877 M, bertepatan dengan tanggal 17 Rabi'ul Awwal 1297 H. Merupakan putra ketiga dari delapan bersaudara keturunan ningrat Jawa. Ayahnya seorang Bupati Jepara bernama Raden Mas Adipati Ario Samingoen Sosroningrat dan ibunya, Ngasirah, putri kyai Mudirono dari Teluk Awur.