Mohon tunggu...
Arda VidaSabella
Arda VidaSabella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo, saya adalah seorang mahasiswa hukum biasa. Seorang yang masih sangat minim ilmu dan masih terus belajar untuk menjadi pribadi yang dapat berguna dan bermanfaat bagi lingkungan saya.

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film Me Vs Mami dan Belajar Praktek Negosiasi yang Terkandung di Dalamnya

4 November 2021   15:52 Diperbarui: 4 November 2021   16:05 1958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Mulai dari pantai, kebudayaan, sawah-sawah, sampai tebing, membawa saya seolah ikut serta menjelajahi tiap perjalanan yang ditampilkan di dalam film.

Di lain sisi, terdapat beberapa hal yang mengurangi ke-epikan film ini yang mana cukup membuat saya menyesalinya. Beberapa kekurangan yang timbul diantaranya yaitu dalam peralihan adegan demi adegan, mulai dari adegan pencurian motor, udo yang ingin menenggelamkan diri, kerbau yang tertabrak, wanita hamil, hingga 2 sejoli yang tengah asyik berfoto, semua adegan tersebut cukup membuat saya tidak berhenti tertawa akan tetapi dalam peralihan antar adegannnya saya rasa masih kasar dan terkesan dipaksakan. 

Mungkin bisa dikatakan bahwa alurnya kurang baik. Memang betul, film ini memuat kearifan lokal dan mempromosikan keindahan alam Indonesia, tetapi saya merasa peralihan adegannya masih kurang halus. Untuk menuju ke adegan atau tempat-tempat wisata itu seperti cukup terlalu dipaksakan.

Puncaknya yaitu ketika 30 menit menjelang ending film. Me Vs Mami memunculkan perspektif dari saya bahwa film ini tidak dibangun pada pondasi cerita yang kokoh seiring berpindahnya mode film dari “lucu” menuju “sendu”. 

Saya cukup tersentak manakala film diselimuti situasi dramatis. Bukan sebab kekontrasannya, akan tetapi di perpindahan adegannya yang sama sekali tidak mulus sehingga meninggalkan rasa janggal beserta dipaksakan. Saya menjadi terheran-heran, masalahnya, film Me Vs Mami ini jauh dari kata jelek. 

Ini sebuah film dengan jalan cerita yang menyenangkan untuk ditonton sebelum akhirnya laju terburu-buru di sisa durasi yang berakibat membuyarkan pikiran serta emosi saya. Sehingga penyelesaian dari film ini memicu reaksi saya yang “heh, ini beneran endingnya?” bukanlah sesuatu yang diharapkan terlebih saat momen ini seharusnya sebagai gong bagi sebuah film dan menjadi klimaks dari kekacauan-kekacauan yang terjadi di menit-menit sebelumnya. Sungguh, sangat disayangkan.

Kemudian di dalam Me Vs Mami ini juga secara tersirat menampilkan beberapa bentuk negosiasi yang terselip di dalam adegan-adegan film. Salah satunya yakni pada adegan ketika mobil yang dikendarai Maudy dan Mira menabrak seekor kerbau milik salah satu warga yang tengah melintas. 

Disini terjadi konflik, yang mana bapak pemilik kerbau tidak mau menerima permintaan maaf dari Maudy sambil menangis karena sangat menyayangi kerbaunya dan ia juga tidak mau menerima sejumlah uang ganti rugi yang ditawarkan Maudy. 

Hingga akhirnya, terjadilah kesepakatan, sang Bapak mau memaafkan Maudy dan menerima ganti rugi dengan syarat Maudy sendiri lah yang harus membelikan kerbau baru sebagai pengganti kerbau yang telah ditabraknya itu untuk sang bapak. 

Adegan ini secara eksplisit menggambarkan bagaimana terjadinya konflik hingga sampai pada penyelesaian melalui negosiasi yang dilakukan oleh Maudy dan bapak pemilik kerbau sehingga mencapai kesepakan bersama.

Praktek negosiasi juga terjadi dalam adegan ketika Maudy dan Mira bertemu dengan udo yang saat itu ingin bunuh diri karena putus cinta dengan akan menenggelamkan diri ke sungai. Disini terjadi percakapan antara Maudy dan Mira yang membujuk udo agar tidak jadi melakukan aksinya, tentunya dengan bumbu-bumbu ejekan lucu dari Maudy yang membuat suasana menjadi cair. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun