[caption id="attachment_157395" align="aligncenter" width="300" caption="Klenteng Hian Thian Siang Tee Welahan, Inzet Pak Suwoto"][/caption]
Tahun baru Imlek yang jatuh pada tanggal 23 Januari 2012 ini , kini tidak hanya dirayakan oleh kaum keturunan China saja. Namun hari raya itu sudah menyatu dan menjadi budaya kita bersama. Hal ini bisa kita lihat dari keramaian yang ada di klenteng jika Imlek tiba. Mereka yang datang ke klenteng tidak hanya warga keturunan saja , namun masyarakat biasa kini tidak malu masuk dan melihat-lihat klentheng dari dekat. Mereka datang ke Klentheng tidak hanya sendirian , namun banyak yang berombongan naik mobil atau sepeda motor. Sesampainya di Klentheng merekapun memasuki halaman sambil melihat-lihat dari dekat apa isi dari klentheng tersebut. Selain duduk-duduk atau melihat-lihat mereka banyak pula yang bertanya-tanya pada penjaga apa dan bagaimana kegiatan klentheng setiap harinya. " Ya ingin tahu saja apa kegiatan klentheng di hari raya Imlek ini , selain itu saya ingin juga melihat bagaimana mereka bersembahyang . Terus apa yang ada didalam klenteng ? ". Ujar Slamet Setia Budi (30) warga Demak yang ditemui di Klentheng Welahan Jepara. Menurut Slamet , Hari Raya Imlek saat ini bukan hanya milik warga keturunan saja. Semenjak ditetapkan sebagai hari libur nasional maka hari tersebut bisa dinikmati oleh siapa saja. Meski perayaannya berbeda namun mereka juga menikmati hari libur tersebut. Oleh karena itu untuk mengisi liburan tersebut dia bersama beberapa rekannya berniat mengunjungi Klentheng untuk melihat dari dekat suasana Imlek. " Selain melihat warga keturunan yang bersembahyang disini , ya kita fot-foto bersama di depan klentheng untuk kenang-kenangan ", tambah Slamet. Sementara itu pengurus Klentheng Hian Thian Siang Tee jalan Gang pinggir Welahan Suwoto (43) mengemukakan, untuk merayakan Imlek tahun ini tidak kegiatan khusus di Klentheng. Kegiatan rutin adalah pembersihan di dalam maupun komplek Klentheng, agar para peziarah atau umat yang bersembahyang nyaman di tahun baru. Selain itu juga penggantian lilin dan juga atribut di dalam klenteng . Mengenai Tahun Baru Imlek Suwoto mengatakan , saat ini fenomena tahun baru China ini bukan hanya milik warga keturunan saja . Hal ini bisa dilihat dari keramaian Klentheng jika Imlek tiba. Justru warga lain keturunan ingin mengetahui lebih dekat apa saja kegiatan di dalam klentheng jika imlek tiba. Oleh karena itu penguruspun memberi keleluasaan mereka untuk melihat dari dekat kondisi dalam klenteng . Kehadiran mereka dianggap sebagai pembelajaran budaya yang pada jaman dahulu masih tertutup. " Kita membuka seluas-luasnya kepada masyarakat yang ingin melihat dari dekat kondisi klenteng ini sebagai media pembelajaran dan juga wisata . Sudah banyak Mahasiswa dan Pelajar yang mengadakan penelitian disini . Selain itu yang datang ke klenteng ini tidak hanya yang beragama Budha saja , namun agama lain juga banyak yang hadir di tempat ini ", ujar Suwoto. Memang saat ini Tahun Baru Imlek berasa seperti kita memeriahkan Hari Raya Iedul Fitri ataupun Natal . Suasana libur terasa kental dimana-mana dengan penuhnya tempat wisata , macetnya jalan raya sampai dengan penuhnya hotel dan rumah penginapan . Tahun Baru Imlek sudah tidak bernuansa agama saja namun kini menjadi budaya yang dirasakan bersama-sama. " Gong Xi Fa Chai " (Fatkhul Muin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H