[caption id="attachment_127962" align="alignright" width="300" caption="Rajungan segar hasil nelayan desa kedungmutih"][/caption]
Desa Kedungmutih kecamatan Wedung Kabupaten Demak sepuluh tahun terakhir ini merupakan daerah pemasok Rajungan ( Kepiting laut ) di Jawa Tengah ,karena setiap harinya dari desa pesisir perbatasan Demak Jepara ini dikirim ratusan kilogram rajungan hasil para nelayan desa ini dan sekitarnya. Saat ini Rajungan merupakan komoditas ekspor yang cukup laku di pasaran sehingga berapapun jumlahnyahasil nelayan dari alat jebak ini tetap diterima para pengepul. Selain itu hasil rajungan ini tetap ada sepanjang tahunnya sehingga pekerjaan memburu rajungan di laut ini menjadi salah satu pekerjaan yang diminatioleh sejumlah nelayan di pesisir pulau Jawa termasuk juga nelayan di Demak dan Jepara. Setiapwaktu jumlah nelayan pemburu rajungan ini jumlahnya terus bertambah , karena nelayan pemburu udang banyak yang beralih alat ke jebak kepiting karena hasil yang menggiurkan ini.
[caption id="attachment_128079" align="alignnone" width="300" caption="Alat penjebak rajungan terbuat dari besi dan tali plastik"][/caption]
”Sayalah orang yang pertama kali memperkenalkan alat jebak kepiting ini pada nelayan sini , dulu sejumlah nelayan tidak suka dengan alat jebak ini dengan alasan mengganggu alat tangkap jaring .Namun setelah mengetahui hasilnya mereka berlomba-lomba untuk beralih ke alat jebak rajungan ini ” , ujar Muhammad Zuliyanto ( 36 ) nelayan pemburu rajunganyang saat ini telah alih profesi sebagai pengepul rajungan hasil nelayan desa Kedungmutih dan sekitarnya.
Zuliyanto yang hampir sepuluh tahun berdagangkepitingrajungan ini menjelaskan, pertama kali dia memperkenalkan alat jebak kepiting ini nelayan merasa pesimis akan hasil yang didapatkan . Namun setelah dia mempraktekkan sendiri dengan alat jebak kepiting sejumlah 200 dengan menggunakan perahu sendirian kepiting yang didapatkan cukup lumayan 5 – 10 Kg dengan kondisi harga pada waktu itu Rp 25.000,-- 35.000,-. Sehingga jika dihitung penghasilannya sehari bersih bisa mencapai Rp 75.000,- 150.000,-setiap harinya. Melihat hal itu satu persatu nelayan mulai beralih ke alat tangkap jebak kepiting rajungan. Saat ini nelayan penjebak rajungan di kawasan desa Kedungmutih dan sekitarnya ada 200 orang dan jumlahitu dapatterus bertambah .
[caption id="attachment_127964" align="alignright" width="224" caption="Ahmad Zuliyanto pengepul rajungan dan juga mitra nelayan"][/caption]
” Nelayan yang merupakan binaansaya saat ini ada 100 orang lebih , setiap harinya mereka menjual rajungan ke sini jika dihitung setiap harinya kami bisa memasarkan rajungan mereka rata-rata hampir satu ton . Rajungan setelah kami bersihkan lalu kami masak menjadi matang setelah dingin kami kirimkan ke daerah Rembang . Di sana rajungan tersebut diambil dagingnya saja kemudian di kemas dan di ekspor ke luar negeri ”,ujar Zuliyanto di temani istrinyadi braknya yang sederhanadibantu 5 orang karyawan
bagian pembelian, pengolahan dan penyetoran.
Membina Nelayan
Selanjutnya Zuliyanto mengemukakan, selain membeli rajungan para nelayan di desa Kedungmutihdia juga membina nelayan dalam hal pembelian alat tangkap, pembelian perahu,penyediaan pakan dan juga operasional . Nelayan yang kekurangan modal biasanya meminjam pada dirinya , cara angsuran mereka dengan memotong dari hasil penjualan mereka setiap harinya. Namun karena jumlah nelayan yang cukup banyak itulahdan modalnyaterbatas ,maka tidak semua nelayan bisa terlayani. Oleh karena itu dia mengharapkan instansi terkait dapat membantu dan memberikan pembinaan agar nelayan pencari rajungan ini dapat tercukupi dalam bidang modal operasionalnya.Modal ini selain untuk memperbaharui alat tangkap yang saat ini harganya berkisar Rp 15.000,- -Rp 20.000,- per satu buahnya , juga untuk memperbaiki perahu dan mesin yang saat ini membutuhkan modal 5 juta – 7.5 juta setiap unitnya.
” Karena keterbatasan modal sayauntuk membantu nelayan , sering perhiasan istri atau BPKB kendaraan saya dipinjam nelayan untuk masukkan ke Koperasi dalam rangka memenuhi modal operasional mereka .Oleh karena itu dalam waktu dekat ini mereka akan kami jadikan kelompok nelayan khusus pencari rajungan agar mendapatkan binaan dari instansi terkait seperti PNPM- Mandiri kecamatan Wedung ”, harapZuliyanto lagi.
[caption id="attachment_127966" align="alignleft" width="224" caption="Rajungan matang siap dikirim ke pabrik untuk diolah menjadi daging kepiting"][/caption]
Dari hasil berdagang kepiting rajungan selama hampir sepuluh tahun ini ,Zuliyanto mengaku mendapatkan banyak hal selain dapat membantu sesama khususnya para nelayan juga membuka lapangan pekerjaan untuk tetangganya sebanyak 5 orang. Hasil lain yang kelihatan selain dapat membangun rumah ,membeli kendaran juga dapat menabung untuk anak-anaknya kelak.Harapannya ke depan adalah menambah jumlah nelayan pencari rajungan ini dengan cara mengalihprofesikan nelayan arad konvensianal yang merusak lingkunganmengantinya dengan arad rajungan yang ramah lingkungan dan juga jebak kepiting.Selain itu pula adanya pembinaan yang rutin dari instansi terkait dalam hal ini Dinas Perikanan dan Kelautan dengan memberikan penyuluhan penangkapan dan juga modal untuk operasional.( FM )
Fatkhul Muin
Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H