Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Money

Petani Kedung Jepara Atasi Tikus Dengan Stroom

10 Desember 2011   02:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:36 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jepara –Petani penggarap sawah di kecamatan Kedung kabupaten Jepara mulai menggarap sawahnya setelah musim hujan tiba. Namun kegembiraan mereka akan datangnya MT 1 ini sedikit berkurang akibat merajalelanya hama tikus di sawah mereka. Tanaman padi yang kelihatan menghijau menjadi sasaran empuk tikus-tikus liar yang mengakibatkan rusaknya “sebaran “ mereka. Bagi yang mempunyai modal untuk membeli genset mereka memasang perangkap tikus dengan menggunakan stroom . Sawah yang menghijau tersebut diberi kawat kecil disepanjang galengan sawah kemudian diberi stroom dari genset kecil . Pada bagian-bagian tertentu diberi lampu merah sebagai tanda bahaya agar orang mengetahui bahwa sawah tersebut diberi pengaman tikus. “ Hasilnya cukup efektif setiap malam paling tidak ada 10 -15 tikus yang mati terkena stroom , sehingga setelah 4 – 5 hari alat ini bisa di pasang di tempat lainnya . Seperti saya punya garapan 2 tempat setelah disini beberapa hari nanti saya pindah ke garapan saya yang lainnya “, tutur H. Subkhan petani dari desa Sowan Kidul yang ditemui wartawan di lahannya. H. Subkhan mengatakan , usaha pembuatan jebakan tikus ini berawal dari suksesnya petani daerah Pati dan Demak yang lebih awal menggunakan stroom sebagai pembasmi tikus. Oleh karena itu ketika hama tikus merajalela di sawahnya iapun membeli genset kecil dan peralatan lain seperti kabel dan kawat untuk mengamankan sawahnya. Jika sore tiba iapun mempersiapkan jebakan tikus berupa kawat kecil yang dipasang di sepanjang galengan sawah yang berbentuk segi empat. Setiap pojok-pojok sawah diberi tiang dari bambu sebagai tempat lampu pengaman agar tidak membahayakan orang yang lewat jika malam tiba. Kawat kecil yang melingkar disepanjang galengan sawah itupun disambungkan dengan genset kecil yang menghasilkan stroom. Oleh karenanya jika ada tikus yang masuk ke sawah terhadang oleh kawat keba stroom akhirnya mati. Keberhasilan pembasmian tikus itu diketahui jika pagi hari tiba , tikus-tikus itu menempel di kawat kawat kecil yang melingkar disepanjang sawah. “ Ya kelihatnnya cara ini cukup efektif untuk memberantas hama tikus disini . Namun untuk membuat cara ini petani harus mengeluarkan modal lebih yaitu untuk membeli genset kecil yang harganya berkisar 1 juta rupiah . Belum peralatan lain bagi petani yang bermodal kecil hal ini cukup meberatkan “, tutur H. Subkhan. Keluhan itu diiyakan Mukhlis (55) petani dari Sowan Lor yang tetangga sawah H. Subkhan , dia sebenarnya juga ingin memasang alat penjebak tikus yang menggunakan strom tersebut , namun karena ketersediaan modal untuk membeli genset iapun pasrah saja akan hama tuikus yang melanda saat ini. Sawah yang ia garap saat ini merupakan bengkok carik desa Tedunan yang ia sewa oleh karena itu modal yang ia punya sudah habis untuk biaya sewa dan juga pembelian bibit. Sehingga ketika hama tikus mulai melanda di sawah miliknya ia pasrah saja , yang ia lakukan hanya berdo’a agar tikus tidak masuk ke sawahnya. “ Habis gimana pak modal tidak ada maunya sih membuat jebakan tikus pakai stroom seperti itu , mudah-mudahan dalam waktu dekat ini pemerintah memberikan bantuan mesin untuk pengusir hama tikus ini “, harap Muhlis yang ditemui dilahannya yang mulai tumbuh tanaman padi. Hal sama juga dikatakan Masduki (60 ) , petani dari desa Sowan Kidul ini mengatakan lahan sawahnya yang baru beberapa hari tumbuh tanaman padi sehabis disawur juga tikusnya cukup banyak. Hal itu membuat risau pikirannya , untuk membuat jebakan tikus menggunakan mesin dia tidak mempunyai modal . Yang ia lakukan saat ini hanyalah pencegahan dengan menutup lubang-lubang yang diperkirakan tempat persembunyian tikus .

“ Paling bagus sih pakai jebakan tikus dengan strom seharinya bisa puluhan tikus yang mati , namun karena ketiadaan modal untuk membeli mesin yang melakukan pembasmian hama tikus ini hanya beberapa petani saja. Kita ini petani kecil ya paling tunggu bantuan dari pemerintah kalau ada “, katanya. ( Fatkhul Muin )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun