Di Kota Pekalongan ada tradisi yang namanya pasar tiban , keramaian yang mirip pasar ini digelar setiap hari namun tempatnya selalu berpindah-pindah tergantung harinya , sehingga 7 hari dalam seminggu pasar ini selalu ada. Dikatakan pasar karena keramaian ini sebagai ajang jual beli segala kebutuhan seperti layaknya pasar tradisional , ada keperluan bumbu dapur komplit , ada beragam pakaian sandal, sepatu , makanan kecil sampai dengan mainan anak-anak . Dagangan digelar dipinggir jalan sepanjang kurang lebih 1 km dikanan maupun kiri , sehingga hal ini membuat kemacetan tersendiri , namun hal tersebut menjadi pemandangan yang biasa . Oleh karena itu bagi yang mempunyai jalan alternative bisa mencari jalan lain agar tidak terjebak kemacetan dalam pasar tiban ini. “ Keramaian pasar malam ini sudah ada sejak saya masih kecil , namun jumlah pedagangnya tidak seramai sekarang. Kini pasar tiban ini menjadi arena yang mengasyikkan utamanya para remaja , sering arena pasar tiban ini dijadikan ajang pencarian jodoh . Oleh karena itu banyak pula pengunjung yang datang hanya sekedar jalan-jalan cuci mata saja . Namun banyak pula yang belanja barang kebutuhan keluarga ataupun jalan-jalan bersama anggota keluarga “, ujar Slamet (30 ) warga kelurahan Kraton Pekalongan yang depan rumahnya sebagai ajang pasar malam jika hari Minggu tiba. Dikatakan oleh Slamet, keramaian pasar tiban disepanjang jalan jalan di Pekalongan yang bergantian setiap harinya itu dari waktu ke waktu semakin ramai , jumlah pedagang yang menggelar dagangan semakin bertambah . Tidak hanya kebutuhan pokok saja , namun semua keperluan apa saja bisa didapatkan di pasar tiban ini. Semua jenis pakaian dari anak-anak, remaja sampai orang tua ada disini , selain itu berbagai jajanan dari yang tradisonal sampai modern juga ada , yang tidak kalah menariknya ada juga arena ketangkasan atau hiburan untuk anak-anak juga ada . Khusus untuk jajanan tradisional seperti makanan dari ketan , ketela pohon seperti gethuk, inthil, gablog gronthol masih bisa ditemukan di sana. Ada juga sate keong , semur belut dan juga sayur pecel yang menyegarkan juga ada yang menjual. Penjual sayuran di Pasar Tiban Keramaian pasar tiban ini dimulai sekitar pukul empat sore , dengan datangnya satu dua pedagang yang membuka tenda atau lapaknya , makin sore keramaian itu terus bertambah sampai dengan menjelang manghrib pedagang yang mremo di pasar tiban ini bisa dikatakan komplit. Pengunjungnyapun jika awal hanya satu dua saja , namun setelah sholat maghrib keramaian ini bertambah dengan datangnya pengunjung dari sudut-sudut kota ataupun warga luar kota yang ingin juga meyaksikan keramaian pasar tiban ini. Puncaknya sekitar pukul delapan malam sehingga jalan-jalanmenjadi padat dengan lalu lalang nya para pengunjung yang ingin berbelanja di pasar tiban ini. Keramaian akan berkurang jika makin malam dan sekitar pukul 10 – 11 malam para pedagangpun menutup lapaknya dan membuka kembali besok pagi dengan tempat yang berbeda. “ Kalau dagangan saya ini buka pukul empat sore , dan pulangnya paling malam jam delapan bahkan jika kepayon banyak atau melayani pesanan habis isyak sudah habis semua . Meskipun jajanan tradisional warga sini masih banyak yang suka , saya jualan sudah lebih 10 tahun meneruskan usaha orang tua “, aku ibu Jujuk warga kelurahan Krapyak Pekalongan yang membuka lapaknya menjual jajanan tradisional seperti gethu, , ketan semut, gronthol dan masih banyak yang lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H