[caption id="attachment_85394" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/admin (shutterstock)"][/caption] Saya mengenal Kompasiana lebih satu setengah tahun dan dalam rentang waktu itu saya biasakan untuk setiap hari memposting satu tulisan seperti apa yang pernah disampaikan oleh Om Jay pada salah satu postingan yang membuat semua orang bersemangat untuk menulis. Sekian waktu lamanya itu telah muncul ratusan atau mungkin ribuan kompasianer baru setelah saya mendaftar di kanal ini. Sehingga kanal ini peringkat atau rangkingnya selalu naik terus , bahkan penghargaanpun diterima pengelola dengan penuh suka cita. Apalagi pada waktu-waktu tertentu admin mengadakan berbagai lomba dengan berbagai tema dan juga berbagai hadiah menarik sehingga membuat kompasianer tambah bersemangat. Namun demikian makin lama saya rasakan kompasiana tidak seperti dulu pertama saya kenal. Pertanyaan ini sering berkecamuk dalam pikiran saya ? lho kenapa begitu ?. Para penulis yang dulu memposting tulisan yang menurut saya enak di baca dan perlu banyak yang tidak nongol lagi . Lapak-lapak yang dulu ramai dengan komentar yang menyejukkan kini mulai sepi dari penghuninya karena lapak itu dibiarkan merana begitu saja . Pemilik lapak yang bagi saya merupakan orang penting dan berpengaruh yang dulu rajin memposting tulisan kini jarang lagi menulis sehingga bagi saya Kompasiana saat ini bagaikan sungai yang kering airnya. Kepergian para pemilik lapak itu karena mempunyai lapak baru di tempat lain , atau karena gerah suasana Kompasiana yang semakin ramai . Akibatnya tulisan-tulisan yang terposting di kanal ini semakin lama semakin kehilangan bentuk karena ketidakadaan filter dari para admin yang mengelola blog ini . Bagi kita yang mempunyai wawasan kedepan dan pikiran yang jernih , kebebasan untuk menuangkan pendapat , ide dan gagasan, wawasan tanpa moderasi adalah sesuatu hal yang demokratis dan menyenangkan . Namun kadang-kadang kebebasan menulis tanpa moderasi ini akan menghilangkan bentuk atau ciri tulisan . Sebagai contoh sering kita menemukan tulisan dengan judul yang menarik, bombastis dan menarik untuk dibaca , namun ujung-ujungnya tulisan itu hanya gede di judul saja . Ketika diklik atau dibuka isinya hanya pepesan kosong yang bagi sebagian orang menganggapnya sebagai tulisan yang kurang bermanfaat, bahkan kadang kala tulisan itu berbau provokatif dan kadang-kadang menyerempet ke SARA. Akibatnya tulisan tersebut akan mendapat klik terus menerus dan juga komentar sana sini yang ujung-ujungnya hanyalah sesuatu yang tidak ada gunanya. Kompasiana merupakan kanal atau portal Jurnalis Warga ( citizen Jurnalisme) yang mewartakan peristiwa yang terlewatkan oleh media resmi baik cetak maupun elektronik karena keterbatasan tenaga jurnalisnya . Sehingga reportase-reportase yang disajikan Kompasianer dapat menambah informasi bagi siapa saja yang membacanya . Bahkan satu dua reportase para Kompasianer ini bisa dijadikan rujukan atau reportase lanjutan oleh media resmi sebagai wujud saling melengkapi dalam penyampaian informasi kepada masyarakat. Oleh karena itu kita pernah membaca dan melihat tulisan-tulisan para kompasianer telah nangkring juga di media digital seperti Kompas.com atau Kompas cetak meskipun baru level di lembaran daerah . Meskipun demikian para kompasianer mempunyai kebanggaan tersendiri bahwa kehadirannya sebagai jurnalis warga mendapatkan tempat yang layak sejajar dengan para jurnalis professional Oleh karena Kompasiana sebagai salah satu media jurnalis warga itulah maka kita harapkan keseriusan para admin dan juga kompasianer agar Kompasiana benar-benar menjadi jurnalis warga yang menjadi salah satu rujukan para pembaca dalam memperoleh informasi yang factual. Keseriusan itu diantaranya adalah tanggungjawab bersama bahwa tulisan-tulisan yang kita sajikan benar-benar fakta dan actual untuk reportase , berita , laporan atau siaran pers. Jika dalam bentuk Opini , saran , pendapat tulisan ,fiksi yang kita sajikan haruslah bermanfaat bagi siapapun yang membaca , karena kanal kompasiana ini dibaca oleh siapapun , kalangan manapun dan dari usia berapapun . Jangan karena mengharap diklik pembaca terbanyak maka tulisan yang disajikan hanyalah menarik di judul saja, berbau Sex atau pornografi, berbau kontrovesi , dan tema lain yang kurang bermanfaat jika dituliskan. Agar hal tersebut terlaksana maka diperlukan kebijaksanaan admin dalam menyikapi hal ini , karena apapun admin adalah orang yang kita ibaratkan sebagai wasit jika kanal kompasiana ini kita ibaratkan sebuah pertandingan atau laga menulis. Admin bisa memberikan kartu kuning jika ada pelanggaran yang tidak terlalu berat , juga bisa mengeluarkan kartu merah jika benar-benar permainan mereka sangat keras dan merugikan pemain lainnya. Namun demikian ketegasan para admin ini juga harus mendapat dukungan yang penuh oleh para Kompasianer semua , karena ketegasan dimanapun akan menuai protes karena dianggap merugikan mereka. Oleh karena itu agar kanal Kompasiana ini menjadi ajang saling berbagi maka tanggungjawab masing-masing fihak menjadi kunci keberhasilan bersama. Semoga kanal Kompasiana ini tetap diminati oleh siapa saja yang ingin saling berbagi tanpa saling merugi. (FM) Fatkhul Muin Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H