Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Desa Kedungmalang Jepara, Desa Dengan Dua Makam Auliya’

31 Juli 2010   00:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:26 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Kedungmalang kecamatan Kedung kabupaten Jepara yang terletak di pesisir pulau Jawa mempunyai keistimewaan dibandingkan desa lainnya , karena di desa yang mayoritas hidupnya dari nelayan ini ada dua makam Auliya’ yang sampai sekarang masih dihormati keberadaannya . Satu makam terletak di dekat balai desa Kedungmalang yang dikenal orang sebagai makam Syeh Abdullah yang orang banyak menyebutnya sebagai makam Mbah ( Dullah : Duwok) . Satu lagi makam Auliya’ yang terletak di dukuh Krasak malang yang berbaur pula dengan pemakaman umum , dengan 3 auliya’ yaitu Maulana Malik Ibrahim Al-Maghribi , Maulana Abdurrohman Al-Maghribi dan Syeh Maulana Abdul Malik. Makam – makam tersebut bagi warga desa Kedungmalang adalah ”Pundhen” atau tempat yang di pundi-pundi atau dihormati, oleh karena itu selain dibersihkan secara berkala juga setiap hari tertentu di ziarahi seperti layaknya makam-makam Auliya’ di tempat lainnya . Setiap setahun sekali makam ini juga menjadi tempat ajang ” Khaul ” yaitu berdo’a bersama seluruh warga desa untuk mendo’akan sekaligus mohon kepada Allah SWT agar seluruh warga desa diberi keselamatan dan juga rejeki yang berlimpah. Dalam acara haul itu selain pengajian umum , tahlil umum juga diadakan pawai atau arak-arakan warga desa seperti halnya perayaan-perayaan di tempat lain . ” Acara Haul yang diselenggarakan setiap tahun sekali ini sudah menjadi tradisi yang setiap tahunnya diperingati , semua biaya yang dibutuhkan untuk keperluan ini ditanggung seluruh warga desa. Untuk pawai atau arak-arakan biasanya dikoordinir masing masing pengurus musholla ”, ujar Musyafak (40) warga desa Kedungmalang yang juga anggota BPD. Bagi warga desa Kedungmalang dan sekitarnya makam auliya’ ini menjadi tempat ziarah setiap Kamis sore , sehingga sehabis sholat isya’ warga desa Kedungmalang dan sekitarnya berbondong-bondong menuju pundhen untuk menziarahi makam keluarganya tidak lupa juga berziarah ke makam Syeh Maulana yang terletak di tengah dan berpagar tembok. Jika kita memasukinya kita akan melihat tiga makam yang ukurannya cukup panjang jika dibandingkan ukuran makam sekarang , dengan batu nisan yang telah rapuh karena dimakan usia. Diatas makam tumbuh pohon asam yang besar yang menaunginya puluhan tahun yang setia memayunginya di kala panas maupun hujan. Para peziarah yang mengunjungi makam ini selain warga desa Kedungmalang dan sekitarnya , kadang kala juga ada rombongan peziarah dari daerah lain yang biasanya berangkaian dengan berziarah ke makam Ratu Kalinyamat dan Sultan Hadiri di Mantingan. Biasanya mereka berombongan dengan naik mobil carteran atau bis pariwisata , namun kondisi ini tidak setiap hari ada .

” Kadang kala makam auliya sini juga di ziarahi rombongan dari jauh , biasanya mereka juga berziarah ke makam Sultan Hadiri dan Ratu Kalinyamat di Mantingan , namun itu belum tentu setiap harinya . Yang pasti jika malam Jum’at tiba warga sini dan sekitarnya hampir semua berziarah ke makam ini ”, ujar salah seorang warga. Keberadaan makam Auliya’ di desa Kedungmalang ini memberikan arti tersendiri bagi warga desa , diantaranya selain tempat untuk berziarah dengan memohon barokah kepada Allah SWT makam ini bisa dikatakan sebagai alat pemersatu warga desa. Hal ini bisa dilihat dengan jelas ketika acara haul tiba seluruh warga desa ini ”tumplek bleg” memriahkannya , misalnya dengan menghadiri acara tahlil dan selamatan bersama , menghadiri pengajian atau Tausiyah dan juga bagi remaja memariahkannya dengan acara pawai keliling desa. Selain itu diwaktu-waktu tertentu atau orang punya hajat atau gawe warga juga tidak melupakan pundhen ini , dengan cara mengadakan selamatan bersama.
Sebuah sumber mengatakan jika makam auliya’ yang berada di desa Kedungmalang ini beberapa waktu yang lalu tidak mau dicungkup seperti layaknya makam-makam auliya’ lainnya , namun belakangan ini dari hasil istikharoh seorang warga yang dimakamkan di pundhen ini sudah mengijinkan makamnya di cungkup atau diberi atap. Oleh karena itu jika ada donatur yang memberikan bantuan dana fihak pengelola makam menerima dengan terbuka , agar peziarah lebih nyaman berziarah dimakam ini utamanya jika musim hujan tiba. Saat ini yang sudah jadi baru tiang-tiang beton saja , untuk atapnya masih menunggu dana dari warga atau fihak lainnya. ” ya jika ada donatur yang memberi dana untuk memberi cungkup atau atap untuk makam Mbah syeh Maulana kami menerima dengan terbuka, kami sangat kasihan jika musim penghujan tiba banyak peziarah yang kehujanan karena belum ada atapnya ” , harap warga desa desa Kedungmalang. (FM) Fatkhul Muin Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun