Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Berburu Wingko Babat Langsung Dari Depotnya

10 April 2010   19:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:52 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_115436" align="aligncenter" width="500" caption="Wingko Babat dibungkus rapi sebelum dipak dalam kardus"][/caption] Sehabis putar-putar kota Babat dan juga menikmati mak nyusnya pecel di warung depan stasiun Babat kini giliran membeli oleh-oleh untuk yang dirumah. Oleh karena kota Babat terkenal dengan makanan berupa wingko maka kamipun berburu wingko Babat yang terkenal manis dan legitnya . Namun saya di sarankan oleh pemilik warung nasi pecel bila ingin membeli Wngko Babat yang enak dan masih baru maka harus membeli langsung pada si pembuatnya. Saran yang bagus pikir saya , selain mendapatkan wingko yang benar-benar enak sayapun bisa melihat secara langsung cara membuatnya. Hitung-hitung untuk bahan liputan. Apalagi keponakan saya bilang dia kenal sama anak pemilik depot Wingko Babat yang merupakan teman satu club di BMC ( Babat Mio Club) yang merupakan kumpulan anak muda penggemar motor Yamaha Mio. Dengan membonceng Mio kesayangan keponakan saya itu sayapun diantar putar-putar kota Babat lagi untuk berburu wingko yang saya jadikan oleh-oleh untuk yang dirumah . Dengan melewati berbagai tempat seperti pasar Babat lama akhirnya , kami sampai di Depot “Setia” muka pegadaian Babat milik Ny. H.A Masyhur S. . Sampai di sana benar apa yang dikatakan pemilik warung nasi pecel stasiun Babat pembeli wingko Babat disini datang silih berganti ,mereka datang sendiri atau berombongan menggunakan kendaraan. Depot yang berfungsi juga sebagai warung makan ini menyediakan wingko dalam berbagai ukuran ada yang kecil-kecil dengan wadah plastic berisi 10 biji yang banyak di jajakan di bis-bis, terminal atau tempat wisata. Ada yang berukuran sedang dengan diameter 15 cm dan adapula yang super jumbo dengan diameter 30 cm. “ Yang ukuran kecil-kecil ini perplastik berisi 10 biji harganya 8.000,- , yang sedang ini perlembar Rp 4.500,- dan yang besar lagi ini Rp 11.000,- . kamipun menerima pesanan berapapun jumlahnya dan ukurannyapun tinggal pilih . Wingko saya ini dijamin enak rasanya jika dibandingkan yang lainnya “ , ujar si pemilik depot sambil melayani pembeli. Dengan penuh penasaran kamipun ikut antri untuk membeli wingko Babat dengan merk “ 77” ini saya membeli 1 plastik dan empat bungkus dengan satu satu bungkusnya berisi 2 lembar ukuran sedang. Ketika dimasukkan kedalam bungkusan wingko masih baru . bentuknya bagus kalau dipegang empuknya terasa dan baunyapun harum khas wingko . Tidak heran jika depot wingko yang satu ini tiada sepi dari pembeli . Menurut si empunya depot dia meneruskan usaha turun temurun dari orang tuanya dahulu sehingga resep yang ia terapkan juga warisan dari leluhurnya dahulu . Memang dikota Babat ini ada puluhan merek wingko Babat namun yang rasanya khas dan asli ada beberapa saja , yang lain hanyalah Pengusaha-pengusaha baru yang ikut meramaikan usaha wingko Babat ini. [caption id="attachment_115448" align="aligncenter" width="300" caption="Wingko Babat siap dikirim untuk dijual di berbagai tempat"][/caption] Setelah mendapatkan wingko sebagai oleh-oleh yang dirumah , akhirnya sayapun diantarkan oleh keponakan saya untuk menunggu bis yang mengantarkan saya menuju kota kudus. Sampai di tempat pemberhentian bis yang menuju kota kudus sudah jalan duluan , sehingga keponakan saya berinisiatif untuk mengejarnya . Dengan kepiawaiannya menaiki Mio dia mengejar bis yang melaju kencang , namun karena kalah besar bis tidak terkejar akhirnya dia saya suruh berhenti untuk menunggu bis yang lainnya saja. Di tengah menunggu bis datang ada warga yang membawa 2 kardus besar berisi wingko Babat yang terbungkus plastic kecil-kecil yang biasa dijual di terminal-terminal atau tempat wisata. Kurang lebih 15 menit menunggu akhirnya Bis jurusan Kudus datang dan akhirnya sayapun berpamitan dengan keponakan saya berpesan agar sungguh-sungguh kuliahnya dengan belajar rutin dan tidak keluyuran. Nah di dalam Bis inilah nanti ada kisah lain yang cukup menarik untuk dibaca dan akan saya tulis pada kesempatan selanjutnya. ( FM) Fatkhul Muin Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun