Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Petani Jepara Menjerit! Sulit Dapatkan Pupuk Subsidi dan Distribusi Tidak Tepat Waktu

7 Februari 2023   07:13 Diperbarui: 7 Februari 2023   07:20 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Area persawahan Jepara habis panen MT 1 ( Foto: kabarseputarmuria)

Jepara - Petani di Jepara menjerit lantaran kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Memasuki musim tanam kedua, para petani di beberapa wilayah Kabupaten Jepara masih mengalami kendala untuk mengakses pupuk bersubsidi.

Padahal, alokasi pupuk bersubsidi masih tercatat ada. Hal ini disampaikan Ketua Komisi B Nur Hamid pada rapat koordinasi terkait kelangkaan bersubsidi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara, Senin (6/2/2023).

Ia meminta pemerintah daerah memperketat pengawasan distribusi pupuk bersubsidi.Selain itu perlu penguatan kapasitas SDM petani terkait teknis penggunaan pupuk. Harus dipastikan juga seluruh alokasi pupuk bersubsidi di Jepara, tersalur kepada pemilik kartu tani untuk memenuhi kebutuhan produksi.

''Faktanya, ada banyak petani mengalami kekurangan pupuk. Mereka tidak mendapat pupuk bersubsidi sesuai kebutuhan meski sudah memegang kartu tani. Bahkan ada yang tidak bisa membeli pupuk bersubsidi sama sekali. Namun ternyata alokasi pupuk bersubsidi di Jepara tidak terambil seluruhnya,'' bebernya.

Fakta tersebut nyata dilapangan seperti yang dikatakan Sukadar warga desa Sowan Lor kecamatan Kedung.  Di dalam MT 1 ia dan teman temannya yang tergabung di kelompok " Ngudi Rejeki" harus beli pupuk dengan harga mahal.Pupuk itu dibeli dari petani Demak yang tersisa di MT 1 agar tanaman padinya tumbuh baik dan bisa di panen.

"Kesulitan petani di sini itu masalah pupuk .Ketika petani butuh pupuk di penyalur kosong. Akibatnya petani kesana kemari beli pupuk dan akhirnya beli pupuk di sesama petani Demak yang punya sisa pupuk MT 1. Ya itu harganya perkwintal mencapai Rp 500 lebih", kata Sukadar pada kabarseputarmuria Senin 6/2/2023

Beruntung meski harus kesana kemari tidak hanya membeli ke satu petani namun akhirnya sawahnya bisa mendapatkan pupuk. Pupuk merupakan kebutuhan pokok petani jika pupuk kurang bisa dikatakan tanaman padi akan menghasilkan atau bisa panen. Meskipun dengan harga mahal pupuk harus dibeli dan ada. Sehingga untuk MT 2 ini ia berharap pupuk ada dan tepat waktu pendustribusiannya.

"Sekali lagi agar kami petani tidak menjerit maka pemerintah harus menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi.Selain itu waktu distribusinya juga tepat waktu .Ketika petani butuh pupuk di pengecer ada sehingga petani tidak harus cari pupuk kesana kemari dengan harga mahal ", kata Sukadar yang perangkat desa Sowan Lor. (Muin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun