Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rumah Ini Tunggu Bantuan Bedah Rumah, Hujan Kebanjiran Tak Ada Dapur dan WC

4 April 2018   06:13 Diperbarui: 4 April 2018   07:35 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Pak Huda Tunggu Program Bedah Rumha dari Pemerintah (dokpri)

Demak --Rumah yang sehat dan nyaman adalah dambaan setiap keluarga. Namun karena keterbatasan ekonomi membuat tidak semua keluarga bisa mempunyai rumah yang sehat dan nyaman ditempati. Seperti halnya keluarha Huda yang tinggal di RT 05 RW 01 desa Kedungmutih kecamatan Wedung ini. Lima tahun terkahir ini rumah yang ditem[ati sudah tidak sehat dn nyaman lagi.

Pasalnya jika hujan selalu kebanjiran atau terendam air , begitu juga ketik musim rob atau air pasar tinggi. Selain itu rumah peninggalan mertuanya ini juga tidak mempunyai dapur dan juga kamar mandi dan WC. Jika keluarga buang air besar harus keluar rumah menuju sungai. Sedangkan untuk mandi menggunakan kolam umum di  sebelah timur pasar Desa.

" Inginnya sih punya rumah yang nyaman tidak kebanjiran air , ada Kamar mandi dan WC . Namun karena tak ada biaya ya begini terus meski harus menguras air jika hujan atau rob ", kata Huda pada kabarseputarmuria.com.

Kesulitan ekonomi memang mendera keluarga Huda yang tidak mempunyai pekerjaan tetap. Ia hanya mengandalkan jualan istrinya di depan rumah yang hasilnya tidak seberapa. Ia hampir sepuluh tahun menderita penyakit kulit yang cukup mengganggu aktifitasnya. Selama itu ia tidak bisa bekerja. Beruntung akhir-akhir ini penyakit kulitnya mulai sembuh.

" Ya kalau hujan air masuk rumah ini sampai ke lutut , jalan depan rumah dan lantai rumahnya saya lebih rendah lantai rumah. Agar air tidak masuk dengan cepat pintu depan saya plester agak tinggi. Air masuk tidak begitu cepat namun lama kelamaan yang airnya penuh . Agar kering ya kita kuras ", tambah Huda yang dibenarkan istrinya.

Lantai yang selalu kemasukan air jika hujan atau rob membuat keramik lantai pecah dan mengelupas . Selain itu tembok kamar juga banyak yang pecah karena tanahnya amblas. Meskipun demikian rumah itu tetap ia tempati bersama dengan keempat anaknya. Kondisi ini ia jalani sudah lebih lima tahun. Untuk memperbaikinya tidak ada dana , penghasilan tak seberapa hanya untuk kebutuhan harian itupun ditopang dengan dana PKH dari pemerintah.

Oleh karena itu Huda berharap kepada pemerintah mulai dari Desa , kabupaten, Provinsi dan Pusat atau fihak lain yang susdi membantu memperbaiki rumah yang tidak layak huni . Terutama butuh dana untuk peninggian lantai , membuat kamar mandi ,WC dan dapur sederhana agar layak ditempati. Beberapa waktu yang lalu sudah ada yang mengambil gambar untuk diajukan bedah rumah ,namun sampi sekarang belum terealisasi. (Muin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun