Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Demi Keluarga Ibu Mustaroh Rela Berjualan Keliling

10 September 2015   09:49 Diperbarui: 10 September 2015   10:02 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Jepara Bagi sebagian orang seorang istri tugasnya hanya di rumah saja yaitu mengasuh anak dan memasak untuk keperluan keluaraga. Namun disaat yang serba sulit sekarang ini beban mencari nafkah untuk keluarga kini menjadi tanggung jawab bersama. Banyak istri-istri setia yang rela bekerja di rumah demi tegaknya ekonomi keluarga.

Seperti halnya Ibu Mustaroh (45) warga desa Panggung kecamatan Kedung ini. Setiap hari ia meninggalkan rumahnya untuk bekerja sebagai pedagang pracangan keliling. Dengan sepeda motornya ia kulakan berbagai kebutuhan dapur di pasar baru desa Kedungmutih kemudian diiderkan kerumah-rumah warga. Mulai dari desa Kedungmutih , Kedungmalang, Surodadi dan Panggung.

“ Saya jualan seperti ini kurang lebih sudah tiga tahun , awalnya ya sedikit lama –lama jadi banyak seperti ini . Dulu pelanggan saya paling 10 orang kini hampir 50 orang “, ujar Mustaroh yang di temui kabarseputarmuria.com di pasar baru desa Kedungmutih.

Mustaroh mengatakan , ia ider keliling kebutuhan dapur mulai dari bumbu dapur , tempe , tahu , makanan sampai dengan buah –buahan. Sepeda motor bagian belakang di pasang keranjang besar kiri dan kanan. Ia belum beranjak dari pasar jika keranjangnya belum penuh dagangan. Selain keranjang di belakang, motor bagian depan juga penuh dengan dagangan.\

“ Modalnya kalau dihitung semuanya  ya paling banyak satu juta rupiah. Itu sudah komplit mulai bumbu-bumbu dapur, tempe, tahu, buah, sampai dengan makanan keciln dan kerupuk. Apa saja yang dipesan oleh pelanggan saya kulakan “ tambah Mustaroh.

Karena yang dijual kebutuhan dapur , maka pelanggannya semua ibu-ibu. Penjualan kebanyakan kontan ada barang ada uang. Namun satu dua ada juga yang ngebon biasanya ketika kondisi di laut sedang sepi. Ia tidak punya buku khusus bon-bonan belanja dari ibu-ibu pelanggannya. Ia hanya pasrah jika membayar ia terima ,jika tidak ya ia diam saja.

“Saya juga istri nelayan sehingga jika laut sedang sepi ya suami kadang pulang tidak bawa hasil. Sebagai istri ya gimana caranya anak-anak bisa makan ya harus ngebon atau utang dulu pada bakul keliling “, tambah Mustaroh.

Dari usahanya berjualan keliling ini Mustaroh mendapatkan hasil yang lumayan . Jika dihitung setiap harinya ia paling sedikit bisa mendapatkan untung Rp 25 ribu – Rp 40 ribu. Selain itu kebutuhan dapur sehari-harinya seperti bumbu ,lauk pauk dan juga buah sudah tersedia dari sisa dagangannya setiap hari.

Meski kadang badan ini terasa lelah namun hal itu tidak ia hiraukan. Jika ia merasa lelah iaupun berhenti di rumah pelanggannya . Setelah berhenti sejenak dan lelah hilang iapun melanjutkan ider dagangan ke rumah pelanggannya satu demi satu hingga habis dagangannya.

Setelah mempersiapkan sarapan dan kebutuhan makan siang untuk keluarganya. Ia berangkat ke pasar sekitar pukul tujuh pagi. Membeli dagangan ia membutuhkan waktu sekitar satu setengan jam. Sekitar pukul sembilan iapun mulai ider dagangan ke rumah pelanggannya satu persatu . Sampai pukul sebelas kadang sampai pukul dua belas ia baru masuk ke rumahnya lagi.

“ Alhamdulillah dari ikut berjualan keliling ini , kebutuhan keluarga bisa terpenuhi meski suami saya hanya sebagai buruh nelayan yang penghasilannya tidak tentu.”, kata ibu Mustaroh menutup sua. (Muin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun