Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hanif Ngojek di Pangkalan , Sudah Dua Puluh Tahunan Awalnya Mengantar Tetangga

22 Agustus 2015   22:37 Diperbarui: 22 Agustus 2015   22:37 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DemakPekerjaan Ojek atau mengantarkan orang dengan sepeda motor  dulu dipandang sebelah mata . Namun setelah era Go-Jek ramai di media ojek mulai dilirik oleh kalangan berpendidikan tinggi.Dari informasi yang dilansir dari media banyak sarjana yang ikut antri mendaftarkan diri sebagai tukang ojek.

Bagi Hanif (40) warga desa Babalan Ojek merupakan pekerjaan sejak kecil. Usai lulus sekolah MTs ia mulai kerja sebagai tukang ojek. Desanya Babalan kecamatan Wedung kabupaten Demak merupakan desa pesisir terpencil. Alat transportasi umum yang sering digunakan adalah perahu dan sepeda motor.

Kondisi jalanpun dulu tidak sebagus sekarang , sehingga satu desa belum ada yang memiliki mobil sebagai angkutan umum. Praktis sepeda motor adalah satu-satunya alat transportasi handal di desa pesisir itu. Dari mulai belanja ke pasar, berobat ke dokter sampai dengan angkut barang semua menggunakan sepeda motor.

“ Kalau tidak salah hitungan saya mengojek sudah lebih lima belas tahun. Awalnya menolong mengantarkan tetangga berobat ke dokter. Setelah itu terus ada yang saja tetangga yang mau diantar ya akhirnya jadi pekerjaan pokok”, cerita Hanif pada kabarseputarmuria.

Awalnya memang malu bekerja sebagai tukang ojek. Namun karena ada sifat menolong dan juga mendapat penghasilan akhirnya menjadi terbiasa. Sering ia mengantarkan orang berobat ke dokter, selain itu juga mengantar pedagang kulakan ke pasar tetangga desa. Selain itu kadang ia juga mengantarkan orang untuk mengambil kiriman ke bank.

“ Kalau sudah jadi tukang ojek jangan pilih-pilih route kemana orang diantarkan. Ya kadang hanya dekat-dekat saja paling jauh ya 10 km . Namun kadang kita harus antar keluar kota jauhnya sampai ratusan kilometer”, kata Hanif.

Menjadi tukang ojek menurut Hanif banyak suka daripada dukanya. Sukanya selain dapat penghasilan setiap harinya. Ia kadang bisa makan gratis karena dicarter ke luar kota. Apalagi jika urusan orang yang dibawanya lancar selain makan kenyang pulangnya diberikan uang bensin yang lumayan.

“ Penghasilan tukang ojek tidak tentu kalau dirata-rata sehari Rp 75 ribu dapat. Itu sudah bersih dipotong uang bensin dan makan siang.Jika carteran jauh kadang diberi uang bensin Rp 100 ribu – Rp 150 ribu “, tambahnya.

Sedangkan dukanya ya ketika musim penghujan , karena sudah ada langganan tetap dalam kondisi apapun harus berangkat. Meski harus menahan dinginnya air hujan dan membawa barang yang cukup banyak ya harus dijalankan. Pernah ia harus jatuh dari sepeda motor karena jalannya licin damn terlalu banyak membawa beban.

Namun secara keseluruhan pekerjaan sebagai tukang ojek masih layak dijalankan bagi yang belum mempunyai pekerjaan tetap. Dengan modal sepeda motor kita bisa mempunyai penghasilan tetap untuk membiayan kebutuhan keluarga. Meski tidak banyak namun masih cukup untuk belan ja sehari-hari.

“ Sekarang selain kerja sebagai tukang ojek , saya juga sebagai sales bibit udang dan bandeng. Istri dirumah juga buka toko kelonthong sehingga hasil dari mengojek untuk tambah-tambah kebutuhan keluarga”, kata Hanif menutup sua. (Muin)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun