[caption id="attachment_247441" align="aligncenter" width="540" caption="Rofiudin dengan ayam Jawa piaraannya"][/caption]
Demak - Bagi Nur Ahmad Rofiudin (24) warga Dukuh Sidomulyo Desa Rejosari kecamatan Mijen kabupaten Demak mempunyai usaha sendiri adalah hal yang menyenangkan. Oleh karena itu setelah hampir sepuluh tahun merantau meninggalkan desanya bekerja untuk orang lain, kini ia kembali ke desanya kembali.
“ Alhamdulillah berkat internet kami mendapat pengalaman berusaha beternak Ayam Jowo Super. Dengan mencoba memelihara 200 ekor dalam jangka 2 bulan sudah kelihatan keuntungannya “, ujar Rofiudin pada Warta Demak yang berkunjung ke rumahnya.
Rofiudin mengatakan , keinginan untuk membuka usaha sendiri sudah sejak lama. Namun baru kesampaian empat bulan yang lalu. Awalnya ia buka internet untuk mencari usaha yang cocok dengan tempat tinggalnya. Ketemulah ia dengan usaha ternak ayam Jawa super yang baru ngetrend dimana-mana.
Dengan modal seadanya iapun membeli bibit anakan dari Kudus sebanyak 200 ekor dengan harga sekitar Rp 5.000,-. Untuk kandangnya ia memanfaatkan lorong rumahnya dan tetangga dengan lebar 1,5 meter . Untuk pakannya iapun membeli lipur dari toko makanan ternak di Pecangaan.
Selama dua bulan ayam itu ia pelihara sesuai dengan panduan yang ia dapatkan di internet . Selain pemberian pakan yang teratur kebersihan kandang diperhatikan. Kesehatan ayam juga di jaga dengan pemberian obat atau vaksin yang diberikan dalam minuman ayam.
“ Alhamdulillah dalam percobaan tahap pertama 200 ekor ayam yang kami pelihara kematiannya di bawah 5 persen. Setelah semua pengeluaran dihitung saya dapat untung sekitar 1 Juta rupiah “ kata Rofiudin.
Dari keberhasilan tahap pertama itulah maka Rofiudin mengisi kandang lorong rumahnya itu kembali dengan bibit ayam. Yang pertama ia isi bibit anakan sebanyak 200 ekor . Setelah yang pertama berumur 25 hari , maka separoh kandangnya ia isi kembali anakan sebanyak 200 ekor .
“ Alhamdulillah yang pertama ini udah lebih satu bulan mungkin 15 hari lagi akan panen . Nah jika yang ini di panen yang sebelah sana nanti kita pindahkan ke sini “, kata Rofiudin .
Kandang Permanen
Melihat usaha peternakan ayam Jowo yang masih prospektif itulah Rofiudin memberanikan diri untuk mengembangkan usaha yang lebih besar. Kandang di samping rumahnya itu selain sempit juga dekat dengan pemukiman warga. Dengan meminjam BPKB orangtuanya rencananya ia akan membuat kandang permanen di pinggir sungai depan rumahnya.
Rencananya ia akan mengisi kandangnya itu sekitar 1.000 ekor bibit ayam. Modal yang dibutuhkan cukup banyak untuk ukuran dia yang masih bujangan. Untuk bibitnya saja sekitar 5 juta rupiah , kandang membutuhkan biaya sekitar 5 juta rupiah . Sedangkan pakan setidaknya butuh modal sekitar 10 juta rupiah.
“ Ya untuk bibit 1.000 ekor minimal modal yang dikeluarkan Rp 15 – 20 juta . Nah untuk keperluan ini rencananya kami akan mengajukan kredit ke Bank BKK atau BRI . Mudah-mudahan bisa cair “, harap Rofiudin.
Menurut Rofiudin beternak ayam Jawa ini lebih mudah dibandingkan beternak ayam potong jenis horn. Selain anti penyakit ayam juga mudah pemerliharaannya. Kandangnya sederhana tidak perlu diberi kipas pendingin jika cuaca panas . Ayam juga tahan dengan suara bising sehingga tidak perlu memutarkan music.
“ Pokoknya usaha ternak ayam Jawa Super ini cukup prospektif karena hasil panennya harganya juga lumayan sedangkan barang diambil oleh para bakul ke sini “, ujar Rofiudin menutup sua. (Muin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H