Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Mengantar Haji, Isak Tangis Mengiringi Keberangkatannya

1 November 2011   11:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:12 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_139456" align="aligncenter" width="300" caption="Upacara pemberangkatan calon haji di Masjid"][/caption] Bagi warga desa kami Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak menjalankan Ibadah Haji merupakan hal yang sacralsekali , oleh karena itu bagi mereka yang akan berangkat ke tanah suci ada perlakuan khusus baginya. Biasanya setengah bulan sebelum keberangkatannya tetangga kanan-kiri , saudara-saudara handai tolandatang ke rumah untuk menjenguk. Selain bersilaturahmi merakapun saling mendoakan untuk kesehatannya masing-masing dan juga membawa bingkisan layaknya orang mempunyai hajat perkawinan atau khitanan. Oleh karena itu rumah warga yang akan berangkat haji setiap harinya selalu ramai dengan kedatangan para tetangga dan kerabat.

Keramaian itu akan bertambah ketika satu minggu menjelang keberangkatan mereka ke tanah suci . Mereka mengadakan selamatan keberangkatan haji atau lazim disebut Walimatusshafar Lilhaj yang mengundang hampir seluruh warga di kampung. Tujuan dilaksanakannya walimah tersebut selain sebagai wujud rasa syukur mereka atas keberangkatan haji ke tanah suci , juga sebagai permohonan do’a dan juga maaf atas segala kesalahan yang diperbuat sebelumnya. Dengan memohon maaf tersebut ibadah haji mereka diharapkan bisa berjalan lancar , dan juga nanti kembali ke rumah mendapatkan predikat Haji Mabrur.

Seusai pelaksanaan selamatan,rumah mereka yang akan berangkat haji terus ramai dengan datangnya sanak saudara dan handai taulan sampai dengan datangnya hari H pemberangkatan haji. Keramaian itu layaknya orang yang mempunyai hajat pernikahan atau khitanan , selain kue-kue untuk suguhan mereka juga diberi makan . Sebaliknya mereka yang datang menghormati tuan rumah , juga membawa “cangkingan “ misalnya , gula , beras , dan juga rokok. Satu dua yang hadir ada juga yang memberi uang dalam amplop tertutup.

[caption id="attachment_139463" align="aligncenter" width="300" caption="Calon haji diantar sanak saudara"][/caption]

Sedang puncak penghormatan terhadap mereka yang akan berangkat haji ke tanah suciadalah hari H mengantar mereka ke pendopo kabupaten yang selanjutnya akan dibawa ke embarkasi. Sebelum berangkat terlebih dahulu diadakan upacara pemberangkatan dengan mendatangkan tokoh masyarakat dan juga tokoh agama (kyai) bertempat di rumah ataupun di Masjid. Dalam acara itu calon haji mewakilkan pada seseorang untuk berpamitan kepada seluruh yang hadir , diantaranya memohon maaf, memohon restu dan memohon do’a agar ibadah mereka di tanah suci berjalan lancar . Selain itu juga memohon do’a agar diberikan kesehatansehingga bisa kembali ke tanah air dengan selamat.

Dalam acara penghantaran calon haji ini biasanya diiringi isak tangis oleh para keluarga dan juga handai taulan ketika adzan dikumandangkan dan juga do’a pelepasan . Sebelum memasuki mobil yang membawa mereka ke pendopo kabupaten , satu persatu mereka bersalaman dan saling berangkulan sebagai tanda pelepasan. Bagi keluarga atau tetangga terdekat biasanya mereka mengantarkannya sampai ke pendopo kabupaten dengan mengendarai sepeda motor atau menyarter mobil.

Satu calon haji biasanya membawa rombongan 5 – 10 mobil pengantar dengan jumlah penumpang 5- 10 Orang. Sesampainya di pendopo kabupaten hanya mobil calon haji yang bisa memasuki halaman pendopo yang selanjutnya menurunkan calon haji saja. Para pengantar itupun hanya bisa melihat calon haji dari kejauhan diluar pagar pendopo kabupaten. Mereka menunggu sampai calon haji masuk bis masing-masing yang membawa ke embarkasi yang selanjutnya diterbangkan ke tanah suci.

Tradisi mengantar calon haji sudah menjadi tradisi yang setiap tahun sekali berulang yaitu ketika pemerintah mengumumkan jadwal pemberangkatan calon haji . Mungkin tradisi menghantar calon haji tidak hanya terjadi di desa saya saja namun juga desa-desa lainnya di Indonesia. Selamat jalan calon haji , tamu Allah , semoga selamat dan kembali ke tanah air dan mendapatkan Haji Mabrur. Amiiiiin. (FM)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun