Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Money

Usaha Ternak Ayam di Lahan Tambak Lesu , Harga Jual Ayam Terus Merosot

7 Mei 2011   01:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:00 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jepara - Usaha peternakan ayam potong di tambak seputaran kecamatan Kedung kabupaten Jepara saat ini tidak seramai dahulu . Kandang-kandang yang biasanya ramai dengan suara tape dan radio untuk menghibur ayam agar tidak stress kini tak terdengar lagi. Puluhan kandang kini tak berpenghuni dan ditutup rapat pintu dan jendelanya , yang masih berpenghuni hanyalah beberapa kandang saja itupun bisa dihitung dengan jari. Kelesuan para peternak ayam potong tersebut diakibatkan harga jual ayam yang terus merosot sedangkan biaya produksi khususnya pakan terus melambung naik sehingga hasilnya tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan . Agar tidak mengalami kerugian yang berkepanjangan maka para peternakpun menghentikan usahanya menunggu harga jual ayam stabil kembali. “ Ya kami disini sudah menghentikan usaha lebih tiga bulan ini , setelah harga jual ayam terus merosot dulu dengan harga jual Rp 13 ribu – 14 ribu kami masih bisa jalan meski dengan untung yang kecil . Namun saat ini harga hanya Rp 10 ribu – Rp 11 ribu untuk biaya operasional saya tidak masuk daripada kami rugi lebih baik tak berproduksi dulu menunggu kenaikan harga ayam utamanya menjelang puasa atau lebaran “, ujar Masnur (55) warga desa Bulak Baru yang ditemui di kandangnya yang kosong melompong tak berpenghuni. Pak Masnur sementara menutup usahanya Masnur yang sudah pernah merasakan 6 kali panen dengan hasil yang cukup lumayan mengatakan , usaha ternak ayam di lahan tambak ini merupakan program pemerintah lewat gapoktan –gapoktan yang bertujuan untuk meningkatkan penghasilan para petani. Dulu pada awalnya usaha ini cukup menjanjikan dengan waktu yang cepat para peternak bisa mendapatkan penghasilan yang lumayan dari usaha ternak ayam ini . Namun karena harga produksi yang terus naik khususnya pakan dan tidak diimbangi oleh kenaikan harga jual ayam maka penghasilan peternakpun turun drastic , bahkan satu dua ada yang mengalami kerugian. Melihat kenyataan itulah maka hampir semua peternak menghentikan usahanya dan membiarkan kandangnya tak berpenghuni . Padahal untuk membuat kandang mereka mengeluarkan biaya yang tidak sedikit , bagi peternak yang menggunakan modal sendiri hal tersebut tidak masalah . Namun bagi peternak yang mengandalkan modal pinjaman hal ini membuat kesulitan tersendiri. “ Dulu ketika harga pakan Rp 235 ribu setiap zaknya dan harga jual ayam Rp 14 ribu setiap kilonya kita masih bisa bertahan , namun saat ini harga pakan naik menjadi Rp 260 ribu per zak tetapi harga jual ayam turun hanya Rp 10 ribu setiap kilonya . Kalau harga ayan per kilo Rp 13 ribu mungkin kita masih jalan meski dengan keuntungan yang minim “, tambah Masnur.

Pak Moh. As"ari mencoba bertahan tunggu harga ayam naik Sementara itu Moh. As’ari (56) salah satu peternak ayam yang masih bertahan dengan beberapa kandang ayam di lahan tambaknya mengatakan , usaha ternak ayam potong ini dari segi teknis budi dayanya tidak ada masalah. Meski dengan ketrampilan seadanya mereka bisa menghasilkan ayam dengan kualitas yang baik , sehingga pada awal usaha ternak ayam di tambak dijalankan usaha ini cukup prospektif. Selain petani tambak di desa Bulak baru , beberapa petani tambak lain juga mengembangkan usaha ternak ayam potong ini diantaranya desa Panggung, Kedungmalang sampai dengan desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak. Pada awalnyapun mereka mengalami hasil yang cukup lumayan termasuk dirinya yang dalam satu kali panen dengan tebar 1000 ekor dapat meraup keuntungan 3 – 5 juta rupiah . Namun dengan merosotnya harga jual ayam akhir-akhir ini keuntunganpun memjadi amat minim , bahkan ada yang mengalami kerugian karena ayam tertahan agak lama menunggu pembeli. “ Untuk ayam yang dibawah dua kilo setiap ekornya kita masih mendapatkan keuntungan karena jenis ayam ini banyak di cari oleh pembeli , namun ketika berat ayam mencapai lebih dua kilo harga menjadi lebih murah karena penjualannya sulit. Namun dalam kondisi apapun saya tetap menjalankan usaha karena saya yakin siapa yang mau berusaha pasti ada hasilnya . Ibarat kita memasang jaring kalau tekun dan tlaten pasti ada ikan yang masuk “, ujar Moh. As’ari yang mengaku mengenal usaha ayam potong sudah 10 tahun yang lalu.
Ayam siap di bawa ke pasar Pengusaha asal desa Bugel kecamatan Kedung yang dulu pernah usaha tambak udang mengatakan kelesuan yang melanda sejumlah peternak ayam potong di kawasan tambak desa Bulak Baru dan sekitarnya bisa dibangkitkan lagi jika ada kenaikan harga jual ayam yang signifikan dan juga penurunan harga pakan ayam. Untuk yang pertama mungkin bisa terjadi saat menjelang puasa atau hari raya harga jual ayam dimungkinkan bisa naik karena permintaan yang bertambah . Namun jika setelah hari raya harga jual kembali kembali turun maka kelesuanpu akan timbul kembali , oleh karena itu mereka mengharapkan harga pakan bisa diturunkan seperti dahulu. Adapun mekanime penurunan harga itupun bisa di atur agar para peternak tersebut bisa merasakan , karena sering terjadi ketika pemerintah memberikan subsidi kepada usaha kecil justru yang merasakan yang pertama kali adalah pengusaha besar yang sebenarnya tidak membutuhkan bantuan itu. “ Ya untuk mekanisme itu tergantung pemerintah , harapan kami para peternak disini adalah bagaimana mereka bisa berusaha kembali dalam rangka meningkatkan pendapatan untuk keluarganya . Saya masih optimis jika usaha ternak ayam potong ini masih prospektif untuk dikembangkan dilahan tambak ini . Cuma masalahnya kita kalah bersaing dengan pengusaha besar yang mempunyai mitra dimana-mana “, ujar Moh As’ari menutup sua. (FM)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun