Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ahmad Miftah 9 Tahun Menunggu Jadi PNS

22 Maret 2011   05:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:34 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demak- Bagi Ahmad Miftah (31) guru honorer SD Kedungkarang kecamatan Wedung kabupaten Demak tahun 2011 ini merupakan tahun keberuntungannya , karena pada tahun ini dia berhasil menembus tembok tes CPNS untuk lowongan guru SD . Dengan berbekal ijasah Sarjana PGSD UT ia melamar untuk formasi Guru SD kabupaten Kudus yang tergolong banyak lowongannya dan kebetulan Pemda Demak pada tahun itu tidak menyelenggarakan kegiatan penerimaan CPNS. Dengan berbekal uang kurang dari 25 ribu rupiah iapun melengkapi persyaratan berkas-berkas lamaran dengan memfoto copynya dan juga mengirimkan ke panitia pendaftaran lewat Pos. Beberapa hari kemudian iapun memperoleh nomor tes yang nantinya digunakan untuk mengikuti tes CPNS yang ditempatkan disebuah gedung sekolah. Tibalah hari tes , dengan bekal bismilah iapun berangkat mengikuti tes bersama dengan satu rekannya yang sama-sama berwiyata bakti di SD Kedungkarang. “ Alhamdulillah berkat jalan yang ditunjukkan Allah SWT nama saya muncul di pengumuman dan dinyatakan diterima menjadi Guru SD di kabupaten Kudus. Saat ini saya bersyukur karena satu tahun yang lalu saya juga pernah mencoba untuk mendaftarkan diri sampai ke Lampung namun gagal “, ujar Ahmad Miftah pada Mitra Pos yang mewawamcarainya. Wiyata Bakti 9 tahun Kepada Mitra Pos Miftah yang dahulu berwiyata bakti bermodalkan ijasah SLTA ini mengungkapkan setelah menamatkan sekolah lanjutan atas karena tidak adanya biaya iapun mencoba membantu di SD yang pada waktu itu kekurangan guru. Dalam perjalanan berwiyata itulah ada dorongan dari Kepala Sekolah bapak Sutiyono disarankan untukkuliah D2 PGSDagar wiyata baktinya lebih terarah , dan jika ada lowongan dia bisa ikut berkompetisi menjadi guru PNS. Setelah lebih kurang tiga tahun kuliah di UT yang dilakukannya pada hari libur mengajar iapun memperoleh ijasah D2 , sehingga hal ini menambah semangatnya untuk tetap mengajar anak-anak meski dengan honor yang seadanya. Dengan berbekal ijasah D2 itu iapun memcoba untuk mengikuti tes CPNS yang dilaksanakan di kabupaten Demak , karena belum peruntungannya beberapa kali gagal . Namun kegagalan itupun menjadi cambuk untuk terus berwiyata bakti dan juga terus belajar memprofesionalkan dirinya dengan kuliah lagi S1 PGSD yang juga dilakoninya setelah mengajar dan juga ketika libur tidak mengajar sehingga dia lulus.

Ahmad Miftah ditengah anak didiknya Dengan bekal ijasah itupun ia terus berwiyata bakti mendidik anak-anak meski dari segi gajinya jauh dari harapannya . Namun berkat ketekunannya terus berwiyata bakti itulah maka pada awal tahun 2011 ini ia berhasil menjadi CPNS sesuai dengan cita-citanya setelah menekuni profesi Guru . Setelah nanti menjadi guru PNS meski tidak bertempat di kampung halamannya iapun tidak akan lupa dengan teman-teman seprofesinya di SD Kedungkarang utamanya kepala sekolah yang selalu mendorongnya untuk terus kuliah setinggi-tingginya. “ Dalam hal ini yang cukup banyak berperan dalam keberhasilan saya mengikuti tes CPNS ini adalah bapak Sutiyono kepala sekolah saya. Beliau selain memberikan dorongan moril juga memberikan bantuan material misalnya memberikan bantuan biaya kuliah saya dan yang lain agar kuliah saya cepat selesai. Lewat kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang tidak terkira “, ujar Ahmad Miftah dengan mata berkaca-kaca. Ahmad Miftahmerupakan sosok tenaga wiyata bakti yang termasuk beruntung , karena belum genap 10 tahun berwiyata bakti dia berhasil menembus tes CPNS dengan cara bersih yaitu kemampuan diri dan kemauan diri . Selain dia mungkin masih banyak lagi tenaga wiyata bakti yang menunggu giliran untuk diangkat menjadi CPNS, kendala para wiyata bakti ini diantaranya kurang transparannya seleksi CPNS karena ada rumor yang menggejala di lapangan untuk menjadi CPNS harus mengeluarkan biaya yang cukup besar, Namun demikian Ahmad Miftah membuktikan bahwa untuk meraih kursi CPNS yang ia butuhkan ialah kemauan dan ketekunan selain biaya yang tidak begitu banyak . (FM)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun