Demak- Bagi Ahmad Miftah (31) guru honorer SD Kedungkarang kecamatan Wedung kabupaten Demak tahun 2011 ini merupakan tahun keberuntungannya , karena pada tahun ini dia berhasil menembus tembok tes CPNS untuk lowongan guru SD . Dengan berbekal ijasah Sarjana PGSD UT ia melamar untuk formasi Guru SD kabupaten Kudus yang tergolong banyak lowongannya dan kebetulan Pemda Demak pada tahun itu tidak menyelenggarakan kegiatan penerimaan CPNS. Dengan berbekal uang kurang dari 25 ribu rupiah iapun melengkapi persyaratan berkas-berkas lamaran dengan memfoto copynya dan juga mengirimkan ke panitia pendaftaran lewat Pos. Beberapa hari kemudian iapun memperoleh nomor tes yang nantinya digunakan untuk mengikuti tes CPNS yang ditempatkan disebuah gedung sekolah. Tibalah hari tes , dengan bekal bismilah iapun berangkat mengikuti tes bersama dengan satu rekannya yang sama-sama berwiyata bakti di SD Kedungkarang. “ Alhamdulillah berkat jalan yang ditunjukkan Allah SWT nama saya muncul di pengumuman dan dinyatakan diterima menjadi Guru SD di kabupaten Kudus. Saat ini saya bersyukur karena satu tahun yang lalu saya juga pernah mencoba untuk mendaftarkan diri sampai ke Lampung namun gagal “, ujar Ahmad Miftah pada Mitra Pos yang mewawamcarainya. Wiyata Bakti 9 tahun Kepada Mitra Pos Miftah yang dahulu berwiyata bakti bermodalkan ijasah SLTA ini mengungkapkan setelah menamatkan sekolah lanjutan atas karena tidak adanya biaya iapun mencoba membantu di SD yang pada waktu itu kekurangan guru. Dalam perjalanan berwiyata itulah ada dorongan dari Kepala Sekolah bapak Sutiyono disarankan untukkuliah D2 PGSDagar wiyata baktinya lebih terarah , dan jika ada lowongan dia bisa ikut berkompetisi menjadi guru PNS. Setelah lebih kurang tiga tahun kuliah di UT yang dilakukannya pada hari libur mengajar iapun memperoleh ijasah D2 , sehingga hal ini menambah semangatnya untuk tetap mengajar anak-anak meski dengan honor yang seadanya. Dengan berbekal ijasah D2 itu iapun memcoba untuk mengikuti tes CPNS yang dilaksanakan di kabupaten Demak , karena belum peruntungannya beberapa kali gagal . Namun kegagalan itupun menjadi cambuk untuk terus berwiyata bakti dan juga terus belajar memprofesionalkan dirinya dengan kuliah lagi S1 PGSD yang juga dilakoninya setelah mengajar dan juga ketika libur tidak mengajar sehingga dia lulus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H