Kesenian kethoprak bagi Darno warga dukuh Ngalasan desa Wonorejo kecamatan Tlogowungu kabupaten Pati merupakan ajang untuk menangguk rejeki . Selama 30 tahun ia hidup dari kethoprak dengan menjadi pemain yang setiap waktu menggung mengikuti kemana arah tobong kethoprak di tanggap orang. Selama sepempat abad ia melanglang ke berbagai tempat dengan peran yang berganti-ganti dalam suasana suka maupun duka. Baginya bermain kethoprak tidak hanya urusan rejeki atau mencukupi kebutuhan hidup namun juga sebagai ajang untuk melestarikan tradisi budaya peninggalan nenek moyang. Oleh karena itu setiap waktu dia terus belajar agar penampilannya di panggung semakin memikat dan disenangi oleh penonton . Selain itu dalam waktu senggangnya iapun mempelajari berbagai macam cerita atau lakon , karena selain menjadi pemain iapun kini bertindak sebagai sutradara beberapa tahun terakhir ini . Darno dengan pakaian kebesarannya “ Saya ingat pertama kali saya pentas kethoprak tahun 1976 ketika itu usia saya sekitar 17 tahunan , dan peran yang saya dapatkan adalah sebagai prajurit yang hanya mengandalkan olah tubuh saya dialogpun sepotong-sepotong. Kini selain sebagai pemain utama atau pembantu saya juga di pasrahi bos sebagai sutradara yang mengatur lakon dalam suatu pertunjukan “ ujar Darno pemain sekaligus sutradara Kethoprak “ Siswo Budaya “ Pati yang ditemui saat manggung di Demak belum lama ini. Kecintaan pada kesenian kethoprak dibuktikan oleh Darno dengan hengkangnya beberapa temannya yang memilih pekerjaan lain karena kethoprak dianggap tidak mempunyai masa depan yang jelas namun dia cuek saja tetap ikut kemana arah tobong pindah iapun pasti ada disana. Oleh karena baginya main kethoprak bukan urusan untuk mencari makan saja , namun bagaimana keseniaan tradisional ini tetap lestari dan digemari oleh masyarakat . Sehingga berapapun honor atau bayaran manggung ia terima dengan lapang dada , baginya sedikit halal lebih berkah daripada banyak namun berakibat celaka. Ketika manggung pertama kali bayaran yang ia terima berapa ratus rupiah saja , cuman untuk makan sederhana dan beli rokok saja , sekarang honor pemain kethoprak sudah lumayan jika dibandingkan dengan dahulu .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H