Bagi Suharno (45) warga Jepara yang sehari-harinya membuka usaha reklame , plat nomor merupakan rezeki tersendiri baginya karena dari plat nomor itulah dia bisa menghidupi keluarganya . Setiap hari setidaknya Rp 30.000,- - 40.000,- dia dapat keuntungan dengan memodifikasi plat nomor kendaraan roda dua atau roda empat. Dengan ketrampilan yang didapatkan dari ikut orang dalam usaha yang sama ditambah bahan baku seperti cat, mur baut dan juga lembaran seng dia menyulap nomor plat nomor polisi kendaraan roda dua maupun empat model biasa menjadi nyeni dan enak dilihat. Bagi yang tidak mempunyai jiwa seni atau maliter ( istilah jawanya) Nopol kendaraan yang didapatkan dari kantor samsat dipasang begitu saja tanpa sentuhan seni , namun bagi yang maliter setelah dapat nopol maka nopol tersebut dibawa ke tukang modifikasi dulu setelah di kasih tambahan plat besi dan cat ulang baru dipasang . Selain dilihat nyeni juga kondisi plat nopol menjadi agak kuat sehingga sulit copot dari goyangan inilah yang menjadikan usaha modofikasi plat nopol ini laris. “ Kalau dipasang sendiri tanpa dikasih plat seng tambahan biasanya gampang copot , namun kalau disini dengan tambahan plat menjadi lebih kokoh . Adapun angkosnya jika menambah plat Cuma Rp 15.000,- namun jika tambah dimodifikasi cat baru ongkosnya Rp 25.000,- . Ya tambah ongkos sedikit tidak mengapa yang penting kelihatan modif gitu “ kata seorang pelanggan bang harno dengan membawa plat nopol kendaraan roda dua dan roda empat. Bang Harno yang membuka kios kecil pinggir jalan di sebelah utara Stadion Kamal Junaidi mengatakan usaha yang ditekuni lima tahunan ini lumayan hasilnya , setiap hari pasti ada orang yang memodifikasikan nopol kendaraannya . Untuk tarif tanpa cat ukuran kendaraan roda dua Rp 15.000,- jika ditambah cat baru Rp 25.000 ,- , jika untuk kendaraan roda empat ongkosnya dua kali lipatnya. Selain menerima modifikasi nopol kendaraan dia juga membuat replica nopol kendaraan roda dua atau roda empat kecil yang dipasang di kunci kendaraan , membuat papan nama , dan juga stempel. Namun dia mengaku yang ramai orderan biasanya memodifikasi nopol kendaraan baik roda dua maupun empat. Saking ramainya pernah pekerjaan itu harus ditinggalkan oleh si pemilik dan dia kerjakan dirumah bersama satu orang pegawainya yang membuka lapak tepat didepan rumahnya . “ Pertama membuka kios di rumah Alhamdulillah orderan lancar maka sayapun merekrut satu orang untuk saya ajari memodifikasi nopol kendaraan dan setelah lancar diapun saya pasrahi untuk menjaga lapak yang di rumah . Dan sayapun membuka kios kecil ini 300 meter dari rumah saya dan Alhamdulillah disini juga ramai “, aku mas Suharno sambil memasang nopol salah satu pelanggannya yang sudah jadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H