Judul diatas saya kutip dari hasil wawancara saya dengan salah satu TKI yang telah bekerja hampir 8 tahun di negara yang selalu memanas-manasi Indonesiaitu . Dikatakan bahwa Malaysia tanpa TKI ( Tenaga Kerja Indonesia ) tidak ada apa-apanya utamanya dalam sector pembangunan sarana dan prasarananya utamanya jalan, jembatan , perumahan. Jalan-jalan yang bagus , jembatan-jembatan yang kokoh sampai dengan bangunan yang megah semua hasil karya anak bangsa Indonesia (TKI) . Apabila hanya mengandalkan bangsa Malasyia yang pemalas dan ingin gaji besar saja , percepatan pembangunan diberbagai sector akan tidak secepat ini . Hal ini bisa dilihat dari mendominasinya TKI diberbagai sector utamanya non formal , misalnya pembangunan sector riil, perkebunan, hingga kelautan . Tenaga kerja Malaysia ataupun negara-negara lainnya hanyalah sebagai pelengkap saja , karena selain kerjanya kurang bagus juga mereka minta gaji cukup tinggi sehingga memberatkan pengusaha Indonesia. “ Jika TKI semuanya dipulangkan ke Indonesia , maka yang paling rugi adalah pengusaha-pengusaha Malaysia , karena mereka kehilangan pekerja penurut rajin dan nrima. Mengandalkan tenaga dari bangsa lain seperti India , Pakistan , Bangladeh mereka akan rugi besar karena selain malas kerjanya , minta gajipun besar pula “ , tutur Santo salah seorang TKI di Malaysia asal desa Kedungmutih Wedung Demak yang cukup lama mengais rupiah di negara jiran itu. Oleh karena itu kita semestinya tidak perlu kecil hati terhadap sikap Malaysia yang selalu memanas-manasi bangsa Indonesia dengan berbagai macam cara , dari pelanggaran batas perairan , penangkapan TKI illegal , ancaman hukuman mati bagi TKI sampai dengan penahan staf DKP . Ketidakcocokan kita terhadap bangsa yang mengakui serumpun ini tidak hanya sekarang terjadi , pada jaman pemerintahan Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno juga pernah terjadi . Bahkan pada jaman itu ada istilah “ Komando Ganyang Malaysia “ yang di perintahkan oleh Panglima Tertinggi ABRI yang pada waktu itu di komandani oleh Presiden . Dengan adanya komando itu nyali Malaysia jadi ciut tidak berani lagi mengobok-obok wilayah kedaulatan Indonesia lagi selama Indonesia dipimpin oleh Presiden Ir Soekarno. Nah dengan kembali laginya kenakalan Malaysia itu maka perlu kiranya presiden SBY memberikan komando lagi seperti yang pernah dilakukan oleh Presiden Soekarno pada waktu itu , sehingga Malaysia tidak terus mengobok-obok kedaulatan NKRI dengan berbagai macam cara. Jika hal itu tidak dilakukan saya yakin Malaysia akan terus membuat trik-trik baru yang terus membuat panas bangsa Indonesia yang disana dianggap musuh mereka. Padahal jika kita mau bersatu padu dan juga pemerintah membuat statement untuk menakut-nakuti Malaysia , kita yakin Malaysia akan keder juga seperti halnya jika kita mempunyai adik nakal perlu di jewer kupingnya. Semestinya Indonesia dan Malaysia harus bisa rukun dan damai tanpa harus panas-panasan atau saling memanasi , karena secara riil Malaysia tanpa Indonesia saat ini tidak bisa apa-apa . Begitu pula Indonesia tanpa Malaysia juga akan membuat penumpukan pengangguran dimana-mana , oleh karena itu keduanya merupakan simbiosis mutualisme. Namun demikian dari simbiosis itu apabila ada pengingkaran, penghinaan maka kitapun harus berani melawan perlakuan itu. Ibarat kata Malaysia menjual kitapun harus membelinya , Malaysia mengadakan penghianatan kitapun harus berani melawannya .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H