Siang mulai beranjak sore di pinggir jalan raya Kedung - Jepara tepatnya di pinggir pantai desa Tanggul Tlare kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara tampaklah kesibukan beberapa orang dengan membawa kandang-kandang burung merpati meninggalkan tempat tersebut lalu dibawa kurang lebih 500 meter dari tempat tersebut. Sesampainya di seberang tempat merpati itupun di lepas sambil bersorak-sorak memberi semangat merpati yang dilepas itu , sesampainya di tempat yang dituju merpati itupun kembali dibawa keseberanguntuk dilatih terbang lagi. Burung merpati yang telah terbang dua atau tiga kali di masukkan kembali ke kandang digantikan merpati yang lainnya yang belum melakukan pemanasan . ” Inilah kegiatan kami komunitas para pecinta burung merpati balap di Jepara ini , jika ada waktu luang kami gunakan untuk melatih merpati terbang sprint , selain itu pula ajang ini bisa kami gunakan untuk komunikasi antar anggota komunitas dan juga rekreasi ”, ujar Muhammad Yusuf ( 45 ) Ketua komunitas PPMBSI ( Persatuan Penggemar Merpati Balap Seluruh Indonesia ) Cabang Jepara sambil menunjukkan beberapa anggota lainnya.
Muhammad Yusuf yang dalam kesehariannya sebagai pengusaha ini menjelaskan,Saat ini komunitas penggemar Merpati Balap di kabupaten Jepara ada sekitar 50 orang yang tersebar di kota-kota kecil se kabupaten Jepara misalnya Jepara, Mayong, Welahan dan juga Bangsri . Mereka rata-rata mempunyai piaraan merpati 5 – 10 pasangyang terdiri dari berbagai jenis yang didapatkan dari berbagai tempat, dengan cara membeli sesama rekan, mendatangkan dari tempat lain dan ada juga yang didapatkan dari ajang kompetisi merpati balap. Merpati balap milik penggemar merpati balap jepara ini terdiri dari berbagai ragam dari segi umur , keturunan dan prestasinya . Untuk yang pemula biasa mereka membeli anakan kemudian dipelihara , setelah besar dilatih terbang rutin misalnya seminggu 2 kali begitu seterusnya sampai mahir terbang dan siap diadu dalam ajang balapan merpati. Bagi yang profesional biasanya mencari jalan pintas dengan berburu merpati balap , hasil ajang kompetisi di berbagai tempat meskipun harus mengeluarkan uang yang cukup lumayan. Burung-burung juara itu kemudian dikawin silangkan dengan burung lokal , harapan mereka akan mendapatkan burung merpati keturunan juara lainnya.
Beberapa anggota sedang melatih merpati
” Ya untuk harga merpati balap ini relatif mas tergantung prestasinya dan juga hasil terbangnya, semakin cepat terbang harganyapun semakin mahal , sebagai contoh burung merpati balap pemula paling berharga 50 ribu – 100.000,- tetapi setelah jadi juara harganya jadi jutaan rupiah. Sehingga jika betul-betul dikembangkan dengan baik hoby memelihara merpati balap ini bisa dijadikan alternatif usaha baru yang bisa menghasilkan uang. Namun rata-rata anggota kami disini semua hoby saja yaitu senang memelihara merpati balap , jika ada satu dua anggota yang meraih kejuaraan di tingkat daerah atau nasional kita semua bangga karena dapat membawa harum nama daerah ” , ujar Muhammad Yusuf yang komunitasnya pernah masuk acara Laptop Si Unyil di Tran 7 belum lama ini.
Memang kegiatan komunitas penggemar merpati balap di Jepara yang setiap seminggu 2 – 3 kali mengadakan latihan bagi merpati balap di pantai Tanggultlare merupakan pemandangan yang cukup menarik masyarakat sekitarnya. Sehingga selain didatangi oleh anggota komunitas itu , masyarakat luar juga banyak yang melihat kepiawaian merpati-merpati balap dari Jepara ini. Oleh karena itu jika waktu siang menjelang sore tempat yang biasa digunakan untuk latihan telah didatangi warga masyarakat yang ingin melihat suasana latihan merpati balap ini .
” Ya ini salah satu wujud persembahan kami pada warga Jepara agar mengembangkan hoby memelihara burung merpati balap ini , selain untuk ajang hiburan siapa tahu dapat dijadikan usaha yang menguntungkan. Dahulu anggota kami mencapai hampir 100 orang , tetapi karena kesibukan mereka berusaha banyak yang berhenti ” , tutur Muhammad Yusuf menutup sua. (FM)
Fatkhul Muin
Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H