Mohon tunggu...
Fatkhul Muin kabarseputarmuria
Fatkhul Muin kabarseputarmuria Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga,Wiraswasta,YouTuber

Sepuluh tahun lalu berkecimpung memburu dan menulis berita namun saat ini berwiraswasta dan mengembangkan ekonomi kerakyatan di pedesaan. Tetapi hasrat untuk menulis masih menggebu-ngebu kanal kompasiana inilah sebagai ajang pelampiasaan untuk menulis. " Menulis tidak bisa mati " aku tuangkan kreasiku juga di blog pribadiku www.kabarseputarmuria.com selamat membaca dan berbagi informasi No HP : 085290238476 semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Slamet SB, Musibah yang Membawa Hikmah

16 November 2009   15:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:19 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Nama lengkapnya Slamet Setia Budi, namun orang orang disekitarnya memanggil Slamet begitu saja atau Slamet Tukang Cukur, karena profesi sehari-harinya memang sebagai tukang cukur. Sehari-harinya Slamet menunggu pelanggannya di kios kecil dari bambu dan papan bekas di dekat Pasar Baru desa Kedungmutih kecamatan Wedung Kabupaten Demak . Kios yang cukup nyeni itu ia buat sendiri dengan bantuan teman-temannya , meskipun cukup sederhana ruangan 2 meter persegi itu dibuat agar pelanggan yang memotongkan rambutnya nyaman. Selain penerangan yang cukup , ada cermin bekas almari yang rusak ia pasang untuk melihat hasil potongan rambutnya , tak lupa juga ia taruh kipas angin kecil sekedar untuk menghilangkan kegerahan pelanggannya. Disamping ruangan untuk potong rambut ada kamat kecil yang berisi balai-balai untuk istirahat manakala badannya lelah. “ Ya beginilah Mas tempat kami sederhana sekali , dulu sebelum ada tempat ini saya keliling kampung untuk menawarkan jasa sebagai tukang cukur dari rumah ke rumah “, kenang Slamet Setia Budi yang mengaku lulusan SMA tahun 1997. Pada saya lelaki yang berumur kurang lebih 30 tahun ini mengaku , sebagai tukang cukur ini bukanlah pekerjaan pilihannya . Sebenarnya dia ingin merantau ke Jakarta , dengan bekal ijasah SMA yang ia punya untuk melamar pekerjaan di pabrik di Jakarta . Namun yang kuasa berkehendak lain pada tahun 2002 dia terkena musibah mengalami kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kakinya patah dan harus beristirahat total hampir satu tahun penuh. Tabungannya yang rencananya digunakan untuk modal merantau ke Jakarta habis untuk mengobati sakit kakinya , bahkan orang tuanya mempunyai hutang karena kecelakaan yang menimpanya itu. Melihat hal itu hatinya sedih semangatnya untuk hidup seakan hilang sudah , karena tubuh dengan kaki yang cacat itu tak punya arti apa-apa. Namun lambat laun kesedihan itu hilang dengan makin membaiknya kakinya yang patah itu , dengan berjalan tertatih-tatih dia tawarkan jasa tukang cukur pada tetangga dekatnya . Satu dua orang mencoba jasa cukurannya , karena hasilnya cukup baik maka semakin lama semakin banyak orang yang memakai jasanya. Alat yang dahulunya hanya sebuah gunting dan sisir yang tak lebih dari Rp 50.000,- kini sudah menjadi gunting elektrik yang harganya mendekati Rp 300,000,- itu semua berkat kerja kerasnya dan juga rajinnya dia menabung. Selain untuk membantu orang tuanya mencukupi kebutuhan sehari-hari dia menyisihkan sebagian penghasilannya dan di tabungkan di Koperasi “ Margi Rahayu” dekat kiosnya. Dari rajinnya dia menabungkan sebagian penghasilannya di koperasi saat ini uangnya sudah mendekati 10 Juta rupiah, sedangkan setiap harinya dia menabung Rp 15.000,- - Rp 20.000,-. Dia membuka dua rekening yang pertama tabungan biasa , dan yang satunya berupa deposito. Awalnya dia membuka tabungan biasa , ketika tabungannya mencapai 1 juta rupiah lalu dipindah ke tabungan deposito begitu seterusnya. “ Ya untuk modal masa depan mas , kalau hanya menjual jasa potong rambut saja untuk biaya rumah tangga jelas tidak mencukupi , makanya saya akan mengembangkan usaha ke rebonding , semir rambut dan menjaul peralatan kosmetik . Mudah-mudahan keinginan saya terkabul Mas “ , ujar Slamet yang mengaku belum mempunyai keinginan untuk berumah tangga pada saya yang mengunjunginya Senin kemarin (16/11) Ketika ditanya apa resep keberhasilannya dalam menjual jasa sebagai tukang cukur atau potong rambut ini , dengan terbuka Slamet menjelaskan, pertama dia memang malu melakukan pekerjaan ini namun berkat ketekunan dan keuletannya kini dia mempunyai pelanggan hampir 100 orang dan dapat dipastikan setiap 4 – 5 bulan akan kembali cukur padanya . Pelanggannyapun beragam dari Orang tua, remaja sampai anak-anak , tidak hanya pria wanitapun menjadi pelanggannya . Tarip yang ia patokpun harga merakyat yaitu Rp 3.000,-per kepala dan rata-rata dari anak-anak sampai orangtua tarupnyapun sama. Dulu ketika awal membuka usaha lima tahun yang lalu pernah satu hari dia tidak mendapatkan order , namun dia terus berkeliling. Tetapi sekarang setiap harinya tidak pernah ada yang lowong , paling sedikit 5 kepala dia kerjakan , sehingga paling sedikit penghasilannya Rp 15.000,- , namun sekarang rata-rata penghasilannya tidak kurang dari 30.000,- - 45.000,- perharinya. “ Bagi teman-teman yang saat ini belum mempunyai pekerjaan, salah satu alternatip pekerjaan yang modalnya kecil adalah jasa sebagai tukang cukur atau potong rambut , dengan modal kurang dari 1 juta rupiah dapat membuka usaha ini . Bila belum mahir mencukur bisa belajar pada sesama tukang cukur “ , tambah Slamet yang mengaku kemahirannya mencukur rambut tidak sekolah namun hasil belajar sendiri dari gambar-gambar yang ada dan langsung dipraktekkan pada teman-temannya . ( Fat.M) [caption id="attachment_26133" align="aligncenter" width="500" caption="Slamet SB didalam bilik tempat cukurnya yang berdinding papan bekas dan bambu"][/caption] [caption id="attachment_26135" align="aligncenter" width="500" caption="Slamet berpose di depan kiosnya bersahaja tapi penuh berkah"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun