Ibu pernah mengalami kecelakaan, ceritanya pada saat pulang berbelanja di Pasar Flamboyan Ibu ingin menyebrang untuk mengambil motor vespanya tiba-tiba ada kendaraan motor yang melaju sehingga menabrak Ibu, hingga pada akhirnya Ibu kritis selama kurang lebih 2 bulan, hanya berbaring tanpa sadarkan diri, seluruh kepala Ibu berlumuran darah, Ibu dirawat di rumah sakit Antonius, akibatnya salah satu mata Ibu tidak dapat melihat dengan jelas, juga kaki sebelah kiri sulit untuk berjalan normal, akan tetapi Ibu tetap bersyukur masih diberikan umur panjang.
Setelah kecelakaan, Ibu memutuskan untuk pensiun hingga saat ini hanya melakukan pekerjaan sebagai Ibu rumah tangga, seperti membersihkan halaman, menyapu, mengepel, memasak. Dihalaman rumah Ibu banyak tanaman seperti pohon jambu air, pohon mangga, pohon sukun, bunga-bunga dan juga masih banyak yang lainya.
Saya sebelumnya tinggal di sepakat 2 di Kos Dempo, Saya tidak betah tinggal di kos tersebut karena merasa tidak nyaman, kemudian lingkungan di mana yang tinggal di kos Dempo tersebut kebanyakan sudah berkeluarga dan juga bekerja. Pada akhirnya Saya berkonsultasi kepada PA yaitu Ibu Hj Sukarsih Pandjaitan pada akhir semester 1, kemudian beliau menyarankan Saya untuk melihat terlebih dahulu Kos Mamy, Saya awalnya di ajak untuk melihat-lihat tempatnya dan seketika merasa begitu nyaman di perasaan, hati, dan juga fikiran terasa tenang. Pada akhirnya Saya langsung memilih Kos Ibu Hj. Mamy.
Di saat Saya ingin tinggal di kos tersebut, syaratnya harus membawa Orang Tua, Ibu Mamy tidak ingin menerima anak kos dengan sembarangan. Beberapa hari kemudian Saya membawa kedua Orang Tua ke Pontianak untuk memenuhi syarat Ibu Mamy. Setelah berbincang dengan kedua Orang Tua Saya, Ibu Mamy menerima dan mengizinkan Saya untuk tinggal di kos, harganya juga standar dengan Kos lain Rp 450.000. Hingga semester 6 Saya merasa nyaman dan tenang untuk tinggal di kos yang sekarang.
Ibu hampir setiap pagi mengisi bak mandi dan juga wc anak-anak kos, Ibu mengerjakan semua kegiatan dengan sendiri tanpa ada bantuan orang lain, kegiatan rutin setiap pagi yang Ibu Lakukan adalah berolah raga seperti jalan-jalan di pagi hari keliling komplek, Ibu masih aktif dalam mengikuti pengajian di Masjid Muhtadin Untan pada hari Jum’at setelah Ashar, hari Sabtu Ibu juga ikut senam lansia dari jam 07.00 sampai jm 09.00 WIB, di depan Fakultas Kehutanan yang lama, di situ ada juga dokter yang memeriksa kesehatan para lansia, Ibu sendiri kondisinya normal tidak ada satu pun penyakit di dalam tubuh Ibu, dokter mengatakan jika Ibu sehat tidak ada penyakit di dalam tubuhnya, Ibu juga masih rutin untuk puasa senin dan kamis setiap minggunya walaupun di usia yang dapat dikatakan tua masih tetap menjalankan ibadah puasa.
Ibu mendidik anak-anak kos, serta menganggap Kami sebagai anak-anaknya, juga memberikan nasehat untuk menjaga kebersiahan rumah kos (ruang tamu, kamar mandi, kamar kos). Ibu selalu mengingatkan pada anak kos untuk tidak meninggalkan shalat 5 waktu, juga untuk dapat melaksanakan shalat sunah seperti tahajut, witir. Ibu kos juga sangat baik kepada anak kos, jika memiliki makanan selalu berbagi kepada anak kos seperti gorengan bakwan, buah-buahan seperti pisang, mangga, dan lain sebagainya, setiap malam pukul 22.00 Ibu mengecek apakah sudah pulang semua atau ada yang belum pulang, saya pernah mengalami pulang di atas jam 22.00 WIB, seketika itu Ibu pun menelefon Saya untuk segera pulang, Saya langsung pulang ke kos, begitu sangat perhatian dan peduli kepada anak-anak Kos. Saya merasa mungkin di Dunia ini hanya ada beberapa yang begitu perhatian pemilik kos kepada anak-anak kos, Saya amat bersyukur.
Yang membuat Saya termotivasi adalah sikap kesederhanaan hidup yang dijalani oleh Ibu kos walaupun tinggal seorang diri, Ibu tetap semangat untuk menjalani kehidupan tanpa ada rasa mengeluh. Kemandirian yang dapat di contoh terutama untuk diri pribadi Saya agar terus bersemangat dalam menjalani kerasnya kehidupan. walaupun di usia yang sudah tua Ibu masih diberikan kesehatan dalam tubuhnya tidak ada satu pun penyakit, sehingga membuat Saya terkejut di usia yang kurang lebih 72 tahun, Saya menjadi lebih termotivasi untuk lebih giat dalam menjalankan ibadah dan juga berolahraga. Banyak sekali pelajaran yang dapat Saya ambil ketika Kos salah satunya yaitu dimana kita di tuntut untuk hidup mandiri jauh dari Orang Tua seperti mancuci pakaian, membersihkan kamar, tempat tidur dan juga yang lainya. Saya bersyukur, mendapatkan kos di sini karena memiliki Ibu kos yang sangat perhatian, peduli dan juga baik kepada kami semua tanpa adanya membeda-bedakan antara anak Kos yang satu dengan yang lainya semuanya sama di anggap sebagai anak-anaknya, semoga Ibu diberikan umur panjang, Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H