Mohon tunggu...
Ardalena Romantika
Ardalena Romantika Mohon Tunggu... Penulis - Analyst

Vivamus moriendum est.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengapa Artikel Kita di Website Pribadi Sepi Pembaca?

13 Februari 2021   22:04 Diperbarui: 13 Februari 2021   22:31 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap penulis pasti akan senang apabila tulisannya dibaca oleh banyak orang. Apalagi di era digital ini, ketika banyak orang rajin membaca informasi melalui internet. Sebagai penulis yang memiliki "ladang" di internet, tentu kita akan sangat bahagia apabila para pembaca menemukan tulisan kita, membacanya, lalu membagikannya kepada kawan maupun saudara. Ada perasaan bangga, ketika melihat bahwa tulisan kita dapat memberikan insight dan inspirasi bagi orang lain.

Sayangnya, karena kemudahan yang diberikan internet, jumlah orang yang memanfaatkan internet sebagai ladang bagi tulisannya pun tak sedikit. Persaingan pun tak bisa terelakkan. Akhirnya sama saja, kemajuan teknologi tak menjamin tulisan kita akan banyak dibaca orang. Padahal, banyak tidaknya jumlah pembaca seringkali mempengaruhi mood menulis kita. Ketika tulisan kita mendapat banyak pembaca, kita akan semakin bersemangat untuk menulis, bukan?

Bagi sobat Kompasianer tentu tak perlu terlalu khawatir tidak akan mendapatkan pembaca, karena Kompasiana gencar mempublikasikan dan membagikan artikel kita ke media sosial. Selaku penulis, kita cukup membagikan artikel kita ke teman dan saudara untuk membacanya. Bagaimanapun, kita terbantu oleh jangkauan Kompasiana yang cukup luas.

Namun bagaimana apabila sobat menjadi penulis di blog atau website pribadi? Tentu sobat harus berjuang sendiri untuk mendapatkan pembaca, terutama jika website tersebut masih baru dirintis. Tak mengejutkan apabila website baru biasanya sepi pengunjung dan artikel-artikel di dalamnya pun sepi pembaca. Lantas, apa saja yang menyebabkan artikel kita di website pribadi sepi pembaca?, berikut ini beberapa faktor penyebabnya:

1. Artikel kita tidak muncul di halaman pertama mesin pencarian

Ketika sobat mencari informasi di google, pernahkah sobat membaca hingga ke halaman kedua atau ketiga? Tentu saja nyaris tidak pernah, kecuali apabila sobat benar-benar putus asa dengan hasil pencarian atau sobat memang memiliki minat yang sangat tinggi dalam membaca. Namun umumnya, kita cukup puas dengan hasil pencarian di halaman pertama, dengan alasan karena kontennya yang berbobot, menarik, dan tentunya mampu menjawab pertanyaan kita. Halaman kedua dan seterusnya nyaris tak terjamah. Padahal, bisa saja artikel-artikel di halaman kedua lebih menarik dan lebih komprehensif.

Sumber: http://mtysquared.co.za/how-to-rank-on-the-first-page-of-google/
Sumber: http://mtysquared.co.za/how-to-rank-on-the-first-page-of-google/

Oleh sebab itu, penting untuk sobat menempatkan artikel di blog atau website pribadi agar bisa nangkring di halaman pertama mesin pencarian. Namun tentu saja hal ini tak mudah dilakukan. Butuh effort lebih daripada sekadar memposting tulisan dan membagikannya ke media sosial. Karena yang akan bersaing dengan artikel sobat nanti adalah artikel-artikel yang diposting oleh website media pemberitaan yang besar, seperti detikcom, kompas.com, idntimes, kompasiana, dan sebagainya. Bahkan ada juga artikel-artikel yang diposting oleh penulis, public figure, maupun tokoh penting yang pasti akan nangkring di halaman pertama mesin pencari karena dianggap kredibel.

Nah, karena itu, sobat perlu mempelajari suatu teknik agar tulisan sobat dapat nangkring di halaman pertama mesin pencari. Teknik ini disebut SEO (Search Engine Optimization). SEO bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas lalu lintas antar situs web atau halaman web dalam mesin pencari. Dengan kata lain, SEO membantu agar website kita tampil di halaman pertama pencarian di google sehingga traffic website kita akan meningkat. Dengan demikian, maka website kita akan ramai pengunjung karena mayoritas pembaca lebih percaya pada informasi yang disajikan oleh website di urutan atas mesin pencarian.

2. Artikel kita tidak menggunakan kata kunci yang banyak dicari orang

Terkadang, kita menulis sesuatu yang unik dan membahasnya secara komprehensif. Kita juga telah melakukan riset panjang sehingga yakin bahwa artikel kita memuat informasi terpercaya dan amat bermanfaat bagi orang lain. Namun, hal itu tidak menjamin artikel kita di website pribadi akan ramai pengunjung. Hal ini disebabkan kata kunci yang kita gunakan tak banyak dicari oleh orang.

Untuk mengetahui kata kunci atau keywords yang sedang ngetrend atau banyak dicari orang, sobat dapat menggunakan bantuan Google Trend atau Google Keyword Planner. Dua layanan google tersebut sangat membantu sobat untuk mengetahui topik apa saja yang banyak dicari orang akhir-akhir ini. Atau simpel saja, sobat bisa menulis artikel-artikel berdasarkan suatu peristiwa aktual atau sedang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini.

Sumber: www.ionos.com/digitalguide/online-marketing/search-engine-marketing/keyword-planner-alternatives-you-should-know
Sumber: www.ionos.com/digitalguide/online-marketing/search-engine-marketing/keyword-planner-alternatives-you-should-know

Apabila tidak ingin menulis hal-hal yang sifatnya aktual atau berita terbaru, sobat bisa menulis apa saja namun harus tetap memperhatikan keyword yang digunakan. Contohnya, keyword "makanan tradisional Kulon Progo" tentu lebih familiar dan lebih sering dicari orang daripada nama makanan itu sendiri. Hal ini karena banyak makanan khas Kulon Progo yang belum diketahui oleh orang. Jika sobat hanya memasukkan kata kunci "growol", "besengek", atau "pentho" tentu akan sulit mendapatkan pembaca. Oleh karena itu, alih-alih menggunakan kata kunci nama makanannya langsung, sobat bisa menggunakan kata kunci "Makanan khas Kulon Progo", diikuti dengan nama makanan tersebut pada bagian judul, lalu jangan lupa untuk mencantumkan nama makanan tersebut di bagian meta deskripsi.

Trik ini amat penting untuk dikuasai oleh para penulis jika ingin artikelnya banyak ditemukan dan dibaca orang. Jangan sampai sobat sudah mencurahkan waktu dan tenaga untuk menulis artikel yang amat informatif, namun tak banyak dibaca orang karena persoalan kata kunci (keyword), ya!

3. Kita tidak menulis topik yang akan selalu dibahas orang

Sumber: shutupwrite.com/group-of-seated-people-talking/
Sumber: shutupwrite.com/group-of-seated-people-talking/

Tidak masalah apabila kita tidak membahas peristiwa terupdate atau tragedi besar yang benar-benar menggemparkan masyarakat. Tidak masalah juga jika website kita berisi artikel-artikel ringan maupun yang sifatnya menghibur. Namun ada hal yang perlu sobat perhatikan, yakni mengenai topik yang dibahas. Boleh-boleh saja jika website sobat dipenuhi artikel mengenai hal-hal unik yang belum pernah dibahas orang lain. Namun, pastikan bahwa ada satu dua artikel yang membahas mengenai topik yang selalu dicari orang tiap minggunya, tiap bulannya, atau tiap tahunnya. Misalnya, membuat artikel dengan judul "Cara Memilih Jurusan Kuliah Sesuai Passion dan Skill" atau "Tips Mudik Aman dan Anti Macet", dan sebagainya. Hal ini karena topik mengenai jurusan kuliah dan mudik akan selalu dicari oleh orang. Dengan kata lain, topik ini tidak akan pernah basi. Untuk selanjutnya, sobat tinggal memanfaatkan teknik SEO agar dapat memenangkan kompetisi di 'hati' google agar berhasil nangkring di halaman pertama dan mendapat banyak pembaca, karena biasanya artikel dengan topik-topik tersebut memiliki kompetitor yang amat banyak.

4. Nama website kita terkesan lebay sehingga mengurangi kredibilitas di mata pembaca

Faktor lain yang menyebabkan website kita sepi pengunjung dan tulisan kita sepi pembaca bisa saja bukan karena topik kita sudah basi, kita tidak menerapkan SEO, maupun artikel kita tidak muncul di halaman pertama. Bahkan mungkin sebenarnya tulisan kita sangat menarik dan mengulas suatu hal dengan amat apik. Nah loh, kok bisa sepi pembaca? Mungkin saja karena website kita terlihat kurang kredibel di mata pembaca.

Sumber: https://www.cazbah.net/top-of-first-page-one-on-google/
Sumber: https://www.cazbah.net/top-of-first-page-one-on-google/

Website dengan nama www.bagiilmu.com, www.belajarteknologi.com, atau berbagiinformasi.blogspot.com tentu lebih memberi kesan meyakinkan dan profesional dibanding website dengan nama www.pencaricintasejati.com, atau anasicewekcantik.blogspot.com. Jika website tersebut merupakan website pribadi yang bertujuan untuk menyimpan memori tentang keseharian sobat tentu tidak masalah apabila sobat menggunakan nama-nama yang agak lebay. Namun apabila website tersebut bertujuan untuk berbagi informasi, menuliskan konten-konten ilmu pengetahuan, atau sebagai portofolio kerja, tentu sobat harus menggunakan nama-nama yang profesional dan tidak lebay. Ingat, artikel kita akan bersaing dengan artikel-artikel dari berbagai platform berita, oleh karena itu, amat penting untuk memastikan calon pembaca tidak illfeel duluan dengan nama website kita.

Nah itu tadi beberapa alasan mengapa artikel kita di website pribadi seringkali sepi pembaca. Mungkin masih ada alasan-alasan lain yang tentunya harus segera sobat cari tahu dan sobat cari solusinya. Tak masalah apabila website kita sepi pengunjung atau artikel kita sepi pembaca. Yang terpenting adalah sobat tak kenal lelah untuk berupaya agar website sobat menjadi ramai dan dikenal orang. Semangat untuk terus menulis meskipun sepi pembaca itu penting, namun semangat untuk terus mencari pembaca juga tak kalah pentingnya. Intinya, jangan pernah patah semangat dalam menulis!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun