Oleh ARDA DINATA
SETIAP aktivitas manusia akan menghasilkan limbah. Baik yang berupa limbah padat maupun limbah cair. Dan sebagian besar masyarakat mengenalnya dengan istilah air limbah.
Air limbah (sewage) diartikan sebagai air dan cairan yang merupakan sisa dari kegiatan manusia di rumah tangga, commercial buildy (kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan) atau industri.
Dari sini, kita mengenal penggolongan air limbah berupa air limbah industri dan limbah domestik. Air limbah industri itu bersumber dari aktivitas industri, pertanian, dan sejenisnya. Sedangkan kandungan limbah industri ini tergantung pada bahan dan teknologi yang digunakan serta barang hasil produksi yang akan dihasilkan.
Sementara itu, sumber air limbah domestik berasal dari aktivitas rumah tangga, kantor, commercial buildy (hotel, restoran, rumah sakit), dll. Adapun limbah domestik ini memiliki kandungan bahan berupa 99,9 persen air dan 0,1 persen bahan padat.
Dari 0,1 persen bahan padat itu, terdiri dari bahan organik sebanyak 70 persen, yang meliputi karbohidrat (25%), lemak (10%), protein (65%) dan bahan anorganik sebanyak 30 persen, yang terdiri dari logam, tanah, dan pasir.
Melihat kandungan air limbah tersebut, maka produk sisa dari aktivitas manusia ini berpotensi besar terhadap terjadinya penyebaran penyakit dan kesakitan pada manusia, bila air limbah itu tidak dikelola dengan baik.
Jadi, di sinilah perlunya dilakukan proses pengolahan air limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air atau lingkungan lainnya. Bagaimana menurut Anda? Setujukah?***
Penulis adalah dosen tutor di Akademi Kesehatan Lingkungan [AKL] Kutamaya dan bekerja di Loka Litbang P2B2 Ciamis, Balitbangkes Kemenkes. R.I.
< HOME >
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H