Mohon tunggu...
www.ArdaDinata.com
www.ArdaDinata.com Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Peneliti, Penulis dan Blogger

Pengasuh Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, blogger, dan penulis lepas. Minatnya dalam bidang motivasi, pendidikan, keluarga, psikologi, kesehatan, lingkungan hidup, dan jurnalistik. Kegiatan harian, selain membaca dan menulis, juga tercatat sebagai seorang PNS di Loka Litbangkes Pangandaran, Balitbangkes Kementerian Kesehatan R.I. \r\nhttps://www.ArdaDinata.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Selamat Jalan Ibu (Menkesku) Endang Rahayu Sedyaningsih

3 Mei 2012   05:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:48 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

I.

Innalillahi wa inna ilaihi roji'un,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Non Aktif Endang Rahayu Sedyaningsih meninggal dunia.

Endang Rahayu menghembuskan nafas terakhirnya, Rabu (2/5) siang, sekitar pukul 11.41 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Kesehatan Endang Rahayu memang terus menurun sejak tadi malam.

Sebelumnya, pada (26/4), Endang Rahayu menyampaikan pengunduran dirinya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu menjenguknya.

II.

Berdamai dengan kanker

"Saya sendiri belum bisa disebut sebagai survivor kanker. Diagnose kanker paru stadium 4 baru ditegakkan 5 bulan yang lalu. Dan sampai kata sambutan ini saya tulis, saya masih berjuang untuk mengatasinya. Tetapis saya tidak bertanya "Why me ??". Saya menganggap ini adalah salah satu anugerah dari Allah SWT. Sudah begitu banyak anugerah yang saya terima dalam hidup ini : hidup di negara yang indah, tidak dalam peperangan, diberi keluarga besar yang pandai-pandai, dengan sosial ekonomi lumayan, dianugerahi suami yang sangat sabar dan baik hati, dengan 2 putera dan 1 puteri yang alhamdulillah sehat, cerdas dan berbakti kepada orang tua. Hidup saya penuh dengan kebahagiaan. " So .... Why not? " Mengapa tidak, Tuhan menganugerahi saya kenker paru ? Tuhan pasti mempunyai rencanaNya, yang belum saya ketahui, tetapi saya merasa SIAP untuk menjalankannya. Insya Allah. Setidaknya saya menjalani sendiri penderitaan yang dialami pasien kanker, sehingga bisa memperjuangkan program pengendalian kanker dengan lebih baik.

Bagi rekan-rekanku sesama penderita kanker dan para survivor, mari kita berbaik sangka kepada Allah. Kita terima semua anugerahNya dengan bersyukur. Sungguh, lamanya hidup tidaklah sepenting kualitas hidup itu sendiri. Mari lakukan sebaik-baiknya apa yang bisa kita lakukan hari ini. Kita lakukan dengan sepenuh hati. Dan .... jangan lupa, nyatakan perasaan kita kepada orang-orang yang kita sayangi. Bersyukurlah, kita masih diberi kesempatan untuk itu. "

Demikian penggalan kata sambutan Menteri Kesehatan RI dr Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH bertanggal 13 April 2011, yang ditulisnya menyambut penerbitan buku " Berdamai dengan Kanker ".

Sumber: jaringan@litbang.depkes.go.id

III.

Dari Temenku:

Semalaman sy membongkar-bongkar setumpuk dokumen tentang ibu Menkes, mulai dari tulisan beliau di majalah Sarinah.Kartini, thesis beliau ttg Kramat Tunggak, artikel2 kesehatan utk anak yg beliau tulis secara rutin di majalah ananda era tahun 80-an, penulis tetap di majalah perkawinan.Dan tulisan yg paling menarik adl Biografi beliau yg ditulis oleh Isye Soentoro " Selendang Panjang Bu Menkes" diterbitkan oleh PT. Kibas Elok, tahun 2010.

Sy begitu terkesima ternyata beliau adalah penulis ulung dan telah lama mengabdikan ilmunya jauh hari sebelum menjadi Menkes. Beliau lebih dikenal lewat tulisannya mulai dari anak2 sampai dgn org dewasa. Tulisan beliau bagai "pelangi" komprehensif mencakup berbagai sisi dlm Kesehatan Masyarakat.Siapapun tak akan bisa membantahnya.

Sy kutip pernyataan Julio Frenk (Harvard Medical School/Mantan Menkes Meksiko) yg ditulis oleh Panji dan Isye, 2010; " Jarang sekali posisi Menkes diisi oleh org yg tepat (berlatar belakang Kesmas). Dan yg kita harapkan dari ibu Endang adl Kepemimpinan di bidang kesehatan, utk membawa isu kesehatan sbg isu sentral dlmpembangunan nasional. Dgn latar belakang penelitiannya kita pun bisa berharap Ibu Menkes yg baru utk memperbaiki KUALITAS DATA KESEHATAN YG ADA SBG DASAR PENGAMBILAN KEBIJAKAN. Terlalu naif kalau kita berharap perubahan yg besar akan terjadi dlm 5 tahun kedepan, tapi cukup fair kalau kita berharap ibu Endang bisa meletakkan dasar yg kuat utk pembangunan kesehatan Indonesia jauh lebih lama dari 5 tahu kedepan."

Sekarang, Ibu Endang telah melakukannya, semua kebijakan back to basic, hrs "evidance base". Ibu telah memulainya dgn terarah dan santun. Namun YMK berkehendak lain, dlm waktu singkat hanya 2,5 thn memimpin Kementerian Kesehatan ibu dipanggil menghadapNya. Ya...Allah, engkaulah penentu segalanya, semua kami akan kembali padaMu...selamat jalan ibunda kami tercinta "Ibu Menteri Kesehatan Republik Indonesia", Allah SWT akan memberi seluas-luasnya jalan, seterang-terangnya cahaya dan keindahan Surga kepadamu ibu...amin.

Dari yg berduka,

Fahmi dan Keluarga besar Loka Biomedis Aceh

Sumber: jaringan@litbang.depkes.go.id

IV.

Pesan Endang Rahayu untuk Putranya

"Mama menulis, jangan menangis, jangan sedih, serahkan semua kepada Allah."

VIVAnews - Putra kedua Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, Awandha Raspatih Mamahit, mengaku masih sempat berkomunikasi dengan ibundanya beberapa jam sebelum wanita 57 tahun ini meninggal.

Awandha mengatakan, komunikasi terakhirnya dengan Endang dilakukan pada Selasa jam 2 dini hari. Endang meninggal pukul 11.41, pada Rabu. Walaupun kuliah di Jenewa, Swiss, namun lelaki 27 tahun ini mengaku intens komunikasi dengan ibunya melalui Skype.

Seminggu terakhir, Awandha mengatakan ibunya sudah tidak bisa melihat, namun bisa mendengar dan tangannya masih bisa bergerak. Mahasiswa manajemen ekonomi Universitas Webster, Jenewa, ini mengaku sempat meminta maaf pada ibunya melalui chat.

"Mama menulis, jangan menangis, jangan sedih, serahkan semua kepada Allah, mungkin ini adalah pilihan beliau," kata Awandha.

Dia mengaku mendapatkan pelajaran berharga dari sosok keibuan Endang. Menurutnya, ibunya adalah orang yang kuat dan mandiri, serta menjunjung tinggi pendidikan. "Saya banyak belajar dari beliau. (Salah satunya adalah) Jangan pernah berhenti untuk menantang keberanian," kata Awandha.

Sampai saat ini Awandha mengaku belum tahu apa pemicu kanker paru-paru yang diderita ibunya. Dideteksi pada 2010 silam, Awandha mengatakan orangtuanya mencoba untuk membuat anak-anaknya tenang. "Secara fisik beliau sehat walafiat, namun dibelakang dia fight. Selama 1,5 tahun berjuang melawan kanker," kata Awandha.

V.

Profil Endang Rahayu Sedyaningsih

dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DR.PH (lahir di Jakarta, 1 Februari 1955 – meninggal di Jakarta, 2 Mei 2012 pada umur 57 tahun) adalah Menteri Kesehatan pada Kabinet Indonesia Bersatu II yang menjabat sejak 22 Oktober 2009 hingga 26 April 2012.[1] Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes.[2]

Endang memperoleh gelar sarjana pada tahun 1979 dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan gelar magister dan doktor dari Harvard School of Public Health.[3]

Karier

Endang memulai karirnya pada tahun 1979 sebagai dokter di Rumah Sakit Pertamina Jakarta. Dia bergabung pada pelayanan kesehatan masyarakat pada tahun 1980 dan bekerja di daerah terpencil sebagai Kepala Puskesmas Waipare di Nusa Tenggara Timur selama tiga tahun.

Pada tahun 1983, ia pindah ke Jakarta dan meneruskan bekerja dalam pelayanan kesehatan masyarakat di Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta. Pada tahun 1997, dia bergabung dengan Badan Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dia bekerja sebagai peneliti di Pusat Penelitian Pengendalian dan Pengembangan Program Penyakit , NIHRD untuk lebih dari satu dekade. Selama 6 bulan pada tahun 2001, dia menghabiskan waktunya dengan bekerja pada Kantor Pusat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Swiss.

Ia diangkat sebagai Direktur Pusat Penelitian Biomedis dan Program Pengembangan, NIHRD pada tahun 2007. Pada bulan Oktober 2009, ia diangkat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan bergabung dengan Kabinet Indonesia Bersatu jilid Dua. Pada tanggal 26 April 2012 ia mengundurkan diri dari posisinya sebagai Menteri Kesehatan karena kondisi kesehatan.[4]

Kehidupan pribadi

Ia bersuamikan Dr. Reanny Mamahit, SpOG, MM (Direktur RSUD Tangerang) dan memiliki dua putra dan satu putri [5].Putra pertama bernama Arinanda Wailan Mamahit, putra kedua bernama Awandha Raspati Mamahit, dan anak putri paling kecil bernama Rayinda Raumanen Mamahit.

Pada 26 April 2012, Endang mengundurkan diri dari kabinet terkait dengan kondisi kesehatannya.[1] Pada tanggal 2 Mei 2012, Endang meninggal dunia karena kanker paru lanjut di usia 57 tahun di RSCM, sekitar pukul 11.41 WIB.[6]

Referensi

1.^ a b Menteri Kesehatan Mengundurkan Diri dari Kabinet

2.^ "Pelantikan Pejabat Eselon II Departemen Kesehatan". Diakses pada 21 Oktober 2009.

3.^ "Speaker Biographies and Images. Australasian HIV/AIDS Conference 2010". Diakses pada 22 Oktober 2009.

4.^ ""Indonesia, Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH., Minister of Health"". oecd.org. 2 Mei 2012. Diakses pada 2 Mei 2012.

5.^ "Endang Sedyaningsih : Saya Tak Menyangka …". Pos Kota. Diakses pada 22 Oktober 2009.

6.^ "Menkes Endang Sedyaningsih Meninggal Dunia". detik.com. 2 Mei 2012. Diakses pada 2 Mei 2012.

7. Dari Wikipedia bahasa Indonesia

VI.

Doa Menyadari Kemana Kita Akan Kembali

(QS. al-Baqarah [2]: 285)

ءامَنَالرَّسولُبِماأُنزِلَإِلَيهِمِنرَبِّهِوَالمُؤمِنونَۚكُلٌّءامَنَبِاللَّهِوَمَلٰئِكَتِهِوَكُتُبِهِوَرُسُلِهِلانُفَرِّقُبَينَأَحَدٍمِنرُسُلِهِۚوَقالواسَمِعناوَأَطَعناۖغُفرانَكَرَبَّناوَإِلَيكَالمَصيرُ

_____________________________

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".

Kami menyadari Ya Tuhan kami, hanya kepadaMulah tempat kembali, betapa kami menyayangi ibu Endang sebagai panutan kami, kami masih ingin almarhumah berada bersama kami, membimbing kami, menjadi ibu kami yang sangat bijak tetapi atas kehendakMulah saatnya orang yang kami sayangi dan cintai kembali kepada haribaanMu, maka kami ikhlas namun ampunilah dosa-dosanya, terimalah semua amal ibadahnya, dan janganlah Kamu cabut semua manfaat dan kenangan yang pernah ada pada kami dengan almarhumah, dan pertemukanlah kami kelak dalam khusnul khatimah, amin

Sumber: jaringan@litbang.depkes.go.id

Selamat jalan ibu Menkes…..

Semoga Amal Ibadah Ibu Endang Menkes diterima Alloh SWT. Semoga keluarga yang ditinggalkan dikaruniai ketabahan hati. Perjuangan dan dedikasi almarhumah telah terukir dalam perjalanan bangsa indonesia menuju masyarakat sehat yang mandiri. Aamiin…..

Salam sehat selalu….

Arda Dinata

Loka Litbang P2B2 Ciamis

http://www.miqraindonesia.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun