Mohon tunggu...
arda augtalita
arda augtalita Mohon Tunggu... Lainnya - Arda Setyo Putri Augtalita

Selamat membaca, ya!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wiji Thukul: Buruh, Penyair, dan Penculikan Tim Mawar

14 Agustus 2020   11:29 Diperbarui: 14 Agustus 2020   11:45 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jakarta, 14 Agustus 2020

Wiji yang lahir pada 26 Agustus 1963 di kampung Sorogonen, Solo. Wiji adalah salah satu dari 13 orang hilang pada 1997-1998 menjelang tumbangnya rezim orde baru. Kiprah Wiji Thukul yang tak diketahui rimbanya hinggga kini.

Puisinya kerap menjadi penyemangat para aktivis salah satunya pada puisi yang berjudul peringatan yang bunyinya seperti ini.
"Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subersif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: LAWAN!"

Hingga kini, 22 tahun pasca tahun gelap yang menyelimuti negara ini, kabar kejelasan soal kehilangan 13 orang ini tak mendapat titik terang. Namun sejumlah janji pemerintah untuk mengungkapkan kasus tersebut dalam beberapa kali dan lintas rezim selalu berujung gelap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun