Di antara bukit-bukit sampah itu
Terselib pondok tak berbinar
Dengan rucita sesosok pria dan gadis malang
Menempuh takdir gulana
Di hari elok bulan elok
Hari kelahiran si malang menerpa
Menghasut batinnya tuk bercermin gemerlap dunia Â
Sedang bapak dengan penuh sandiwara
Mengangguk, membungahkan semata wayang
Nasi dan garam sebagai hidangan
Goni dan botol plastik, kado mengejutkan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!