Mohon tunggu...
Ngifat Khoerunnisa
Ngifat Khoerunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

menyukai berbagai hal positif

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Belajar Memaknai Masalah Sosial Penyandang Tunagrahita dan Bentuk Dukungan Lingkungan secara Inklusif lewat Film I Am Sam

2 April 2024   21:52 Diperbarui: 2 April 2024   22:17 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Youtube/Rotten Tomatoes Classic Trailers

Film I am Sam merupakan salah satu dari sekian banyak film yang mengisahkan sebuah hubungan manis antara orangtua dan anaknya. Film ini dirilis pada tahun 2001 mengisahkan perjuangan seorang ayah bernama Sam yang memiliki keterbelakangan mental. 

Hal tersebut mempengaruhi perilaku dan tingkat pemikiran Sam dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun begitu ia tetap berusaha untuk merawat anak semata wayangnya yang bernama Lucy. Selama mengurus sang anak Sam dibantu oleh Annie. Ia diajarkan banyak hal dari merawat anak hingga hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan sehari. 

Berkat kerja keras dan bantuan dari berbagai pihak, Lucy pun dapat tumbuh selayaknya anak-anak di sekitarnya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu muncul sebuah masalah di mana departemen sosial setempat harus memisahkan keduanya karena Sam dipandang tidak akan mampu lagi merawat Lucy akibat disabilitas yang dideritanya dan juga faktor ekonomi. 

Namun, Sam tidak putus asa dan terus berjuang agar ia tetap bisa mengasuh Lucy. Hingga akhirnya bantun dari berbagai pihak dan kerjakerasnya dapat membuahkan hasil. Sam dan Lucy dapat kembali bersama-sama.

Jika ditelaah lebih mendalam film tersebut menggambarkan sebuah fenomena sosial yang merujuk pada penyandang tunagrahita. Di mana kecacatan mental tersebut ternyata masih dianggap sebelah mata oleh kebanyakan orang. Banyak anggapan bahwa mereka para tunagrahita tidak akan mampu melakukan banyak hal dalam kehidupan sehari-hari, terlebih lagi mengasuh seorang anak.

Anggapan lain yang muncul adalah penyandang tunagrahita merupakan seseorang yang akan selamanya membutuhkan dan mendapat bantuan dari orang lain. Mental mereka yang lemah dianggap nantinya akan berpengaruh atau bahkan menurun pada anak mereka. 

Meskipun hal tersebut memiliki beberapa kebenaran, tetapi pada akhirnya para tunagrahita sama seperti manusia umumnya. Hanya aspek motorik atau berpikirnya yang rendah, sehingga terlihat seakan-akan mereka lemah di berbagai hal.

Namun, fenomena tersebut dapat ditepis lewat penggambaran film ini. Sam sebagai seorang penyandang tunagrahita dengan keterbelakangan mental yang dimiliki, tetapi ia masih bisa menjadi figur seorang ayah untuk anaknya. Ikatan emosional muncul dengan natural seperti layaknya manusia normal pada umumnya yang ditunjukkan untuk sang anak. 

Sehingga, sang anak pun ikut terikat secara batin dan emosional dengan Sam. Lucy mampu mendukung dan memahami kondisi orang tuanya. Jadi, ada pemahaman satu sama lain yang membuat ikatan tersebut menjadi lebih erat lagi.

Penyandang tunagrahita sebenarnya memerlukan sebuah kepercayaan dan dukungan lebih untuk bisa tetap hidup selayaknya orang normal yang lain. Lingkungan sekitarnya perlu memahami kondisi tersebut, seperti apa yang diperlukan dan kemampuan apa yang telah penyandang tersebut miliki. Sehingga, dapat menerapkan atau memberikan dukungan seperti apa yang cocok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun