Carnivorous Plant atau tanaman karnivora mungkin masih terdengar eksotis di kalangan penghobi tanaman di Indonesia. Ada berbagai jenis tanaman karnivora mulai dari Nephentes, Drosera, Venus Flytrap, Pingicula, Sarracenia dan bahkan Rafflesia Arnoldi yang mengagumkan. Sebenarnya tanaman ini memanfaatkan serangga untuk mendapatkan nutrisi sehingga dikenal juga dengan tanaman pemakan serangga. Mereka pada umumnya tumbuh di tempat yang memiliki unsur hara buruk nan lembap.Â
Para pemerhati tananaman langka saat ini berupaya untuk melestarikan mereka dengan cara teknologi kultur jaringan, maupun dibudidaya dengan cara stek. Untuk mengadopsi mereka kita bisa membelinya dari situs jual beli online maupun berbagai media sosial seperti Instagram, Facebook, atau lainnya. Selain untuk bisnis, pada dasarnya tanaman ini diperjualbelikan bukan hanya untuk bisnis. Melainkan untuk turut andil dalam upaya pelestarian mereka karena habitat aslinya saat ini telah rusak. Namun sangat tidak disarankan kita mengambil di alam liar karena bisa mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada, apalagi beberapa spesies dari mereka berada dalam kategori tanaman endemik dan dilindungi.
Dari segi perawatan, tergolong mudah seperti kita merawat tanaman anggrek. Biasanya para penghobi memakai media tanam lumut spagnum dicampur dengan perlite. Sedangkan untuk penyiraman mereka hanya membutuhkan air RO, air hujan atau produk air minum kemasan yang rendah level mineralnya dan tidak disarankan memakai air mineral, air sumur dan air PAM, karena mengandung banyak mineral yang cukup banyak terlarut di dalamnya.
Untuk penyinaran meraka membutuhkan sinar matahari sekitar 70%-80%, sehingga mereka bisa ditempatkan di teras maupun tempat lain yang masih memiliki naungan namun terjangkau matahari dengan baik, dan tentunya tempat dimana mereka bisa medapatkan mangsa dengan baik. Jangan sekali-kali memberi mereka pupuk apapun ataupun daging, cukup beri mereka serangga seperti nyamuk, lalat, capung dan lainnya selama dua minggu sekali jika mereka kesulitan mendapatkan serangga.Â
Jika para pembaca ingin memiliknya, jangan terburu-buru untuk membeli tanpa tahu jenis apa yang dibeli, karena setiap spesies memiliki karakter masing-masing dan cara perawatannya pun berbeda sesuai habitat aslinya dan harganya pun bervariasi tergantung kelangkaannya juga usia tanaman, mengikat tanaman karnivora memiliki pertumbuhan yang cenderung lambat.
Pastikan kita memiliki informasi yang cukup, merawat tanaman karnivora seperti memelihara hewan piaraan. Jangan hanya sekedar iseng mencoba-coba  untuk memilikinya akhirnya mengabaikan mereka ketika bosan, kita harus memiliki komitmen terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengadopsinya.
Mulailah dengan mencari literatur tentang nepenthes atau kantong semar, karena tanaman ini juga berasal dari Indonesia sendiri terutama dapat dijumpai di hutan Kalimantan, Sumatera, maupun Papua, yang tentunya sudah adaptif dengan iklim tropis. Akan tetapi kita tidak boleh memiliki kantong semar yang berstatus endemik secara komersial tanpa ijin dan tujuan penelitian.
Maka dari itu saya menyarakan kepada para penghobi pemula untuk mengadopsi kantong semar jenis mirabilis, ampullaria juga hookeriana. semua itu bisa didapatkan di Instagram @mundane_shop, disana para pemula akan dipersilahkan untuk bertanya seputar cara perawatan dan apapun tentang tanaman karnivora yang ingin diadopsi, kita juga akan mendapat media tanam lumut dan  pot. Nantinya untuk menambah wawasan para pembaca, saya akan menulis artikel tentang bebagai spesies tanaman karnivora mulai dari habitat, perawatan dan sebagainya agar kita bisa belajar bersama melestarikan tanaman karnivora yang semakin langka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H