Mohon tunggu...
Arci Rahmanta
Arci Rahmanta Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

nope -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ngelinting Rokok Iku Nyeni!

17 Februari 2015   00:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:04 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="614" caption="flickrhivemind.net"][/caption] Umur 78 tahun sudah, Mbah Darmo tetap ngerokok dan sehat. Iya, dia sehat secara fisik, padahal dia sedang berperang dengan penyakit darah tinggi-nya. Tiap jam 9 pagi sebelum ke Tegalan -sebutan lain ladang-, dia menyempatkan untuk ngelinting tembakau yang dibubuhi cengkeh dengan perbandingan yang dia juga tidak tahu pasti. "pokoke pas le," katanya, saat kutanyai. Di Tegalan yang tidak terlalu besar ini apa-apa dia kerjakan sendiri, dia tak pernah terlalu memaksa anak prianya mengurus tegalan ini, terpenting adalah dia setia atas peninggalan tanah milik kakeknya dulu. "Iki yo warisan thok kok,"katanya. Memulai dari jam setengah sembilan pagi ia tetap bekerja seperti biasanya. Dia tekun dan bekerja keras seperti saat mudanya dulu, tapi ya bagaimana lagi umur tidak bisa membohonginya lagi, tiap setengah jam di duduk-duduk beristirahat di tempat. Namun, dia tetap disiplin ketika jam dhuhur masuk dia lega bisa beristirahat. Sebelum terdengar adzan dhuhur dari mushola terdekat, dia tidak mau beristirahat penuh untuk makan ataupun minum. Dibukanya bekal dari sehelai kain berwarna biru kusam, ada rantang (tempat bekal) bertingkat 4 ruang. Istrinya telah meninggal saat usianya genap 70, jadi yang membuatkan bekal adalah anaknya yang paling ragil (bungsu). Kata Mbah Darmo, rantang paling dasar harus nasi, di tingkat kedua harus tempe atau tahu, di tingkat ketiga harus sayur-mayur, dan yang paling atas ini yang dipersiapkan sendiri oleh Mbah Darmo, yaitu tembakau asli Merapi, cengkeh hitam asli Banyumas, jangan lupa terkadang ada teh melati dari Purbalingga. Dan pastinya beberapa lembar kertas lintingan asli jogja bercap "sigaret MELAWAN". "Iki gawe lintengwe -Ngelinting dewe-," katanya sambil tertawa. "Aku le kalo ora ngudhut bakal pegel kabeh! aku yo heran, umurku wes tuwek 78 taun, tapi yo sek sehat kok, ora tau enthuk penyakit paru-paru," jelas Mbah Darmo. Memang dari usia 25 tahun dia sudah bersahabat dengan rokok lintingan buatan tangan Mbah Darmo sendiri. Bukannya dia tidak pernah merokok rokok yang instan, tetapi dia berhenti ketika hanya merokok tanpa ada kenikmatan "merokok" menurutnya. Menurutnya, jika kita membuat rokok racikan sendiri dan dengan tangan sendiri, nikmatnya adalah kepuasan sebelum, saat, dan setelah merokok. Proporsi yang sesuai kehendak, seni melinting yang membuat dari bagian yang bersentuhan dengan bibir mengeras hingga sampai ujung untuk dibakar, asap yang dikeluarkan pun seperti kelegaan yang diam-diam merasuki. "Ngelinting kuwi seni le!" katanya.

"Ngelinting kuwi seni le!" katanya.

Ngelinting pun kata Mbah Darmo mengandung pelajaran untuk berhemat. "Iyo, pas Mbah arep ngelinting, Mbah kudu njupuk bakau karo cengkeh seng teliti, gak oleh sembrono," katanya. Karena itu juga Mbah Darmo selalu melapisi tempat ngelintingnya dengan kertas koran. Jikalau ada yang terjatuh tembakau atau cengkehnya, dia dengan gampang mengumpulkannya lagi untuk dimasukkan ke rantang tingkat keempat tadi. Sungguh perilaku yang sederhana, tapi dengan maksud berhemat. Setelah jam setengah lima-an, Mbah Darmo pulang dan mandi bersiap untuk sholat Ashar. Setelah sholat Ashar, Mbah merokok lintingan dengan santai di depan rumah tuanya, ditemani kopi hitam kesukaannya. "Mantaap," katanya sambil terkekeh girang saat menyeruput kopinya. Lucu dan riang (sepertinya) hidup Mbah Darmo. "Ayo tak ajari ngelinting le!" Tiba-tiba dia menawarkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun