Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menyukai hal-hal sederhana, suka ngopi, membaca dan sesekali meluangkan waktu untuk menulis. Kunjungi juga blog pribadi saya (www.arsitekmenulis.com) dan (http://ngeblog-yuk-di.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pentingnya Peran Keluarga dalam Mengedukasikan Pendidikan Seks Pada Anak Sejak Dini

25 Juli 2016   23:29 Diperbarui: 25 Juli 2016   23:34 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu saat saya masih kecil dan tinggal dikampung, yang namanya seks itu merupakan salah satu hal yang tidak boleh diketahui. Jangankan untuk dibicarakan, mendengar kata itu saja tidak boleh. Dalam hal ini tabu bangad, pake kuadrat banyak lagi. Saking dianggap sebagai hal yang tabu, sampai SMA pun saya tahunya reproduksi itu hanya seputar (maaf) alat kelamin, pembuahan, dan hasilnya akan seperti saya ini. Itu saja tahunya lewat pelajaran biologi dasar.

Kini setelah kuliah dan menjadi warga sementara sebuah kota besar serta sudah bisa menggunakan internet, saya baru mulai paham bahwa reproduksi itu tidak hanya mengenai alat kelamin pria dan wanita saja, tetapi masih banyak lagi dan bisa lebih jauh dari itu, yang jika dibahas bakal memakan waktu yang cukup lama dan tentunya harus dengan mereka yang benar-benar mempelajari bidang itu juga.

Yang membuat saya tidak habis pikir adalah kenapa masih banyak keluarga yang menganggap pendidikan seks itu merupakan hal yang tabu. Padahal pendidikan seks itu penting sekali untuk di ajarkan sejak dini. Nggak usah muluk-muluklah, yang dasar-dasarnya saja seperti bagaimana memelihara kesehatan alat reproduksi, bagaimana proses reproduksi itu terjadi, apa fungsi dari organ reproduksi itu, apa dampaknya jika digunakan belum pada waktunya, dan masih banyak lagi. Tentunya semua itu disampaikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak-anak masing.

Kenapa pendidikan seks harus diperkenalkan sejak dini?

Agar anak-anak tahu bagian dan fungsi dari organ reproduksinya. Disisi lain agar terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan kelak ketika beranjak dewasa, seperti melakukan seks bebas hingga menyebabkan kehamilan diluar nikah, aborsi, serta jangan sampai tertular penyakit seksual (HIV). Dengan kata lain untuk menghindarkan mereka dari yang namanya coba-coba. Karena di ajarkan atau tidak, saat beranjak dewasa pasti akan mencari tahu sendiri dan bisa berujung pada yang namanya coba-coba akibat rasa penasaran yang tinggi.

Namun akan berbeda ketika pendidikan seks sudah di ajarkan sejak dini. Penasaran yang tinggi tentu masih ada, tapi karena sudah memiliki pondasi sejak kecil seputar pendidikan seks, sudah mengetahui dampaknya dan masalah yang akan ditimbulkan, maka rasa ingin coba-coba bisa terbendung dengan sendirinya.

Sedangkan alasan lainnya karena anak yang masih dalam usia dini memiliki kemampuan untuk menangkap berbagai macam informasi dan menyimpannya dalam memory. Bahkan mereka sudah mampu mengetahui apa yang dilihat. Sehingga dengan diajarkan pendidikan seks sejak usia dini, kecil kemungkinan bagi si anak untuk melakukan hal yang tidak di inginkan.

Kenapa harus dimulai dari keluarga?

Semua pasti sepakat, bahwa yang pertama kali di kenal oleh anak adalah keluarganya. Begitu pula yang akan mendukung aktivitasnya dan juga menjadi benteng terakhir ketika sang anak menemukan masalah atau gangguan yang tidak disukai. Sehingga yang paling akrab dengan sang anak sudah pasti juga adalah keluarganya.

Dengan modal itu, seharusnya tidak sulit untuk memberikan edukasi kepada anak mengenai apa itu organ reproduksi, bagaimana memeliharanya agar selalu sehat, bagaimana proses reproduksi terjadi, apa fungsinya dan dampaknya jika salah digunakan, dan masih banyak lagi, yang tentunya masih dalam hal yang wajar dan bersifat mencerahkan bukan menjerumuskan.

Melalui dua hal mendasar ini, yakni pendidikan seks sejak dini dan peran keluarga yang aktif memberikan edukasi diluar jam sekolah, bukan tidak mungkin masa depan bangsa yang bergantung pada generasi muda menjadi cerah dan bisa seperti yang diharapkan.

Makassar, 25 Juli 2016

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun