Minggu kemarin, tepatnya tanggal 17-19 Mei 2016, BNPT menyelenggarakan “Pelatihan Duta Damai Dunia Maya” di Hotel Aryaduta, Makassar. Acara ini di ikuti oleh 60 anak muda yang datang dari berbagai daerah di Indonesia Timur. Yang mana dipilih melalui seleksi yang ketat. Mereka semua memiliki latar yang berbeda-beda, baik kampus, jurusan, keahlian, suku, agama, dan RAS bahkan hobi.
Namun satu yang pasti, mereka semua datang karena punya tujuan yang sama, yakni ingin membela negara agar damai selalu. Dan salah satu caranya adalah dengan menjadi “Duta Damai di Dunia Maya”.
Sekedar untuk diketahui, program “Duta Damai” tahun ini merupakan kelanjutnya dari program tahun sebelumnya. Dimana setahun yang lalu, Makassar merupakan salah satu dari 6 kota terpilih diadakannya “Workshop Damai di Dunia Maya”. Sasarannya sendiri adalah generasi muda, khususnya pegiat dunia maya.
Pertanyaannya, Apa itu Duta Damai di Dunia Maya? Duta Damai adalah orang yang terpilih untuk mengkampanyekan atau mensosialisasikan kedamaian di dunia maya.
Kenapa dunia maya harus punya duta? Jawabannya sederhana saja, karena saat ini dunia maya mulai digunakan ke arah yang negatif. Salah satunya digunakan oleh terorisme untuk melakukan propaganda atau mempengaruhi orang-orang yang jiwanya labil, ekonominya dibawah rata-rata, pengangguran, dan juga mereka yang fanatik terhadap sesuatu.
Semua pasti sudah tahu dan paham kalau di zaman modern seperti sekarang ini, dunia maya telah menjadi instrumen yang tak bisa dipisahkan lagi dari kehidupan sehari-hari. Bahkan tak jarang yang menjadikan dunia maya sebagai rumah kedua. Lebih-lebih lagi dengan menjamurnya media sosial yang memanjakan pegiat dunia maya, khususnya untuk kalangan generasi muda.
Namun tahukah anda, kalau saat ini para terorisme sama seperti kita juga. Yang mana tidak mau ketinggalan zaman dan terus mengupdate pengetahuan mereka, termasuk tentang dunia maya. Saat ini para terorisme juga menggunakan dunia maya untuk menyebarkan propaganda radikalisme dan terorisme. Bahkan termasuk dalam melakukan perekrutan anggota, menyebarkan pesan-pesan kebencian, mengajak melakukan kekerasan di dunia maya, memutarbalikkan makna jihad, dan masih banyak lagi.
Untuk itulah, lahir sebutan “Duta Damai di Dunia Maya” yang kemudian ditindak lanjuti dengan melakukan pelatihan. Sebuah program berupa workshop dan juga pelatihan yang ditujukan untuk generasi muda, khsususnya pegiat dunia maya. Program ini juga bertujuan untuk membentengi para generasi muda dari maraknya propaganda serta masuknya paham radikal terorisme. Sedangkan disisi lain mengajak generasi muda untuk menjadi mitra dalam menyebarkan perdamaian, di dunia maya tentunya.
Dari tindak lanjut tersebut dan seperti yang telah dijelaskan pada awal tulisan ini, terpilihlah 60 anak muda yang dibagi ke dalam 3 kelompok, yakni 30 orang blogger atau penulis, 10 orang IT, dan 20 orang DKV (Desain Komunikasi Visual). Dimana semuanya digembleng selama 3 hari dan diberikan materi tentang berbagai hal yang ada hubungannya dengan dunia maya, utamanya mengenai pencegahan terorisme.
Makassar, 23 Mei 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H