Kompas Kampus, Sumber : www.blog.kompasiana.com
Hari senin kemarin, Makassar mendapatkan sebuah kehormatan sebagai salah satu daerah yang akan di pilih oleh Kompas dan kolega. Kunjungan kali ini dalam rangka peringatan ulang tahun Kompas yang ke-50 tahun yang disertai dengan acara roadshow salah satu stasiun televisi yang dimilikinya, yakni KompasTV. Acara roadshow yang diselenggarakan tersebut bernama Kompas Kampus.
Dalam acara Kompas Kampus tersebut, seperti yang telah di agendakan akan mengujungi 5 kota besar di Indonesia, yakni Surabaya, Jogjakarta, Makassar, Bandung, dan akan berakhir di Jakarta. Dari ke lima kota tersebut, Kompas Kampus akan menyambangi 5 Universitas sebagai tempat berlangsungnya acara roadshow. Acara yang akan disuguhkan pun sangat menarik dan sayang bila tidak menyempatkan diri untuk hadir. Beberapa di antaranya, yaitu workshop fotografi dan infografis, jurnalistik TV, radio, dan drone juornalime serta talkshow bersama Rosianna Silalahi.
Selain itu, KompasTV yang merupakan news channel melakukan audisi pencarian news anchor yang berlangsung selama dua hari. Bukan hanya itu saja, nantinya di setiap jeda acara akan ada kuis dan games, kampus performance, dan SUPER (Stand Up Comedy Seru), sehingga acara Kompas Kampus menjadi semakin seru untuk di saksikan.
Oh iya... Untuk Kota Makassar, Kompas menjadikan Kampus Unhas sebagai tempat berlangsungnya acara Kompas Kampus. Dengan banyaknya acara yang akan disuguhkan, ternyata mampu menarik minat mahasiswa untuk tidak melewatkan kesempatan langka tersebut. Hal ini sudah terlihat ketika penukaran tiket pertama, yakni 4 hari sebelumnya dari jadwal yang sudah ditetapkan. Antusiasme peserta begitu luar biasa saat penukaran tiket. Bahkan dari hasil pengamatan yang saya lakukan, terkadang ada yang mendaftarkan namanya lebih dari satu kali. Dari daftar yang sudah di print dan dipegang oleh panitia, saya lihat ada yang mendaftarkan diri 3-5 kali. Entah hal tersebut dilakukan karena saking semangat atau karena takut gak kebagian tempat. Hanya merekalah yang tahu!
Ternyata yang mendaftarkan diri bukan hanya dari kalangan Mahasiswa, tapi ada juga dari kalangan SMA. Namun ada beberapa di antara SMA yang mencoba berbuat curang, yakni mengubah data diri pendaftaran online yang mereka print, yang mana nantinya akan diperlihatkan kepada panitia untuk ditukarkan dengan tiket yang sebenarnya. Dari yang saya lihat, sepertinya mereka mengubahnya dengan menggunakan software seperti photoshop dan semacamnya. Akan tetapi, mereka masih kurang jeli karena setiap peserta memiliki nomor registrasi berbeda. Al hasil ketahuan juga akhirnya dan ujung-ujungnya gak diterima walaupun sudah memohon ke pihak panitia untuk di terima. Hehehe.... siapa suruh berbuat curang.
Namun bukan hanya itu saja masalah yang saya temukan, masih ada lagi yang lainnya. Parahnya lagi ini terjadi pada mahasiswa yang notabene memiliki kebiasaan malas untuk membaca. Padahal dalam informasi yang ada, sudah disertakan syarat-syarat untuk bisa mengikuti acara yang akan berlangsung. Kebanyakan yang saya temukan adalah melakukan pendaftaran berkali tanpa membaca syarat-syarat yang tertera, nitip ke teman agar di daftarkan sebagai peserta, dan yang terakhir adalah mencentang semua acara yang ada.
Emang sih gak salah jika di centang atau dipilih semua acaranya. Namun yang membuat saya geleng-geleng kepala adalah mereka tidak tahu acara apa saja yang mereka ikuti. Yang mereka mau tahu adalah sudah terdaftar jadi peserta apa belum. Hal itu saya ketahui setelah ikut berbaur dengan mereka dan panitia serta mengajukan pertanyaan ringan ke setiap calon peserta. Jangan acara yang di ikuti, nomor Handphone dan email yang mereka gunakan sehari-hari pun banyak yang gak tahu. Padahal ini sudah mahasiswa loh!
Bukannya merasa sok pintar dan tahu segalanya, tapi melihat hal ini membuat sayasedikit sedih dan kecewa. Bagaimana tidak demikian, mengakunya mahasiswa, tapi kebanyakan dari mereka terlalu bersikap cuek dan menyepelekan hal-hal mendasar. Sebagai contoh : mereka asal mendaftar dan tidak membaca terlebih dahulu serta memahami acara apa saja yang nantinya akan mereka ikuti. Bagi mereka yang penting di centang semuanya dan sudah terdaftar jadi peserta.
Inikah yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini, hal-hal kecil saja tidak diperhatikan. Bagaimana nanti, jika mereka jadi pemimpin bangsa yang besar ini. Jangan-jangan rakyat tidak akan mereka anggap keberadaannya. Entahlah! Aku hanya berharap semoga suatu saat mereka bisa merubah kebiasaan tersebut.
Makassar, 8 April 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H