Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menyukai hal-hal sederhana, suka ngopi, membaca dan sesekali meluangkan waktu untuk menulis. Kunjungi juga blog pribadi saya (www.arsitekmenulis.com) dan (http://ngeblog-yuk-di.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makassar Tidak Aman Jadi Trending Topic

21 Februari 2015   18:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:46 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_369990" align="aligncenter" width="307" caption="Meme Makassar Tidak Aman"][/caption]

Ada yang berubah dengan Kota Makassar dalam seminggu terakhir ini. Kota yang biasanya selalu ramai hingga larut malam, kini mendadak sepi menjelang tengah malam. Padahal sebelumnya begitu ramai hingga jam 2-3 dini hari. Namun kini keadaan itu berbalik menjadi sedikit mencekam, bahkan dari jam 10 malam sudah mulai terasa sunyi.

Satu demi satu warga mulai mengurangi aktivitas mereka di malam hari. Bahkan mahasiswa yang biasanya rajin nongkrong di warkop-warkop langganan hingga pagi buta pun mulai mengurangi aktivitas tersebut. Mereka semua lebih memilih berdiam diri di rumah maupun di kost demi keselamatan masing-masing. Dari wajah-wajah mereka terpancar kekhawatiran dan sedikit ketakutan bila waktu malam telah tiba. Apakah yang sedang terjadi sebenarnya seminggu terakhir ini?

Setelah saya telusuri dan mengumpulkan informasi, baik dari media sosial, media elektronik dan media massa, serta sekedar bercerita bebas dengan teman-teman maupun warga sekitar, ternyata penyebabnya adalah karena maraknya aksi kriminal di jalan raya dalam beberapa minggu terakhir ini. Aksi ini pun telah memakan korban dan ada yang sampai meninggal dunia.

Di duga aksi ini dilakukan oleh kelompok geng motor yang akhir-akhir ini lagi marak. Dengan bermodalkan badik dan busur, mereka tidak segan-segan untuk melukai bahkan sampai merenggut nyawa korban. Contohnya seperti yang terjadi pada tanggal 10 Februari ini sekitar pukul 22.00 Wita di salah satu jalan protokol Makassar. Kejadian ini sempat terekam oleh kamera CCTV sebuah toko di lokasi kejadian.

Selanjutnya, baru-baru ini tepatnya tanggal 18 pukul 20.00 Wita, kawanan geng motor melakukan pembacokan terhadap seorang siswa SMK yang sedang duduk di depan rumah temannya saat sedang berkunjung. Setelah korbannya tidak berdaya barulah mereka kabur dengan segera.

Kejadian-kejadian ini seakan menggambarkan kota Makassar sedang dikuasai oleh kawanan geng motor seminggu terakhir ini. Begitu ganasnya mereka dan semakin leluasa beraksi meski waktu belum menandakan larut malam. Bahkan Polda SulSelBar seperti tak berdaya menghadapi aksi-aksi brutal yang dilakukan oleh kawanan geng motor ini.

Akibatnya, respon dari masyarakat pun beragam dan kebanyakan adalah respon negatif. Salah satunya yang menjadi trending topik seminggu terakhir ini, yaitu “Makassar Tidak Aman”. Kalimat ini menyebar ke mana-mana, baik melalui media sosial seperti facebook dan twitter, maupun melalui pesan berantai di BBM. Bahkan kalimat tersebut dijadikan hastag serta disebar dalam bentuk meme.

Walikota dan aparat kepolisian pun tidak luput dari kecaman netizen Makassar. Banyak warga yang menilai kinerja kepolisian dan Pemkot Makassar terlalu lamban membasmi anggota geng motor yang akhir-akhir ini semakin liar. Tidak sedikit pula yang mempertanyakan keseriusan Pemkot Makassar dan aparat kepolisian dalam menangani geng motor ini.

Di jejaring media sosial seperti facebook dan twitter, Wali Kota Makassar dibanjiri kecaman mengenai kekerasan yang dilakukan oleh geng motor. Begitu pula dengan kepolisian Makassar yang tidak luput dari kecaman warga Makassar. Bahkan sampai mempertanyakan hasil belajar di Hong Kong tentang penanganan geng motor.

Apalah artinya slogan “Makassar menuju kota dunia” yang susah payah dibangun oleh pemerintah kota sebelumnya. Dan pemerintah kota saat ini mengembangkan slogan itu menjadi “Dua kali tambah baik”. Namun apa mau di kata, masyarakat sudah terlanjur kecewa sehingga slogan tersebut kini di plesetkan menjadi “Dua kali tambah tidak baik”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun