Archie Pandya Reswara Azis
210501110139
Manajemen
ANALISA PERMASALAHAN “TOKO BAHARUN” DI SAAT PANDEMI COVID-19
Pada masa genting yang ada pada saat ini lebih tepatnya di era tersebarnya pandemi covid 19 perekonomian dunia yang sedang merasakan guncangan yang sangat hebat, yaitu terdapat banyak sekali pelaku usaha yang besar maupun yang kecil merasakan dampak negatif dengan berkurangnya penjualan. Hal ini terjadi disebabkan semakin meningkatnya penurunan konsumen dengan alasan penghematan atau peminimalisiran pengeluaran.
Maka dari itu para pelaku usaha besar maupun kecil secara tidak langsung tertuntut untuk memunculkan ide-ide kreatif dan inovatif baru agar bisa memberikan daya tarik usahanya kepada para calon pembeli atau konsumen tentunya dengan cara yang lebih baik dan higienis, dengan memunculkannya banyak ide kreatif dan inovasi baru hal tersebut menunjukkan bahwa mereka melakukan sebuah perjuangan yang keras agar dapat kembali bangkit dan bertahan meskipun sangat banyak kendala dan tantangan.
Pemerintah Indonesia juga sudah mengupayakan banyak cara untuk menghentikan laju pandemi covid-19 ini yang menjadi sebab utama dari permasalahan ekonomi yang ada pada saat ini, salah satu contoh yaitu dengan menerapkan peraturan-peraturan dan protokol kesehatan ketat yang wajib dilakukan oleh masyarakat, misalnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kemudian pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang berjilid-jilid, memberikan sanksi tegas kepada masyarakat yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan, dan lain sebagainya.
Kebijakan tersebut dipandang cukup efektif untuk menekan arus penularan virus corona, namun kebijakan tersebut sangat kontoversial di kalangan masyarakat karena membuat masyarakat kewalahan karena banyak dari mereka harus kehilangan pekerjaan secara mendadak akibat PHK, semakin sedikitnya konsumen atau pembeli bagi para pedagang serta bangkrutnya segelintir pengusaha di berbagai bidang.
Dampak dari adanya pemutusan hubungan kerja bagi sejumlah karyawan, bangkrut dan lumpuhnya pelaku bisnis di negara ini, maka dari itu tidak heran lagi bahwa Indonesia dinyatakan sedang mengalami permasalahan ekonomi yang sangat menghawatirkan, seperti yang telah di lansir oleh beberapa media lokal maupun internasional bahwa semua kalangan masyarakat telah merasakan dampak sejak terjadinya pandemi covid-19 ini.
Di kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur lebih tepatnya di daerah yang padat penduduk yaitu daerah strategis untuk berjualan di samping jalan besar Gempol-Pasuruan ada beberapa usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang terkena imbas atau terkena dampak oleh adanya virus corona atau dengan nama lain pandemi covid-19 ini, salah satunya ialah Toko Baharun milik Ibu Salwa Baharun, berjualan aneka jajanan arab seperti roti maryam, sambosa, dan lain-lain adalah usaha yang ditekuninya beserta keluarga selama beberapa tahun belakangan ini, awal mula berdirinya usaha ini pada tahun 2018 yakni sekitar 3 tahun lalu yang di dasari oleh kegemaran, kekreatifan serta keahliannya dalam membuat dan mengolah jajanan arab, Ibu Salwa mengelola usaha ini bersama dengan keluarganya saja karena memang usaha bersama ini belum memiliki pegawai atau karyawan tetap di rekrutnya.
Setelah melakukan perbincangan kecil dan beberapa pertanyaan wawancara dengan salah satu narasumber kami bernama Ibu Salwa yang adalah sebagai pemilik usaha jajanan arab ini, saya mendapatkan banyak informasi yang menarik terkait berbisnis ditengah pandemi Covid-19 mulai dari berbagai macam model permasalahan yang ada dan bagaimana membuat dan menciptakan inovasi-inovasi baru terkait strategi pemasaran.
Usaha jajanan arab ini tidak amat terdampak dalam segi orderan, tetapi mendapatkan sedikit masalah pada aspek pemasokan (Suplier). Hal ini terjadi dikarenakan adanya peraturan pembatasan jarak yang melarang masyarakat untuk melakukan perjalanan jauh selama PPKM sehingga pemasok agak terkendala mendistribusikan bahan baku.
Strategi pemasaran produk jajanan arab ini yaitu hanya dengan cara membuka toko atau outlet di tepi jalan raya yang ramai orang berlalu-lalang dan beraktivitas, mempromosikannya kepada tetangga, teman, saudara dan orang di sekitar, memasang banner yang bertuliskan menu jajanan dan nomor yang bisa di hubungi untuk melakukan pesanan kemudian menawarkan pesan antar agar konsumen lebih mudah untuk memesan, dan mungkin tidak punya cukup waktu untuk bertransaksi langsung di toko mereka.
Macam-macam produk jajanan yang di jualnya yaitu ada roti maryam, sambosa, pentol kabul, teh poci, kameer, dan keripik. Semua produk yang di jualnya di bandrol dengan kisaran harga mulai dari Rp.4.500 per item, Toko Baharun milik Bu Salwa buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB atau sampai produk jajanannya terjual habis.
Dan dampak yang dialami atau dirasakan pemilik toko jajanan ini adalah adanya penurunan konsumen atau pembeli serta berkurangnya omset yang diperolehnya, apalagi saat sedang diterapkannya beberapa kebijakan tegas pemerintah seperti adanya jam malam, pengurangan kapasitas pengunjung, penutupan beberapa kedai atau usaha, PPKM, PSBB dan beberapa lainnya.
Telah kami dapatkan beberapa kesimpulan ialah, sejak munculnya pandemi Covid-19 ini, terdapat banyak bidang dan aspek yang sangat terdampak karena terjadinya wabah ini dan yang paling terasa dampaknya pastinya ada di bidang ekonomi negara, mulai dari usaha kecil menengah, pedagang dan pengusaha kecil maupun yang besar lalu masyarakat yang menjadi pegawai, kemudian terkait kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk menangani masalah ini harus benar-benar tepat sasaran agar kasus penularan virus corona dapat ditekan dan terselesaikan serta segera menuai manfaat bagi seluruh kalangan masyarakat agar tidak ada bagian dan pihak yang merasa dirugikan, dan tak lupa kami selalu berdoa dan berharap agar pandemi Covid-19 ini segera usai dan tidak makin bertambah, aamiin allahuma aamiin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI