Salah satu filsuf abad modern Karl Marx (1818-1883) berpendapat bahwa setiap zaman sistem produksi merupakan hal yang fundamental, yang menjadi persoalan bukan cita-cita politik atau teologi yang berlebihan melainkan suatu sistem produksi.Â
Sejarah merupakan perjuangan kels, perjuangan kelas yang tertindas melawan kelas yang berkuasa. Pada waktu itu penguasa disebut kelas borjuis, sedangkan yang tertindas disebut proletar. Maksudnya bahwa pergeseran pola pikir dari masyarakat menjadi materialisme, karena pemilik modal mampu untuk mengubah tatanan sebauh negara.
Perilaku materialisme di kalangan mahasiswa adalah suatu refleksi dari generasi sebelumnya yang saat ini tengah duduk di pemerintahan. Ditambah pula kondisi zaman yang serba ada saat ini.Â
Segala sesuatu yang mendatangkan keuntungan materi akan menjad rebutan manusia. Jabatan contohnya sebagai pengendali masyarakat tentu akan menarik minat aktivis mahasiswa.
Bukan hanya jabatan di pemerintahan saja yang menjadi rebutan, bahkan jabatan mahasiwa di kampus, katakanlah Badan Eksekutif Mahasiswa yang diperebutkan oleh mahasiswa. Tetapi ketika mereka duduk dalam struktural, seakan buta, bisu, dan tuli tak mampu menjadi wakil mahasiswa yang telah memilihnya.Â
Suatu yang ironis, ketika sebelum menjabat dengan semangat perjuangan mereka lantang menyuarakan aspirasi dan tuntutan. Tetapi ketika jabatan telah disandang semua idealisme dalam pikiran sirna tak berbekas.
Seringkali kita ketahui bersama mahasiswa terkadang mencari keuntungan finansial ketika berjuang memperjuangkan kepentingan masyarakat. Entah itu mendapatkan uang atau sekedar mendapatkan posisi atau jabatan.Â
Tidak ada yang murni dari lubuk hati guna mengabdi kepada masyarakat. Pasti ada sesuatu lainnya yang ingin digapai, disamping melakukan perjuangan. Inilah akhir dari teori Karl Marx tentang materialisme yang menjadi tuhan pada abad ini.
Idealisme Bentuk PengabdianÂ
Idealisme mahasiswa sejatinya adalah suatu bentuk pengabdian terhadap nusa, bangsa, dan agama. Sebagai mahasiswa tentunya jangan sampai idealismenya dibeli dengan materi.Â
Mahasiswa harus tetap idealis dan memperjuangkan kepentingan masyarakat, bukan hanya kepentingan individu. Perjuangan mahasiswa masih dibutuhkan peranannya dalam rangka mengawal dinamika kebangsaan.