Mohon tunggu...
Arbiyana
Arbiyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Raket

Kunci Kemenangan Tim Thomas Indonesia

9 November 2021   10:24 Diperbarui: 9 November 2021   10:28 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Minggu 17 Oktober 2021 merupakan hari bersejarah bagi Indonesia, ya Tim Bulu tangkis Putra Indonesia berhasil membawa pulang Piala Thomas setelah penantian 19 tahun lamanya.

Tim bulu tangkis putra Indonesia berhasil menjuarai Piala Thomas 2020 setelah mengalahkan China di partai final. 

Pertandingan final Piala Thomas 2020 antara Indonesia dan China berlangsung di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/2021) malam WIB.

Hasilnya, Indonesia menang langsung 3-0 atas China. Tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting membuka keunggulan Indonesia usai menang atas Lu Guang Zu. 

Pebulu tangkis yang akrab disapa Ginting itu meraih kemenangan tiga gim dengan skor 18-21, 21-14, dan 21-16. 

Keberhasilan Ginting dilanjutkan oleh Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang turun sebagai ganda putra pertama pada laga final . 

Fajar/Rian yang berhadapan dengan He Ji Ting/Zhou Hao Dong menang straight game alias dua gim langsung dengan skor 21-12 dan 21-19. 

Jonatan Christie yang tampil di partai ketiga lalu menuntaskan kemenangan Indonesia setelah bertarung selama 1 jam 22 menit melawan Li Shi Feng. 

Peraih medali emas Asian Games 2018 itu menang dengan skor 21-14, 18-21, dan 21-13. 

Keberhasilan Jonatan Christie itu sekaligus memastikan Indonesia mengangkat trofi Piala Thomas untuk pertama kalinya sejak 19 tahun lalu.

Lalu, apa sih kunci kemenangan Tim Thomas Indonesia, sehingga mampu membawa pulang piala Thomas?

 Dari yang saya amati sebagai pecinta Badminton, hal yang paling kontras terlihat adalah kepercayaandiri para atlet yang berlaga di final, mereka terlihat fokus dan sangat menikmati permainan sehingga minim melakukan kesalahan sendiri dan menambah poin demi poin. 

Pada laga Ginting melawan Gaungzu, set pertama keduanya bermain apik bahkan Ginting sempat memimpin poin, akan tetapi pada set pertama Ginting harus mengakui keunggulan Guangzu. Pada set berikutnya Ginting  terlihat lebih fokus dan juga menerapkan instruksi pelatih, sehingga mampu mengalahkan Guangzu yang membawa Indonesia unggul 1-0.

Laga kedua mempertemukan Fajar Alfian/ Muhammad Rian Ardianto melawan He Jiting/ Zhou Haodong. Secara ranking pasangan China berada dibawah Fajar/Rian yang berada di top 10. Dengan kemenangan Ginting pada laga pertama, memberikan kepercayaandiri yang lebih pada ganda Indonesia, mereka mampu bermain fokus dan terlihat sangat menikmati permainan, sehingga mampu mengalahkan pasangan China dan membuat Indonesia unggul 2-0.

Pada babak penentuan Indonesia menurunkan Jonatan Christie untuk melawan Li Shifeng yang mewakili China. Seperti yang Jojo katakan pada saat wawancara, dia memang terlihat sangat percaya diri saat melawan Shifeng sehingga minim error. Meskipun harus merelakan game kedua, namun Jojo berhasil mengukuhkan kemenangan Tim Thomas Indonesia pada set ketiga dengan 21-13 sehingga Indonesia menang dengan 3-0.

Selain itu juga, seperti yang kita ketahui sudah tidak diragukan lagi bahwa cabang olahraga badminton merupakan cabang olahraga paling berprestasi di Indonesia, hal ini telah menjadi budaya kita selama puluhan tahun. 

Dengan diadakannya audisi pencarian atlet bulutangkis Indonesia juga beperan penting untuk memperoleh bibit unggul calon penerus regenerasi bulutangkis Indonesia tiap tahunnya. Dengan diadakannya seleksi ke pelosok daerah di Indonesia tentu akan memperoleh hasil yang maksimal bagi regenerasi prestasi bulutangkis Indonesia.

Peran pelatih dan juga klub tentu sangat besar, bagaimana mereka mendidik dan membina atlet dari usia kanak-kanak sampai matang, sehingga prestasi badminton Indonesia tidak terputus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun