Dari yang saya amati sebagai pecinta Badminton, hal yang paling kontras terlihat adalah kepercayaandiri para atlet yang berlaga di final, mereka terlihat fokus dan sangat menikmati permainan sehingga minim melakukan kesalahan sendiri dan menambah poin demi poin.Â
Pada laga Ginting melawan Gaungzu, set pertama keduanya bermain apik bahkan Ginting sempat memimpin poin, akan tetapi pada set pertama Ginting harus mengakui keunggulan Guangzu. Pada set berikutnya Ginting  terlihat lebih fokus dan juga menerapkan instruksi pelatih, sehingga mampu mengalahkan Guangzu yang membawa Indonesia unggul 1-0.
Laga kedua mempertemukan Fajar Alfian/ Muhammad Rian Ardianto melawan He Jiting/ Zhou Haodong. Secara ranking pasangan China berada dibawah Fajar/Rian yang berada di top 10. Dengan kemenangan Ginting pada laga pertama, memberikan kepercayaandiri yang lebih pada ganda Indonesia, mereka mampu bermain fokus dan terlihat sangat menikmati permainan, sehingga mampu mengalahkan pasangan China dan membuat Indonesia unggul 2-0.
Pada babak penentuan Indonesia menurunkan Jonatan Christie untuk melawan Li Shifeng yang mewakili China. Seperti yang Jojo katakan pada saat wawancara, dia memang terlihat sangat percaya diri saat melawan Shifeng sehingga minim error. Meskipun harus merelakan game kedua, namun Jojo berhasil mengukuhkan kemenangan Tim Thomas Indonesia pada set ketiga dengan 21-13 sehingga Indonesia menang dengan 3-0.
Selain itu juga, seperti yang kita ketahui sudah tidak diragukan lagi bahwa cabang olahraga badminton merupakan cabang olahraga paling berprestasi di Indonesia, hal ini telah menjadi budaya kita selama puluhan tahun.Â
Dengan diadakannya audisi pencarian atlet bulutangkis Indonesia juga beperan penting untuk memperoleh bibit unggul calon penerus regenerasi bulutangkis Indonesia tiap tahunnya. Dengan diadakannya seleksi ke pelosok daerah di Indonesia tentu akan memperoleh hasil yang maksimal bagi regenerasi prestasi bulutangkis Indonesia.
Peran pelatih dan juga klub tentu sangat besar, bagaimana mereka mendidik dan membina atlet dari usia kanak-kanak sampai matang, sehingga prestasi badminton Indonesia tidak terputus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H