Yenny Wahid Kembali membuat Ocehan, yang menganggap Gus Muhaimin  seolah olah mengambil partai orang, sebuah narasi yang tujuannya bukan untuk mempermasalahkan legalstending PKB, melainkan untuk mengacaukan gerakan politik Gus Muhaimin yang akhir akhir ini menjadi pembincangan publik sebagai salah satu kandidat pada Pilpres 2024.
Konflik keluarga Gus Dur yang sampai saat ini belum selesai, bukan tidak bisa diselesaikan secara kekeluargaan, tetapi ini sengaja di pelihara oleh pihak tertentu untu menjegal langkah politik Gus Muhaimin  dalam upaya membesarkan PKB.
PKB didirikan dengan narasi besarnya "Dari NU untuk Indonesia", saat didirikan oleh para Kiai NU bersama Gus Dur, Gus Muhaimin salah satu Tim 9 yang direkomendasikan oleh PB NU untuk mempersiapkan berdirinya PKB.
Karena itu saat Deklarasi PKB 1998, Gus Muhaimin  ditunjuk oleh Para Kiai bersama Gus Dur sebagai Sekretaris Jendral DPP PKB mendampingi Matori Abdul Jalil sebagai Ketua Umum, dan Muktamar Pertama PKB di Semarang tahun 2005, Gus Muhaimin terpilih secara demokratis mengalahkan Syaefullah Yusuf dan Ali Masykur Musa, sehingga sangat keliru narasi yang dibangun oleh Yenny Wahid.
Namun ditengah jalan, setelah 3 tahun Gus Muhaimin memimpin DPP PKB direcoki oleh kelompok yang diduga terlibat pada kejatuhan Gus Dur sebagai Presiden, melalui orang dekat Gus Dur, sehingga terjadilah konflik internal PKB pada tahun 2007.
Berbagai kalangan menafsirkan itu bagian dari skenario Gus Dur, untuk menyelamatkan PKB dari kelompok yang tidak ikhlas melihat NU dan PKB menjadi kekuatan sosial politik yang berpengaruh dalam perjalanan Bangsa ini, Gus Muhaimin akhirnya di paksa oleh Gus Dur untuk menyelamatkan PKB, sehingga saat itu terjadi pembelahan PKB Gus Dur dan PKB Gus Muhaemin menjelang pemilu 2009.
Kelompok yang merecoki PKB dari dalam berharap PKB tidak ikut pemilu, karena itu Gus Muhaimin harus menyelesaikan Konflik PKB melalui Pengadilan, dan akhirnya PKB Versi Gus Muhaimin yang dinyatakan menang oleh Pengadilan, sesuai hasil Muktamar PKB Semarang tahun 2005, dimana Gus Muhaimin terpilih secara demokratis sebagai Ketua Umum DPP PKB,  sementara Gus Dur sebagai Ketua dewan Penasehat atau Dewan Syuro PKB.
Yenny Wahid kemudian mendirikan Partai baru yang diberi judul PKBN sebagai upaya untuk melemahkan PKB, namun Partai Yenny Wahid tidak lolos pemilu 2014, sementara PKB berkibar kembali dengan perolehan suara 9,06%. Yenny Wahid kemudian mengabadikan dirinya sebagai refresentasi kelompok yang menginginkan keruntuhan PKB, sesekali menjual nama Ayahnya, pada hal Gus Dur di jatuhkan sebagai Presiden saja beliau tidak sakit hati.
Gus Muhaimin tidak hanya menyelamatkan PKB sebagai Partai Politik Warga Jamiyah Nahliyin, tapi menyelamatkan marwah dan misi perjuangan Jamiyah Nahliyin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu apa yang dilakukan oleh Yenny Wahid setiap menjelang pemilu, untuk menggembosi PKB Â dan menyerang pribadi Gus Muhaimin, tidak hanya menjatuhkan Marwah Jamiyah Nahliyin, tapi juga menelanjangi Gus Dur sebagai Bapak Bangsa.
Penulis Arbit Manika