Mohon tunggu...
Arbit Manika
Arbit Manika Mohon Tunggu... Administrasi - Aktivis Desa dan Pro Demokrasi

Aktivis Desa dan Pro Demokrasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Napak Tilas Politik Cak Imin

18 Agustus 2019   10:23 Diperbarui: 27 Mei 2022   10:29 1279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal perjalanan karir politik Muhaimin Iskandar (Ketua UMUM DPP PKB) atau yang lebih dikenal dengan sapaan Cak Imin, di mulai di Yogyakarta, saat menempuh pendidikan S1 thn 1986 di dua Perguruan Tinggi sekaligus, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Universitas Islam Negri (UIN) Yogyakarta.

Selain kuliah, Cak Imin memilih menjadi seorang aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), yang kemudian di percaya memimpin PMII Cabang Yogyakarta tahun 1991, sukses memimpin PMII Yogyakarta, menjadi tiket menuju pentas nasional melalui Kongres PMII ke XI di Samarinda Kalimantan Timur, Cak Imin terpilih menjadi Ketua Umum PB PMII Periode 1994/1997.

Dialektika pemikiran Cak Imin atas pergumulan teori dan ideologi yang dia pahami tentang, Islam Nusantara, demokratisasi, sosialisme, marxisme, dengan realitas sosial politik kebangsaan saat itu, membuatnya tampil sebagai salah satu tokoh muda yang progressif dan berani.

Cak Imin sukses mentransformasi paradigma berfikir para aktivis, khususnya di kalangan PMII. Gagasan dan spiritnya menggetarkan "aras" dunia aktivis khususnya PMII, sehingga turun ke realitas sosial melakukan konsolidasi untuk membangun kesadaran kollektif atas situasi bangsa yang sedang terpuruk dibawah kepemimpinan Soeharto.

Pemuda kelahiran Jombang ini, adalah sosok yang dipersiapkan K.H Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur, untuk menjadi salah satu pemimpin bangsa hari ini. Pemikiran dan gaya kepemimpinannya, banyak dipengaruhi oleh Gus Dur, salah satu cara Gus Dur membentuknya, dengan menitipkannya pada Megawati Soekano Putri, walau akhirnya Megawati Soekarno Putri sering berkelakar “Cak Imin si anak yang hilang”.

Pasca tumbangnya rezim orde baru tahun 1998, menjadi era baru kebangkitan demokrasi Indonesia, kondisi politik mencair dan kran demokrasi dibuka sehingga bermunculan Partai Politik baru. Di kalangan NU, semangat untuk mendorong partai politik tidak dapat dibendung, sehingga lahirlah PNU, PKU dan PKB sebagai partai yang secara resmi didirikan oleh NU.

Saat Gus Dur bersama Ulama NU lainnya mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Cak Imin mendapat kepercayaan sebagai Sekretaris Jendral DPP PKB. Pemilu pertama Pasca reformasi, bagi Cak Imin sebagai kebangkitan politik kalangan muda Nahdlyin, Cak Imin akhirnya terpilih sebagai anggota DPR RI periode 1999/2004, sekaligus pemecah record sebagai pimpinan termudah (wakil ketua) DPR RI, di usia 32 Tahun.

Sementara Gus Dur, sebagai Deklarator PKB dan Ketua PB NU saat itu, terpilih sebagai Presiden RI ke 4 melalui sidang MPR RI 1999, sebagai hasil kompromi politik para elit, demi keselamatan bangsa. Namun euforia kalangan Nahdlyin tidak berlangsung lama, Gus Dur di turunkan sebagai Presiden melalui Sidang Istimewa MPR RI Thn 2001.

Lengsernya Gus Dur sebagai Presiden, membuatnya kembali fokus membesarkan PKB, dan menguatkan basis NU, namun bagi lawan politik Gus Dur, hal ini sebagai ancaman kedepan, sehingga “terbaca” saat itu, ada upaya pelemahan PKB dari dalam. PKB akhirnya di uji dengan berbagai “prahara” politik, sehingga terjadilah Muktamar Luar Biasa PKB di Yogyakarta tahun 2002, Mathori Abdul Jalil digantikan oleh Alwi Shihab sebagai Ketua Umum DPP PKB.

Tiga bulan setelah MLB PKB Yogyakarta, Cak Imin pun terdepak dari posisi Sekjen DPP PKB, digantikan oleh Syaefullah Yusuf atau yang biasa di sapa Cak Ipul. Keputusan ini menjadi pukulan telak bagi Cak Imin, namun sebagai santri tentu selalu berpikir positif, dan berusaha merefleksi berbagai masalah yang dihadapi oleh NU, PKB dan GUS DUR saat itu, sehingga dapat melihat secara utuh masalah yang dihadapinya.

Optimisme dan keyakinan yang kuat sebagai modal utama bagi santri, selalu menghiasi langkah politiknya, sehingga tetap setia dan tulus mengawal PKB. Dan pada Pemilu 2004, Cak Imin kembali terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2004/2009, bahkan kembali terpilih yang kedua kalinya sebagai Wakil Ketua DPR RI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun