Mohon tunggu...
ARBI RIYANSYAH
ARBI RIYANSYAH Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Harian Lepas

Tulisanku bukan puisi. tapi kata-kata gelap. yang berkeringat dan berdesakan. mencari jalan. @arbirasyid

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Puisi] Kontrarevolusi: Darah di Tangan Mereka

23 Agustus 2024   20:00 Diperbarui: 23 Agustus 2024   20:03 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wahai revolver berlapis baja
Bernaung di balik tameng kekuasaan fana,  
Di bawah langit kelam kau angkat tongkat besi
Menghujam para reformer berani
Mereka yang berdiri, tak gentar oleh janji
Mimpi terbebas dari tirani.

Tanganmu yang kasar mencengkeram harapan
Memeluk erat mimpi-mimpi dalam kekangan  
Tak peduli teriak tangis atau darah mengalir
Dalam gelap, kau ratakan tanah perjuangan mereka
Kau lupakan suara-suara dari sudut sunyi
Ditelan kebengisan yang kau puja tanpa henti.

Kepada para pemimpin yang duduk di singgasana  
Yang mendengar, tapi memilih tuli di telinga
Berapa nyawa lagi yang harus terkapar?  
Berapa darah yang jatuh terpapar?

Laknatlah kalian, yang membungkam kebenaran
Menindas mimpi dengan tangan besi dan ketakutan
Tapi ingat, wahai penguasa tak berhati
Sejarah akan menuntut darah yang kau cucurkan  
Tak ada kekal di bawah matahari
Laknatkan namamu dalam ingatan kami

Reformer takkan mati, meski kau coba habisi
Di hati rakyat mereka abadi
Api perlawanan takkan pernah padam  
Meski dirimu mengira kemenangan ada di tangan
Laknat bagi penguasa yang membiarkan darah mengalir,
Di tanah ini kebenaran pasti berdiri meski kau coba musnahkan

Baca juga: [Puisi] Pilihan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun